Arsip:

Ujian Seminar Proposal

Seminar Kolokium Mahasiswa – Fiqra Auvan

1.  Sari :

Pembangunan terowongan 1 Jalan Tol Ruas Sigli ± Banda Aceh merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera yang akan menghubungkan Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan Kabupaten Pidie. Lokasi pembangunan terowongan 1 secara administrasi berada di Gampong Pulo Hagu, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik geologi teknik meliputi batuan dan tanah, geomorfologi, struktur geologi dan kondisi air tanah serta untuk mengetahui kondisi kestabilan lereng portal inlet dan outlet terowongan. Pengambilan data lapangan permukaan dilakukan dengan melakukan pemetaan geologi teknik menggunakan peta dengan skala 1:12.500. Pengujian laboratorium yang dilakukan berupa pengujian sifat fisik, sifat indeks dan sifat mekanika batuan dan tanah. Hasil dari pengujian laboratorium lalu digunakan untuk menganalisis kondisi tingkat pelapukan batuan, penilaian kualitas massa batuan permukaan berdasarkan GSI, dan kondisi tingkat kestabilan lereng portal inlet dan outlet terowongan
dengan metode kesetimbangan batas.
Litologi daerah penelitian tersusun oleh batupasir karbonatan, batulanau karbonatan dan batupasir dengan tingkat pelapukan lapuk tinggi dan lapuk sedang. Kualitas massa batuan ditentukan berdasarkan klasifikasi Geological Strength Index (GSI) dan kemudian didapatkan tiga kelas kualitas massa batuan yaitu kualitas sangat buruk (nilai GSI <= 20), kualitas buruk (nilai GSI 25-40) dan
kualitas sedang (nilai GSI 45-50). Kondisi kestabilan lereng ditentukan menggunakan analisis kesetimbangan batas dengan metode Bishop’s Simplified dengan kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb dan Generalized Hoek-Brown. Pemodelan dilakukan pada lereng portal inlet dan outlet terowongan. Hasil analisis berupa nilai faktor keamanan (FK) pada masing-masing sayatan, pada lereng portal inlet terowongan sebesar 4,728 secara keseluruhan dan pada salah satu segmen sebesar 2,574 serta pada lereng portal outlet terowongan sebesar 3,191 secara keseluruhan dan pada salah satu segmen sebesar 1,692. Berdasarkan hasil dari analisis kestabilan lereng tersebut dapat diketahui bahwa tingkat
kestabilan lereng portal inlet dan outlet terowongan berada pada kondisi aman dan stabil, baik secara keseluruhan maupun persegmen. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Muhammad Fahran Fauzan Tandipanga

1.  Sari :

Lapangan panas bumi sektor Lahendong terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Lapangan panas bumi ini merupakan bagian dari wilayah kerja panas bumi (WKP) Lahendong yang terdiri dari sektor Lahendong dan Tompaso. Kapasitas total terpasang WKP Lahendong saat ini adalah 120 MW dengan total 46 sumur panas bumi yang diperkirakan dapat dikembangkan lebih lanjut. Pada tahap pengembangan, penyusunan model geologi bawah permukaan secara tiga dimensional perlu dilakukan untuk memberikan pemahaman geologi yang lebih baik, salah satunya adalah persebaran struktur geologi, stratigrafi, dan struktur panas. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan Sembilan sumur panas bumi, yaitu LHD1, LHD3, LHD4, LHD5, LHD6, LHD7, LHD8, LHD10, dan LHD13 yang dianggap mewakili kondisi geologi bawah permukaan di sektor Lahendong. Pemodelan tiga dimensional dilakukan dengan pendekatan eksplisit dan implisit menggunakan perangkat lunak Leapfrog Geothermal™. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Alse Nabilah

