MENGUNGKAP JEJAK GEOLOGI DAN KEARIFAN LOKAL DESA SUMBEREJO DAN SEKITARNYA KECAMATAN MARGOMULYO, KABUPATEN BOJONEGORO, PROVINSI JAWA TIMUR

Penulis: Raihan Al Muhaimi

Pemetaan Geologi atau mahasiswa biasa menyebutkan kuliah lapangan (KL) merupakan kegiatan inti akademik dimana ilmu yang dipelajari di perkuliahan akan diterapkan di kegiatan ini.  Ibu Ir. Esti Handini, S.T., M.Eng., D.Sc., IPM. selaku ketua pelaksana kuliah lapangan 2024 yang sudah mempersiapkan timeline, arahan, dan saran baik kuliah lapangan Bayat maupun kuliah lapangan mandiri. Pada tahun ini, kuliah lapangan mandiri dilaksanakan di Zona Kendeng. Sejumlah 136 peserta kuliah lapangan memiliki kavling 4 x 5 km yang melampar dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ke timur sampai Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 15 Juli – 9 Agustus 2024. Kelompok 21 yang beranggota Raihan Al Muhaimi, Gusti Muhammad Fiqry, Nareswara Kanya Maharsi, Nadine Filzah Al-Phasa, dan Muhammad Ghirazdha Achyar melakukan pemetaan geologi di daerah perbatasan Kabupaten Bojonegoro dan Ngawi.

Raihan Al Muhaimi pemiliki nomor kaveling 46 melakukan pemetaan geologi Desa Sumberejo dan sekitarnya, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Jarak kavling dengan pondokan cukup jauh, yaitu sekitar 7 km dan melewati 4 hutan. Penerapan 5S (salam, sapa, senyum, sopan, santun) yang sudah diajarkan kakak – kakak tingkat sangat berpengaruh di kuliah lapangan mandiri. Pasalnya, warga sekitar selalu senyum ketika bertemu dan sangat ramah di lapangan. Terkadang warga sering menanyakan dengan bahasa Jawa “ajeng tenpundi mas?” dan tidak jarang juga menawarkan makanan atau minuman. Pemanfaatan lahan oleh masyarakat setempat, seperti perkebunan jagung, tebu, dan singkong mendominasi area pertanian. Hal ini menunjukkan harmoni antara kekayaan geologi dan aktivitas ekonomi masyarakat. Saat mapping, masyarakat sudah melakukan panen sehingga singkapan mudah terlihat di antara lahan perkebunan. Litologi yang paling umum ditemukan, yaitu batulanau karbonatan yang hampir mencakup keseluruhan kaveling Raihan. Selain itu, dilakukan pencatatan struktur, stratigrafi, deskripsi litologi di setiap stasiun tempat titik amat (STA). Saat malam hari, kelompok 21 bertukar pendapat dan berdiskusi mengenai geologi daerah penelitian.

Kuliah lapangan di Desa Sumberejo meninggalkan kesan mendalam bagi setiap anggota kelompok 21. Raihan merasa bahwa pengalaman ini mengasah kemampuan beradaptasi di daerah yang baru. Egi dan Fiqry mengapresiasi bagaimana materi – materi geologi yang mereka pelajari di kelas menjadi nyata di lapangan. Sementara Kanya dan Nadin merasa terinspirasi oleh kearifan lokal masyarakat yang mampu memanfaatkan alam secara baik. “Kecamatan Margomulyo bukan sekadar tempat belajar, melainkan pengingat tentang pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan alam,” ujar Fiqry Ketua kelompok 21. Pengalaman ini menjadi motivasi untuk terus belajar dan berkontribusi dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Kuliah lapangan mandiri di Desa Sumberejo dan sekitarnya menjadi bukti bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga di alam terbuka yang menyimpan jutaan cerita dan pelajaran.

Gambar 1. 1 Dokumentasi bersama Pak Kasmani (Kepala Desa Ngalangan)

Gambar 1. 2 Dokumentasi bersama Ibu Sus pemilik kantin Kantor Desa Kalangan

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024