Pos oleh :

admin

GUEST LECTURE (COMPULSORY for ALL KNB STUDENTS and OPEN for INDONESIAN Students)

GUEST LECTURE
(COMPULSORY for ALL KNB STUDENTS and OPEN for INDONESIAN Students)

Day/Date : Friday/24 January 2014
Place : Blue Meeting Room – Civil&Environmental Eng. Dept. UGM – 3rd Floor

– Prof. Hiroshi Fukuoka (Kyoto University) : “Landslide Dynamics and Monitoring”
08:00 – 10:00 am (60-90 minutes lecture, 30 minutes discussion)

– Prof. Hemanta Hazarika (Kyushu University) : “Emerging Non-Dilatant Geomaterials towards Geohazards Prevention”
10:00 – 11:30 am (60 minutes lecture, 30 minutes discussion) read more

Kuliah Umum oleh Prof. Kyuro Sasaki, Kyushu University, Jepang

Dibawah program JPDP (Japanese Professor Dispatch Program) AUN/SEED-Net, pada tanggal 3 Maret 2014, kembali Jurusan Teknik Geologi FT UGM menerima kunjungan dari Japanese Supporting University Professor, yaitu  Prof. Kyuro Sasaki, salah satu pengajar dari Kyushu University, Jepang. Sebagaimana diketahui bahwa untuk melaksanakan program internasional pendidikan master dan doctor, Jurusan Teknik Geologi mendapat support dari Universitas ternama dari Jepang, dimana pada fase ke-tiga ini, Universitas Jepang yang terlibat adalah Kyushu, Kyoto dan Hokkaido Universities. Bentuk dukungan itu salah satunya adalah pembimbingan bersama untuk mahasiswa S-3, joint research, penggunaan fasilitas laboratorium dan sebagainya. read more

PEMANFAATAN ZEOLIT SEBAGAI PENGIKAT PUPUK UREA

Thesis Deddy Alisyahbana

Ada 3 cara pemupukan tanaman yaitu pemupukan melalui akar, pemupukan
melalui daun dan pemupukan melalui batang. Kelemahan pemupukan melalui
akar adalah sebagian pupuk akar larut oleh air hujan, dan diserap oleh gulma
sehingga hanya sebagian pupuk saja yang dimanfaatkan oleh tumbuhan.
Pemupukan melalui daun, pupuk harus dalam keadaan cair dan hanya dapat
dimanfaatkan untuk tanaman perdu dan berdaun lebar. Kelebihan pemupukan
melalui batang semua unsur pembentuk pupuk dapat diserap oleh tanaman, cara
pemupukan briket pupuk diletakkan diantara pelepah daun sehingga oleh uap air
yang ada diudara pupuk akan “mencair” dan langsung masuk dalam jaringan
tubuh tanaman. read more

EVOLUSI STRUKTUR GEOLOGI DI DAERAH BACK ARC BASIN

Referat C Simada Sembiring

Pembentukan cekungan sangat dikontrol oleh adanya gejala tektonik,
sehingga banyak cekungan di kulit bumi yang pembentukannya berhubungan
dengan sesar, utamanya sesar turun, namun hubungan antara 2 sesar geser
mendatar (strike slip fault) juga dapat mengakibatkan terbentuknya cekungan
pengendapan. Hubungan antara struktur kompresif dan ekstensi penting untuk
dipelajari lebih dalam, terutama pembentukan struktur inverse. Geometri dari
cekungan tipe ini dapat sangat bervariasi sesuai dengan pola tegasan yang terjadi.
Deformasi (Ramsay dan Huber, 1983) merupakan perubahan geometri suatu
material karena terkena suatu gaya. Sebagai studi kasus, batas selatan Zona
Kendeng pada awal terbentuknya merupakan sesar turun, kemudian mengalami
kompresi dan pada sesar turun tersebut akan mengalami inversi.
Kata kunci : deformasi, sesar turun, inversi, cekungan. read more

