Penulis: Clearesta Dian Maria Banurea
Ini adalah sebuah cerita rakyat daerah Grobogan, cerita ini mengenai kakak beradik yang berkelana memecahkan teka teki, mencari setiap kepingan dari teka teki yang bahkan mereka tidak mengetahui dimana letak kepingan tersebut. Dimulai dari matahari terbit, hingga matahari berada di sebelah barat, begitulah keseharian mereka. Mencari dan terus mencari, mendaki gunung, melewati lembah, menyebrangi sungai, berusaha tetap gigih dan tidak patah semangat. Ya, saling mendukung adalah kuncinya. Sesekali mereka bertemu dengan warga sekitar, berbincang mengenai kerasnya menjalani kehidupan di daerah. Mencari kayu sebagai sumber mata pencaharian, kemudian dijadikan arang, maupun perabotan. Menaiki bukit dengan tujuan mengumpulkan kayu dan turun dengan memikul kayu di pundaknya. Sudah biasa katanya, demi memenuhi kebutuhan pokok dan menyekolahkan anak-anak, dengan harapan tamat SMA sudah dapat mencari penghasilan dan membantu orang tua. Setelah berbincang, kakak beradik tersebut melanjutkan pencariannya. Walau terkadang ada saja hambatan, “lumpur hisap”, dan panasnya terik matahari yang membakar kulit contohnya, tidak menjadi penghambat mereka, justru mereka menganggap hal tersebut lelucon. Di saat menghadapi masalah, terkadang kita perlu untuk meninggalkan pikiran yang membuat lemah dan berpegang teguh pada pikiran yang memberikan kekuatan.
Penulis: Dhia Nabilah Putri
Pemetaan Geologi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa program sarjana Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Waktu yang digunakan untuk melakukan pemetaan adalah pada libur semester, tepatnya bulan Juli 2024. Untuk lokasinya sendiri, mahasiswa angkatan 2022 mendapat Zona Kendeng yang merupakan deretan pegunungan dengan arah memanjang barat-timur, membentang dari Semarang hingga Lamongan.
Sebelumnya telah dilakukan pengundian untuk menentukan kavling mana yang akan kami petakan. Saya sendiri mendapatkan kaveling 125 yang berlokasi di Desa Sumberbening, Bringin, Bobol, dan Rejuno, yang berada di Kecamatan Bringin, Ngambon, dan Karangjati, termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Ngawi dan Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Luasan daerah pemetaan adalah seluas 20 km2. Kalau berbicara mengenai kavling 125, hal yang paling menonjol adalah keberadaan Waduk Sangiran yang membentang kurang lebih 1/6 bagian dari area pemetaan saya. Waduk ini berbentuk tidak beraturan dan unik, seperti memperlihatkan pola kelurusan yang dapat mengindikasikan bahwa waduk ini terbentuk secara natural serta terkontrol oleh struktur. Selain dimanfaatkan sebagai tempat sarana irigasi, Waduk Sangiran ini juga banyak digunakan sebagai wahana rekreasi. Saya dan teman-teman sekelompok saya juga sempat healing ke sana untuk naik perahu wisata.
Penulis: Althaf Baihaqi
Pemetaan geologi bukan hanya tentang menghasilkan peta, tetapi juga mengungkap rahasia bumi untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan serta mitigasi risiko geohazard. Melalui kegiatan ini, kita dapat memahami struktur lapisan bumi, menganalisis potensi sumber daya, dan merancang strategi pengelolaan wilayah dengan lebih baik.
Bagi mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), pemetaan geologi adalah lebih dari sekadar praktik lapangan. Kegiatan ini menjadi wadah untuk menerapkan teori yang dipelajari di kelas ke dunia nyata, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan tekad untuk menjadi agen perubahan di bidang geosains, mahasiswa UGM menjadikan setiap langkah di lapangan sebagai bagian dari perjalanan untuk memahami bumi, melindungi lingkungan, dan membangun masa depan yang lebih baik.