Penulis: Jea Dewangga
Minggu itu menjadi momen yang tak terlupakan bagi Kelompok 1 dalam kuliah lapangan Geologi di Mluweh, Semarang. Naila, Dzaky, Fany, Jea, dan Gebagas—anggota kelompok tersebut—memulai perjalanan dengan semangat dan rasa penasaran yang tinggi. Setelah briefing singkat dari dosen, mereka segera menuju lokasi kavling masing-masing, membawa peralatan lengkap mulai dari kompas geologi hingga palu geologi. Dengan pemandangan perbukitan Mluweh yang memukau, mereka memulai eksplorasi, mencatat setiap detail geologi di sekitarnya.
Dokumentasi Anggota Kelompok 1 Pemetaan Geologi
Setiap anggota memiliki tugas di kavling tertentu, namun kerjasama tetap menjadi kunci utama. Naila dengan cekatan mengukur kemiringan lapisan batuan, sementara Dzaky memastikan pencatatan stratigrafi berjalan akurat. Di sisi lain, Fany dan Jea melakukan analisis petrografi sederhana di lapangan dengan bantuan lensa pembesar, sambil mendiskusikan kemungkinan proses geologi yang membentuk area tersebut. Gebagas bertanggung jawab memetakan pola kekar batuan dan sesar kecil yang ditemukan di kavlingnya. Meski terkadang menemui kesulitan karena medan yang terjal atau cuaca yang panas, mereka saling mendukung untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
Menjelang sore, seluruh anggota kelompok berkumpul untuk merekap data dan membandingkan hasil masing-masing. Diskusi berlangsung seru, disertai candaan yang membuat lelah mereka sedikit berkurang. Kebersamaan ini tak hanya memperkaya pemahaman geologi mereka, tetapi juga mempererat hubungan antaranggota. Kuliah lapangan di Mluweh bukan hanya soal belajar, tetapi juga tentang merasakan langsung dinamika alam dan membangun kerja sama yang erat. Momen ini akan selalu menjadi bagian penting dari perjalanan akademik mereka.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024