Impact of 2010 Merapi Volcanic Ash Eruption in Indonesia for Water Supplies

The 2010 eruptions of Merapi Volcano in Indonesia, began in late   October 2010 when Merapi Volcano in Central Java, Indonesia began an increasingly violent series of eruptions that continued into November.
Beside respiratory health effect to human health, volcanic ash may result in short-term physical and chemical changes in water quality. The addition of volcanic ash to water supplies can lead to a change in
water quality. The most common ash-contamination problems result from a change in turbibity and acidity, but these usually last a few hours to a few days unless the ash fall occurs for prolonged periods of time. For longer period, the effect of pyroclastic flow was also suspected to efect of surface water, in fact the material of pyroclastic flow consist of fresh volcanic material which can carry a variety of metals and other potentially-pathogenic trace elements. In this study, thirty water samples were obtained from several water supplies including groundwater, surface water, waterworks company, and spring, which collected on the day after eruption. The result showed that some of some water samples has been contaminated by volcanic ash.
Some parameters including Total Suspended Solid, Color, pH, Iron, Mangan, Nitrate, Lead, Cadmium, Selenium were detected above the threshold. Especially for Selenium, it was considered high and the source of selenium was considered from sulfur composition in volcanic ash sample. On the other hand, the impact of pyroclastic flow for water supplies has been carried out, by sampling five location of  surface water in two month after eruption. Water quality data obtained from several rivers in study area indicated Iron, pH, turbidity and Total Suspended Solid were above the threshold. In particular, the suspension of ash in water can block intake filters and cause wear and tear on components of water treatment plants due to its abrasive and corrosive nature. High turbidity levels can compromise the effectiveness of disinfection of pathogenic micro-organisms. Other effects are high water demand for cleanup depleting water storage in reservoirs, and the leaching of soluble components, particularly acidity, into receiving waters.*** read more

GEOLOGY AND GEOCHEMICAL CHARACTERISTICS OF MESOZOIC GRANITOID ROCKS

he study area is located in the western part of Kalimantan, between the latitude 2º 15’S to 2º 15’N, and longitudes 108º 55’ and 113º 10’E. The six administrative districts within the study area are administered respectively from the towns of Sanggau, Singkawang, Sambas, Pontianak, Ketapang and Nangapinoh. Kalimantan can be divided into several roughly E-W trending tectonic provinces. The northern portion of the island is dominated by the Cretaceous and Eocene to Miocene geological units. The Schwaner Batholith itself is a triangular exposure of Cretaceous granitic rocks which intrude into Paleozoic and Mesozoic volcanics, volcaniclastics, and marine sediments.
The main purpose of this research work is to understand the geology and geochemical characteristics of granitoid rocks of the area and to establish the relation of its rocks with association of mineralization in the area. The analytical methods such as petrography, ore mineralogy, X-ray Fluorescence (XRF) and Inductively Coupled Plasma Mass Spectroscopy (ICP-MS) have been conducted for this research.
The granites, granodiorites, tonalites, quartz monzonites, and quartz monzodiorites of the western Kalimantan area have calc-alkaline fractionation trends that are consistent with magmas formed at volcanic arc setting. Characteristics vary slightly between samples but generally have I-type signatures. Normalized trends and tectonic comparisons for REE suggest that the granitoid rocks from the area are the crystallization product of an initial partial melting of any combination of volcanic-arc environment and active continental margins.
Mineralizations are mostly associated with Cretaceous granites bodies and some are related with younger Miocene intrusive rocks which are mostly occured along the marginal parts of granite plutons. It is also related with structural control that can be seen at the deposit scale. This mineralization displays both of the shallow level to deep level environments. Potential mineralizations have the highest copper grade of 26,500 ppm, zinc 369,000 ppm, lead 216,000 ppm, silver 1,580 ppm, cassiterite 31,200 ppm and manganese 10,100 ppm. Other base element nickel (Ni) and chromite (Cr) have low contents, in which the highest grade for nickel is only 20 ppm and chromite is merely 290 ppm. read more

