Tim delegasi dari American Association of Petroleum Geologists UGM – SC (AAPG UGM – SC) yang tergabung dalam tim “Gamainmain” berhasil meraih Juara I dalam kompetisi Petrosmart yang diselenggarakan pada hari Jumat, 15 November 2019. Kompetisi ini merupakan bagian dari acara Annual Petroleum Exhibition and Competition 2019, sebuah gelaran kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Society of Petroleum Engineer Universitas Gadjah Mada Student Chapter, dimana pada acara ini juga dilombakan dua cabang kompetisi lainnya, yakni Petrodebate dan Paper Competition.
Tim yang diketuai oleh Asrofi Mursalin (DTGL 2016) dan beranggotakan Christophorus Ariel Sugiarto (DTGL 2016) dan Pascalis Gunung (DTGL 2016) ini berhasil keluar sebagai juara pertama setelah menyisihkan kontestan dari beberapa perguruan tinggi lain seperti Institut Teknologi Sepuluh November, PEM Akamigas Cepu, Universitas Indonesia, Universitas Pembangunan Negeri “Veteran” Yogyakarta, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, dan Institut Teknologi Bandung.
Kompetisi ini diselenggarakan selama satu hari penuh, dan terdiri dari beberapa tahapan, yakni tahap eliminasi, semifinal, dan tahap final. Pada tahapan-tahapan tersebut, para kontestan diuji pengetahuannya dalam beberapa bidang yang terkait dengan produksi migas, seperti geologi, drilling, refinery, eksplorasi, trivia, dan lain-lain, dengan tingkat kesulitan soal yang berbeda-beda pula. Pada kompetisi kali ini terdapat tiga jenis soal berbeda dalam hal mekanisme menjawab, yakni compulsory question yang merupakan soal wajib, toss-up question yang merupakan soal rebutan, dan betting question dimana para peserta diperbolehkan untuk memasang nilai taruhan tertentu yang akan ditambahkan menjadi perolehan poin jika berhasil menjawab dengan benar.
Ariel, salah satu perwakilan dari tim “Gamainmain” berpendapat bahwa kompetisi kali ini cukup sulit dan menantang.
“Kompetisi Petrosmart bagi kami merupakan sebuah kompetisi yang cukup menantang dan menguras pikiran, karena selain kami berkompetisi dengan kontestan lain yang mungkin jauh lebih berpengalaman dalam perlombaan sejenis, kompetisi ini juga menguji pengetahuan kami dalam bidang perminyakan, sebuah bidang yang sebenarnya tidak begitu kami kuasai mengingat latar belakang kami sebagai mahasiswa Teknik Geologi. Namun demikian, berkat usaha yang keras dan pelajaran yang dapat saya petik dari tiga kompetisi serupa yang telah saya ikuti sebelumnya, Puji Tuhan kami dapat memenangkan kompetisi kali ini.”
Di sisi lain, Asrofi berpendapat bahwa kesulitan juga terletak pada manajemen emosi di panggung.
“Dalam menjawab pertanyaan kita harus memperkirakan apakah jawaban yang muncul di pikiran kami benar atau salah dan dalam waktu yang relatif singkat, mengingat kebanyakan soal yang diberikan bersifat soal rebutan. Di satu sisi, ketika kami memencet bel lebih cepat dari kontestan lain dan jawaban kami diputuskan salah, kami akan mendapat pengurangan poin, namun di sisi lain, jika kami memencet bel terlalu lama karena terlalu banyak berpikir, maka bisa jadi poin akan jatuh ke pihak lawan dan perolehan poin kami semakin tertinggal.”
Tim delegasi dari AAPG UGM-SC ini cukup bangga dengan perolehan kali ini, dan berharap dapat mengharumkan nama Universitas Gadjah Mada dalam kesempatan lain.
“Semoga prestasi yang kami bawakan tidak terbatas pada kompetisi ini, namun juga dalam kesempatan lain kedepan”, pungkas Gunung.
Humas Departemen (Wita) | 28 November 2019