Mengungkap Rahasia Geologi di Zona Kendeng: Potensi, Dinamika, dan Sejarahnya

Penulis: Fikrah Alfathani

Zona Kendeng, yang membentang dari Jawa Timur hingga Jawa Tengah, menyimpan beragam keunikan geologi yang menarik untuk diteliti. Salah satu lokasi yang menjadi sorotan adalah daerah pemetaan Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Jati, dan Pitu, Kabupaten Ngawi dan Blora. Dengan luas sekitar 20 km², wilayah ini menawarkan potensi ilmiah yang besar dalam memahami dinamika geologi, sejarah, serta implikasi lingkungannya.

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan pemetaan geologi berbasis Digital Elevation Model (DEM), observasi lapangan, dan analisis petrografi hingga paleontologi. Setiap temuan ditransformasikan menjadi peta geologi skala 1:25.000 yang merekam geomorfologi, stratigrafi, dan struktur daerah.

Zona Kendeng terkenal dengan formasi geomorfologi unik, seperti:

  1. Perbukitan Kuesta Terdenudasi Sedang: terletak di bagian utara hingga timur laut, terbentuk dari proses sedimentasi laut dalam yang dipengaruhi material vulkanik dan proses eksogenik.
  2. Dataran Aluvial: meliputi area landai dengan potensi sumber daya air namun rentan terhadap banjir.
  3. Perbukitan Kuesta: mendominasi wilayah, dengan struktur geologi kompleks seperti antiklin, sinklin, dan sesar naik.
  4. Dataran Antar Perbukitan Kuesta: wilayah datar dengan dominasi aktivitas erosi.

Keberagaman morfologi ini mencerminkan interaksi antara proses endogenik seperti tektonik dan eksogenik seperti pelapukan serta erosi.

Penelitian ini mengungkapkan adanya tiga satuan batuan utama:

  • Batulanau Tufan Karbonatan (N18-N19): terbentuk dari pengendapan laut dalam.
  • Perselingan Batupasir Karbonatan dan Batulanau Tufan Karbonatan (N17-N18): menunjukkan variasi lingkungan pengendapan.
  • Batupasir Gampingan (N16-N17): mengindikasikan periode sedimentasi vulkanik yang signifikan.

Lapisan-lapisan ini merekam sejarah geologi yang kompleks, termasuk perubahan muka laut, aktivitas vulkanik, dan tektonisme yang mencetak bentuk wilayah seperti saat ini. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa wilayah ini awalnya merupakan lingkungan laut dalam yang mengalami proses sedimentasi. Aktivitas tektonik dan vulkanik berikutnya menciptakan struktur-struktur kompleks seperti antiklin, sinklin, dan sesar. Perubahan ini tidak hanya mengubah bentang alam, tetapi juga menambah dimensi baru pada potensi geologi lokal.

<p style=”text-align: center;”

Penelitian ini membuktikan bahwa pemetaan geologi bukan sekadar aktivitas akademik, tetapi juga upaya memahami dinamika alam untuk mendukung pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan. Desa Gembol dan sekitarnya menjadi bukti bagaimana zona geologi dapat menjadi laboratorium alam yang kaya untuk masa depan ilmu pengetahuan dan pembangunan.

 

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024