Delegasi Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat Second Runner Up pada perlombaan Petrochallenge 2019 yang diselenggarakan oleh Next Schlumberger pada acara The 43rd Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition 2019. Perlombaan yang digelar di Jakarta pada tanggal 5 September 2019 ini memiliki tahapan pelaksanaan yang panjang. Tahap awal dimulai dengan tahap seleksi yang diikuti oleh mahasiswa dari semua universitas yang memiliki program teknik perminyakan/teknik geologi dari seluruh Indonesia. Tahap pertama dilakukan seleksi Curriculum Vitae (CV) yang sudah formatnya sudah disediakan oleh panitia. Setelah dinyatakan lolos, mahasiswa tersebut akan digabungkan dalam satu tim yang beranggotakan hingga 4 orang Tim ini terdiri dari 3 mahasiswa dari universitas dan 1 orang dari professional dari perusahaan minyak yang ada di Indonesia. Sebagai nilai tambah, lomba ini dipandu oleh staf professional Schlumberger yang datang langsung dari Amerika.
Handika Lazuardi, mahasiswa Teknik Geologi FT UGM, setelah dinyatakan lolos pada tahap seleksi dokumen, kemudian menjadi salah satu anggota tim yang dengan nama Tim SPE Java Section bersama dengan 1 mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta, 1 mahasiswa Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM) Akamigas Cepu, dan 1 peserta profesional dari Pertamina EP Asset 3 (Wilson Wiranda).
Perlombaan yang dalam pelaksanaannya menggunakan software dari Schlumberger yang bernama Oilsim ini cukup menantang. Setiap tim diminta untuk mengelola suatu perusahaan minyak, mulai dari pengelolaan blok sumur, eksplorasi hingga tahap menjual hasil produksi (minyak) kepada perusahaan lain.
“Tim peserta lomba mendapatkan tugas sebagai geologist yang mengelola data geologi yang meliputi interpretasi peta magnetik, peta gravitasi dan data seismik yang disediakan oleh panitia,” terang Handika ketika ditanya bagaimana proses penilaian lomba tersebut.
Pada tahap awal lomba, delegasi Universitas Gadjah Mada berada diperingkat satu. Posisi tersebut menurun pada pertengahan lomba menjadi peringkat 8 karena blok minyak yang didapatkan malah merugikan perusahaan, namun pada saat pengumuman lomba pada tanggal 6 September 2019, delegasi SPE Java Section berhasil memperoleh peringkat 3. Bukan tanpa sebab, kenaikan peringkat tersebut pasalnya adalah tim menemukan minyak dari salah satu blok yang dikelolanya.
“Sumur kedua berhasil memproduksi minyak yang melimpah,” jelas Handika perihal keberhasilan timnya kembali meroket ke 3 posisi teratas.
Wilson Wiranda (anggota tim, staf Pertamina EP Asset 3) menyatakan bahwa dalam mengikuti perlombaan ini sangat diperlukan kesabaran dan ketenangan. “Jika tidak (sabar dan tenang), peringkat pasti akan turun,” jelasnya.
Handika menyatakan rasa bangganya terlibat dalam acara ini. “Bangga sekali bisa terlibat. Semua universitas di Indonesia mengikuti perlombaan ini, dan banyak profesional yang mengikuti perlombaan ini berasal dari berbagai oil company kenamaan seperti British Petroleum, Premier Oil, PTTEP, SPE Java Section, SKK Migas, ExxonMobil Indonesia, HAGI, dan SM IAGI,” terangnya.
Humas Departemen (Wita) | 27 September 2019