Kuliah Lapangan yang Menyenangkan: Menemukan Struktur Geologi Menarik di Kendeng

Penulis: Grace Eileen Lomonta Simamora

Kuliah lapangan menjadi hal yang wajib dilakukan bagi seluruh mahasiswa teknik geologi. Kegiatan kuliah lapangan memberikan pengalaman langsung identifikasi objek geologi dengan kompleksitas yang beragam langsung di lapangan. Pengalaman lapangan ini menjadi bekal utama bagi mahasiswa geologi untuk bisa terjun di dunia kerja maupun dunia profesional lainnya. Seperti halnya yang telah kami laksanakan pada bulan Juli – Agustus 2024 lalu, kami mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada Angkatan 2022 telah melaksanakan serangkaian kegiatan kuliah lapangan yang dibuka dengan kegiatan kuliah lapangan di Bayat dan dilanjutkan dengan pemetaan geologi mandiri di kavling masing – masing di Zona Fisografi Kendeng. Betul, beruntungnya kami mendapatkan bagian pemetaan geologi di Zona Kendeng yang memiliki kompleksitas struktur geologi. Zona fisiografis yang terbentuk akibat pembukaan cekungan belakang busur magmatisme yang kemudian mendapatkan gaya kompresi menyebabkan struktur sesar anjak dan lipatan tersebar luas sepanjang area pemetaan. Ditambah dengan produk sedimentasi yang beragam mewarnai kolom stratigrafi para peserta pemetaan geologi 2022. Puji Syukur, kami Angkatan 2022 berhasil melewatinya!

Gambar 1 Menyelesaikan kuliah lapangan Bayat!

Kegiatan kuliah lapangan ini dimulai dengan pembiasaan kami dengan kegiatan lapangan di Kampus Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 10 hari dengan jadwal yang penuh. Kami dibangunkan sedari jam 4 pagi untuk mulai persiapan kegiatan lapangan dan tidak dipersilakan masuk area kampus lapangan sebelum jam 5. Untuk masuk ke dalam area kampus lapangan pun kami perlu melewati serangkaian pengecekan lengkap data lapangan oleh asisten baru diperbolehkan masuk dan bebersih di kampus lapangan. Huft.. memang melelahkan, tetapi yang kami ketahui disini pasti ada maksud baik asisten dan dosen dalam melakukan hal ini. Emas tidak terbentuk dalam kondisi yang biasa saja bukan? Singkat cerita, kami seluruh peserta kuliah lapangan berhasil menyelesaikan kegiatan Kuliah Lapangan Bayat tanpa kurang satu hal pun. Poster telah usai, presentasi konten selesai, prosesi pembakaran poster pun telah dilakukan. Seusai kegiatan Kuliah Lapangan Bayat, sampailah kami pada kegiatan utama yaitu Pemetaan Geologi Mandiri. Usai sampai Jogja, kami beberes barang, mencuci baju lapangan, belanja keperluan harian untuk siap menghadapi kegiatan pemetaan mandiri yang jauh dari Jogja. Area pemetaan kami tersebar dari sisi paling barat berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah sampai ujung timur ada Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Akhirnya mulailah kami menyebar dan siap menaklukan kuliah lapangan.

Gambar 2 Kegiatan pembakaran poster sebagai ritual penutup kegiatan kuliah lapangan bayat

