1. Sari :
Kompleks Gunung Api “HP” merupakan bagian dari rangkaian gunung api Kuarter di Pulau Jawa. Berdasarkan pemetaan di permukaan dan data analisis dari peneliti terdahulu, pembentukan kompleks gunung api ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu prakaldera, pembentukan kaldera, dan pasca-kaldera dengan produk vulkanisme yang tersusun dari lava, batuan piroklastik, dan vulkaniklastik dengan komposisi mineral berupa plagioklas, piroksen, hornblend, mineral opak, mineral oksida, gelas vulkanik, dan litik. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik batuan dan estimasi batas endapan pra, pembentuk, dan pasca-kaldera Kompleks Gunung Api “HP” berdasarkan data sumur pemboran “X”. Penelitian didahului dengan identifikasi karakteristik petrologi sampel cutting menggunakan metode analisis binokuler, petrografi, dan pendekatan stratigrafi untuk kemudian dijadikan sebagai dasar dalam penentuan batas dari tiap-tiap fase aktivitas vulkanisme di kompleks gunung api tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa endapan pra-kaldera tersusun
dari breksi tuf, tuf, dan lava andesit, sedangkan endapan pembentuk kaldera tersusun dari breksi tuf pada bagian bawah dan aliran tuf (ignimbrit) dengan pumis terakumualsi di lapisan teratas. Sementara itu, endapan pasca-kaldera tersusun dari lava andesit, tuf, dan breksi tuf dengan keterdapatan skoria pada lapisan terdangkal. Secara keseluruhan, komposisi mineralogi batuan sumur pemboran “X” tersusun dari plagioklas, orthopiroksen, klinopiroksen, hornblend, gelas vulkanik, litik batuan, mineral opak, dan mineral oksida. Tekstur yang dijumpai pada endapan pra-kaldera yaitu porfiritik, vitrovirik, trakitik, vesikuler, intersertal, sieve, dan zoning. Tekstur yang dijumpai pada ignimbrit pembentuk kaldera adalah trakitik dan vesikuler pada litik batuan, sieve pada kristal plagioklas, sferulit pada gelas vulkanik, dan jejak perlit pada pumis. Sementara itu, tekstur pada endapan pasca-kaldera terdiri dari porfiritik, vitrovirik, trakitik, vesikuler, glomeroporfiritik, dan sieve serta zoning pada plagioklas. Korelasi dengan kolom stratigrafi menunjukkan bahwa batas endapan pra dan pembentuk kaldera adalah sekitar 1517 mMD atau 64 mdpl, sedangkan batas endapan pembentuk dan pasca-kaldera adalah
sekitar 987 mMD atau 604 mdpl. Batas ini lebih dalam dari perkiraan kedalaman endapan berdasarkan data sayatan geologi regional. Namun, hal tersebut masih wajar karena pembuatan sayatan regional belum dikorelasi dengan struktur bawah permukaan yang mungkin terbentuk selama periode subsiden kaldera. read more