Ratusan mahasiswa baru, Gadjah Mada Muda Teknik Geologi FT UGM mengikuti pelatihan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada hari Senin, 12 Agustus 2019. Agenda yang baru pertama kalinya digelar ini dilaksanakan pukul 13.00 – 16.00 setelah pelaksanaan Info Day di Ruang 2.1 Departemen Teknik Geologi FT UGM yang telah terlaksana pada pukul 07.00 – 12.00.
Acara ini diawali dengan briefing dengan judul Pengenalan SHE Mahasiswa Baru Departemen Teknik Geologi FT UGM oleh Aminudin Arhab, Kabid Kepala K3L, Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L UGM).
Dalam penjelasannya Aminudin menerangkan bahwa bahaya/bencana bisa terjadi dimana saja, termasuk di lingkungan kampus. Dan UGM memiliki komitmen kuat untuk menjaga keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja seluruh civitas akademika di lingkungan kampus.
Melalui pengenalan akan K3L, diharapkan peserta mampu tanggap, peka, dan peduli serta mematuhi aspek K3L serta bersedia melapor kepada petugas jika terjadi gangguan ketertiban, keamanan, dan keselamatan kampus di UGM. Pada kesempatan itu juga diperkenalkan aplikasi BANTU yang dapat diunduh dari playstore mobile phone. Aplikasi layanan kedaruratan ini dapat digunakan mahasiswa ketika memang diperlukan.
Seusai briefing, mahasiswa diajak untuk melakukan simulasi bahaya/bencana. Saat alarm berbunyi, mahasiswa diminta keluar dari gedung menuju titik kumpul di depan gedung Teknik Geologi. Dr. Sugeng Sapto Surjono, Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat FT UGM memberikan pengarahan pentingnya untuk mengenali lokasi akses keluar dari gedung pada saat terjadi bencana/bahaya.
“Pada saat terjadi gempa, biasanya reaksi orang biasaya akan lari keluar ruangan. Padahal itu bahaya. Mestinya, tindakan yang benar harusnya adalah mencari tempat berlindung, bisa di bawah meja atau kursi yang kokoh,” terangnya.
Selanjutnya, mahasiswa diarahkan untuk menuju area parkir FT dimana disana telah disiapkan beberapa peralatan untuk pelatihan pemadaman api pada saat terjadi kebakaran. Pada latihan tersebut, ada beberapa skala kebakaran yang ditunjukkan dan cara memadamkannya.
Pada kesempatan itu ditunjukkan, pemadaman api dengan skala yang relatif dapat menggunakan karung goni yang dibasahi dengan air. Untuk api skala sedang dan besar dapat dipadamkan menggunakan selang air dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
“Yang terpenting ketika terjadi bahaya kebakaran adalah tidak panik, namun tetap waspada,” pungkas Fernando Marpaung, Kasubid Keselamatan Infrastruktur yang pada saat itu bertugas sebagai narasumber dan instruktur pelatihan.
Humas Departemen | Wita
13 Juli 2019