Sragen, Agustus 2024

Area pemetaan saya berada di Grobogan, Jawa Tengah. Butuh waktu tiga jam untuk mencapai area pemetaan. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Area Kendeng penuh dengan struktur geologi dan batuan sedimennya, pada segmen ini saya akan menceritakan pengalaman menarik dari objek geologi menarik apa yang saya temukan di area pemetaan. Sebelum melakukan pemetaan dilakukan kegiatan pra-survei yang berisikan pembuatan peta dasar, analisis DEM, pembuatan peta lintasan, selanjutnya dilakukan kegiatan reconnaissance dan kegiatan pemetaan geologi siap dilaksanakan. Periode awal pemetaan saya isi dengan berkeliling kavling untuk mencari singkapan-singkapan yang menarik ataupun sekedar mengetahui jalan -jalan yang mungkin atau tidak mungkin saya lewati. Area pemetaan saya (Kavling 85) memiliki beberapa objek geologi yang menarik baik dari segi struktural, litologi, ataupun stratigrafi. Saya menemukan adanya serangkaian sesar turun yang membentuk graben dengan orientasi yang sama dengan lipatan. Bukankah tidak mungkin ditemukan sesar turun searah dengan lipatan? interpretasi sementara yang saya pikirkan mungkin hal ini terbentuk akibat sesar geser dan menghasilkan sebuah flower structure. Kegiatan pemetaan pun saya lanjutkan dengan penemuan lapisan – lapisan tegak pada daerah pemetaan. Hal yang lebih unik lapisan tegak ini hanya berjarak 100 m dari lapisan yang landai dan menyisakan tanda tanya struktur apa yang membentuk area pemetaan saya seperti ini. Kemudian saya juga menemukan lapisan tegak ketika melakukan kegiatan susur sungai. Saya menemukan struktur sedimen yang memiliki pola sequence bouma pada lapisan tegak. Betapa beruntungnya saya menemukan marker stratigrafi seperti ini. Struktur sedimen tersebut akan saya jadikan kunci dalam interpretasi sejarah pembentukan daerah pemetaan. Selebihnya saya hanya berkeliling dan mengukur strike dip tiap lapisan yang saya temui. Dan memang ditemukan adanya lipatan dilihat dari pasangan jurus dan kemiringan dari lapisan batuan yang ditemukan. Sampai akhirnya saya menyelesaikan kegiatan pemetaan geologi dengan perolehan 103 STA dengan berbagai kenampakan geologi yang saya dapatkan.

Gambar 3 Penemuan pola sequence bouma yang mencirikan endapan turbidit pada lapisan fine sand

Gambar 4 Berpose didepan lapisan tegak kendeng!

Yogyakarta, September 2024

Masuklah kami kedalam kegiatan pelaporan. Data lapangan yang sudah dihimpun diolah dalam aplikasi GIS. Sampel yang sudah diambil dipreparasi dan dianalisis untuk membantu interpretasi proses geologi yang terjadi. Hasil dari pemetaan menunjukkan adanya anticlinorium yang melewati area pemetaan sehingga ditemukan dua lipatan pada area pemetaan. Sesar yang ditemukan pun juga sangat menarik. Ditemukan sesar naik yang menjadikannya kontak antar formasi. Benar-benar hal yang menarik yang pernah saya temui. Dimana materi text book tentang struktur yang selama ini saya pelajari di kelas bisa saya temui langsung di lapangan dengan determinasi dan pengamatan saya sendiri. Masih ingat dengan sesar turun yang saya ceritakan diatas? Setelah saya olah ternyata didapatkan sebuah kesimpulan bahwa serangkaian sesar turun itu terbentuk akibat runtuhnya lapisan puncak antiklin. Betapa menariknya kavling pemetaan saya. Selanjutnya di area pemetaan saya menemukan adanya sesar geser yang saya interpretasi berdasarkan skema riedel shear. Ditemukan juga lipatan yang terpotong sesar, ditemukan juga teori struktur simple shear dan pure shear dibuktikan langsung di lapangan. Analisis struktur menjadi bagian paling saya kagumi betapa asyiknya mempelajari struktur geologi langsung di lapangan. Selain itu pengolahan data stratigrafi juga sangat saya nikmati. Dengan penemuan struktur geologi yang menunjukkan pola sequence bouma saya menjadi lebih mudah dalam menginterpretasi proses geologi yang membentuk area pemetaan. Analisis paleontologi juga membantu membuktikan adanya kontak struktur geologi pada dua formasi yang berbeda.

Gambar 5 Serangkaian sesar turun yang terbentuk akibat runtuhnya puncak antiklin

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024