KAJIAN GEOLOGI TEKNIK UNTUK KEPENTINGAN MILITER

Pemanfaatan geologi yang diketahui pertama kali untuk penilaian medan peperangan terjadi di Katzback pada 1813 dan berkonstribusi dalam mengalahkan Tentara Napoleon. Semenjak itu, sebagian besar kegiatan militer besar mulai memanfaatkan ahli siasat geologi untuk mengevaluasi medan dan roman-roman atau menjalankan aksi peperangan secara langsung. Nilai pengalaman ahli geologi dikenal dalam buku-buku seperti penerapan militer geologi pada 1859 dan 1885 dan terbitnya “Militargeologie” pada 1913 oleh perwira Angkatan Darat Jerman.
Selama Perang Dunia I, data geologi mulai tersedia pada peta-peta khusus untuk
lalu-lintas dan pergerakan perbekalan, kendaraan dan personil, mengidentifikasi air dan sumber material-material konstruksi, merencanakan dan mendesain benteng pertahanan di permukaan tanah dan di bawah tanah, dan memimpin peperangan bawah tanah dengan susur terowongan. Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (1917–1918) menyiapkan peta geologi teknik pertama kali untuk keperluan peperangan dan konstruksi bangunan lapangan. Seluruh pasukan menyatakan pentingnya geologi terkait perang untuk sesumber, strategi, dan pemahaman karakteristik medan peperangan untuk siasat dan penyerbuan.
Petunjuk lapangan tertulis bagi Geologi Militer (Wehrgeologie) diterbitkan oleh Angkatan Darat Jerman pada 1938. Penilaian geologi untuk wilayah peperangan yang potensial dan roman-roman startegis menjadi makin bertambah penting selama Perang Dunia II, sebagai contoh, peta topografi Jerman sebelum perang
yang memuat Afrika Utara dengan lokasi sumber air dan wadi, rintangan berupa dinding curam yang mempengaruhi pergerakan kendaraan bermesin. Satuan Geologi Militer Amerika Serikat menyiapkan folio-folio geologi untuk kegiatan di Eropa Selatan dan seluruh wilayah Kepulauan Pasifik. Satuan Geologi Militer Inggris menyediakan peta dan penasehat geologi untuk kegiatan di Eropa Barat.
Perbaikan infrastruktur-infrastruktur geologi tanpa henti membantu sejumlah kegiatan seperti pemilihan lokasi pendaratan pesawat dan lapangan terbang, pelabuhan pantai dan pendaratan darurat, lokasi dan konstruksi instalasi  perlindungan permukaan dan bawah tanah. Hal yang serupa dengan pekerjaan ini,
sebagai contoh, pelabuhan untuk pendaratan Normandy. Geofisika militer menjadi penting bagi tujuan kelautan, sebagai contoh, pengembangan magnetik dan ilmu bunyi bagi tambang aktif, menelusuri Kapal Selam U milik Jerman dan menyediakan peta bawah samudera dan endapan-endapan, teknik-teknik
pengindera panas udara dalam mengidentifikasi pergerakan pada Era Vietnam di bawah lebatnya hutan. Selama 1940-an dan 1950-an, prinsip-prinsip dan teknik- teknik ilmu kebumian dimanfaatkan pada suatu skala baru bagi tujuan militer dan keteknikan.
Penelusuran terowongan yang berhasil dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Serikat pada Perang Sipil dan oleh Inggris pada Perang Dunia II, meginspirasi suatu persenjataan dalam penyerangan besar Korea Utara pada 1950-an.
Terowongan penyusupan banyak ditemukan pada saat ini di bawah Zona Demiliterisasi atau Demilitarized Zone (DMZ) dan Korea Selatan. Cabang Geologi Militer tetap, Badan Survei Geologi Amerika Serikat (1946),
mempelajari lokasi uji atom di Pasifik dan Nevada. Penelitian oleh Kesatuan Insinyur Angkatan Darat Amerika Serikat dan Kesatuan RAND memimpin desain dan konstruksi instalasi-instalasi bawah tanah pada 1960-an. Ahli kebumian menginterpretasi peledakan nuklir Rainier (1957) dan membedakan antara
ledakan nuklir dan peristiwa gempa. Proyek Keamanan Nasional ini (1957–1966) bergantung pada sejumlah prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmu kebumian, dan program Plowshare dari 1960-an yang menyesuaikan database ini untuk sejumlah kekuatan militer dan keperluan industri.
Upaya geologi selama Era Vietnam dalam perang gerilya yang tersebar luas mengharuskan suatu kelompok membentuk pendekatan dengan membuat foliofolio dan peta topografi oleh satuan geologi terpusat. Fungsi-fungsi geologi secara luas terfokus kembali dari kekuatan pertempuran angkatan bersenjata terhadap
Agen Intelijen Pertahanan pada 1970-an. Banyak Proyek Keamanan Nasional melayani penegakan militer dan bergantung pada prinsip-prinsip ilmu kebumian. read more

Jadwal Kegiatan Akademik Semester Genap Tahun Akademik 2013/2014 Jurusan Teknik Geologi FT UGM

Jadwal kegiatan akademik semester genap Tahun Akademik 2013/2014 Jurusan Teknik Geologi FT UGM secara umum sebagai berikut:

Pembayaran SPP : 27 Januari – 7 Februari 2014
KRS : 3 – 7 Februari 2014
Revisi KRS : 10 – 14 Februari 2014
Pembatalan KRS : 17 – 21 Februari 2014
Kuliah Sesi I : 10 Februari – 29 Maret 2014
UTS : 1 – 12 April 2014
Kuliah Sesi II : 14 April – 31 Mei 2014
Minggu tenang : 2 – 6 Juni 2014
UAS : 9 – 21 Juni 2014