Fact Finding Mission dari Federal Ministry of Education and Research of Germany

Sejumlah delegasi dari Jerman yang diorganisir oleh BMBF (Federal Ministry of Education and Research) Jerman menyambangi Departemen Teknik Geologi FT UGM pada Jum’at, 18 Januari 2019.

Delegasi yang berjumlah 27 orang tersebut terdiri dari perwakilan BMBF, project management agencies, dan sejumlah ahli dari berbagai bidang keilmuan yang berasal dari berbagai institusi berkunjung dalam rangka Fact Finding Mission, sebuah misi yang bertujuan untuk melakukan penjajagan kerjasama dan kolaborasi riset bertema Resource Efficiency/Circular Economy dan Geo/Natural Hazards.

Tak kalah antusias, 30an peneliti dari UGM dengan berbagai keahlian turut berpartisipasi dalam acara tersebut.

Dalam pidato pembukaannya, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M. – Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni mengungkapkan apresiasi dan harapannya agar kolaborasi penelitian dapat berjalan dengan baik.

Sesuai dengan topik yang diangkat, peserta workshop dibagi menjadi 2 klaster (Ruang 2.2 dan 2.4 KPFT UGM) dengan pembahasan masing-masing Resource Efficiency/Circular Economy dan Geo/Natural Hazards sesuai dengan bidang keahliannya.

Dalam workshop Klaster Resourse Recovery and Circular Economy dibagi dalam 2 subgrup: grup Circular economy (recyling) dan grup resource recovery.

Subgrup recycling menyepakati topik bersama yaitu urban mine, terutama yang terkait dengan electronic waste, dan dikhususkan pada metal-nonmetal separation dan recovery of valuable metal. Ada kemungkinan topik tersebut difokuskan pada limbah baterai litium. Cakupan riset pada topik ini dimulai dari collection, dismantling hingga recovery.

Untuk sub-grup resource recovery, presentasi diwakili oleh Geothermal Research Center dan Mineral Resource Group dari Teknik Geologi UGM. Adapun topik yg disepakati adalah: recovery of valuable metals from geothermal brine and geothermal sludge dan process improvement pada ekstraksi nikel laterit.

Sedangkan dari Klaster Natural Hazards dilaporkan ada beberapa kesamaan frekuensi dalam penentuan fokus riset antara lain: early warning in multi-hazards, cascading disasters, tracking sources of hazards, risk communication to enhance DRR and strengthening capacity, dalam hal ini fokus pada (namun tidak terbatas pada) gempa bumi dan aktifitas/erupsi gunung api, tsunami, land and submarine landslides and/or mount flank collapse. Brainstorming beberapa usulan topik tersebut berkaca pada kejadian bencana di Lombok, Palu, Banten, dan aktifitas Gunung Merapi. Langkah selanjutnya adalah korespondensi online untuk pengerucutan/arrangement draf kesepakatan secara tertulis.

Humas Departemen (Wita) | 21 Januari 2019