1.  Sari :

Logam tanah jarang (LTJ), galium (Ga), dan vanadium (V) dikelompokkan sebagai Critical Raw Materials seiring dengan aplikasinya sebagai logam penting dalam teknologi tinggi. Oleh karena itu, diperlukan eksplorasi bauksit yang mengandung unsur-unsur tersebut karena kebutuhan bahan teknologi yang semakin meningkat. Di Indonesia banyak ditemukan endapan bauksit laterit dengan beberapa unit pengolahan bauksit domestik, seperti di Tayan yang terus menerus menghasilkan red mud yang menimbulkan masalah baru pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi LTJ, Ga, dan V melalui mineralogi dan geokimia pada 2 profil bauksit laterit dengan batuan dasar granodiorit dan kuarsa-diorit yang diambil dari IUP Tayan PT. Aneka Tambang, washed bauxite, residu bauksit, dan red mud sebagai limbah sisa proses Bayer oleh PT. Indonesia Chemical Alumina. Kajian ini dilakukan melalui petrografi, mineralogi (XRD), dan geokimia (XRF dan ICP-MS). Bauksit laterit Tayan terdiri dari 3 zona utama: (1) latosol, di mana sebagian besar unsur tercuci dan membentuk zona yang didominasi kuarsa, (2) bauksit, di mana Al terakumulasi dalam mineral gibsit melalui pengayaan residual, (3) kong, yang didominasi mineral lempung. Dijumpai bahwa LTJ dan Sc terakumulasi dengan konsentrasi tertinggi di zona kong sedangkan Ga dan V sebagian besar terakumulasi di zona bauksit. Pada profil bauksit laterit, LTJ dan Sc yang diadsorpsi oleh mineral lempung melalui lateritisasi, ditemukan berasosiasi dengan SiO2 dan TiO2. LTJ dan Sc juga dijumpai berasosiasi dengan Fe2O3 pada sampel bauksit yang berasal dari batuan induk granodiorit. Kemunculan Ga dan V lebih banyak menjadi substitusi unsur lain yang memiliki geokimia serupa: Ga cenderung berasosiasi dengan Al2O3, sedangkan V dijumpai berasosiasi dengan Fe2O3. Pada bauksit yang berasal dari granodiorit juga dijumpai adanya asosiasi V dengan TiO2. Sedangkan pada bauksit yang berasal dari diorit kuarsa dijumpai adanya asosiasi Ga dengan Fe2O3 serta asosiasi V dengan Al2O3. Proses pencucian crude bauxite menghasilkan konsentrasi REE dan Ga yang lebih tinggi pada washed bauxite,
sedangkan Sc dan V lebih tinggi pada residunya. Reaksi kimia intensif menggunakan NaOH dan pengolahan suhu tinggi dalam ekstraksi alumina pada proses Bayer menghasilkan red mud yang didominasi mineral dengan kandungan besi. Pada sampel red mud ditemukan bahwa LTJ, Sc, Ga, dan V yang secara keseluruhan mengalami pengayaan masing-masing sebesar 1,545 – 5,735, 12,254, 2,913, dan 9,466. Hal ini dapat dijadikan sebagai studi awal untuk unsur-unsur minor, seperti LTJ, Ga, dan V, yang berpotensi sebagai produk sampingan yang ekonomis dari penambangan dan ekstraksi bauksit. Oleh karena itu, studi perilaku unsur perlu dilakukan sebelum dilakukannya eksplorasi dan ekstraksi lanjutan pada bauksit dan red mud untuk memenuhi permintaan global akan material teknologi tinggi. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Muhammad Syafrudin Anshar

1.  Sari :

Kebutuhan akan logam dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dilepaskan,
salah satunya adalah emas. Proses terbentuknya endapan emas erat kaitannya
dengan proses mineralisasi dan proses alterasi hidrotermal di suatu daerah,
dimana proses tersebut sangat erat dengan proses magmatisme. Di Indonesia
proses magmatisme sudah terjadi sejak Pra-Tersier sampai sekarang dengan
periode magmatisme yang berbeda-beda. Proses magmatisme dengan periode
magmatisme yang berbeda-beda menghasilkan endapan hidrotermal yang
berbeda. Salah satu endapan hidrotermal yang banyak dijumpai di Indonesia
adalah endapan epitermal sulfidasi rendah. Endapan mineral bijih pada endapan
epitermal berkaitan dengan pengisian larutan hidrotermal berupa larutan silika
yang mengisi pada rekahan-rekahan yang dihasilkan oleh struktur ekstensional.
Salah satu keterdapatan deposit epitermal di Indonesia berada pada daerah Jawa
Barat yang terletak pada busur kontinen Sunda-Banda yang merupakan busur
vulkanik yang terbentuk pada umur Kenozoik. Menurut Zheng, dkk., (2017),
busur kontinen yang terletak di Jawa Barat menghasilkan 2 sabuk magmatisme,
yaitu sabuk magmatisme tua berumur Eosen-Miosen Awal dan sabuk
magmatisme muda berumur Miosen-Pliosen yang menghasilkan mineralisasi
Busur Sunda Banda Tua yang berumur Miosen (mineralisasi Cijulang (Tun, dkk.,
2014), Arinem (Yuningsih, dkk., 2012), Cibaliung (Harijoko, dkk., 2004), dan
Ciemas (Wu, dkk., 2014; Zhang, dkk., 2015)) dan mineralisasi Busur Sunda
Banda Muda yang berumur Pliosen Pleistosen (mineralisasi Pongkor (Milesi,
1999), Cirotan (Milesi, dkk., 1994), dan Cikidang (Rosana dan Matsuda, 2002)).
Penelitian ini dilakukan pada Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan,
Kabupaten Sukabumi, yang termasuk ke dalam Formasi Jampang, sebelah Timur
Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Generasi Muda Bersatu. Metode penelitian
yang digunakan pada penelitian ini berupa pemetaan lapangan untuk mendapatkan
data morfologi, litologi, struktur geologi, persebaran urat hidrotermal, persebaran
alterasi hidrotermal, dan persebaran mineral bijih. Analisis laboratorium yang
digunakan pada penelitian ini berupa analisis petrografi sebanyak 12 sampel,
analisis mineragrafi sebanyak 5 sampel, analisis XRD sebanyak 5 sampel, analisis
mikro XRF sebanyak 2 sampel, analisis geokimia bijih sebanyak 16 sampel.
Dari hasil penelitian diperoleh litologi penyusun daerah penelitian berupa
satuan breksi tuf, satuan andesit, satuan dasit, dan satuan lempung kerakalan.
Struktur geologi yang ditemukan di daerah penelitian berupa kekar gerus, sesar
geser dekstral, sesar geser sinistral dengan tegasan utama yang didapatkan berarah
NE-SW. Zona alterasi yang ditemukan di daerah penelitian diantaranya zona
silisifikasi (kuarsa-silika), zona silica-clay (kuarsa-silika-illit-kaolinit), zona
argilik (illit-kaolinit), dan zona propilitik (klorit-epidot±kalsit). Urat hidrotermal
yang ditemukan di daerah penelitian berupa urat kuarsa yang memiliki tekstur
masif, comb, breksi hidrotermal, lattice bladed, kalsedon dengan arah urat
dominan NNW-SSE dan NNE-SSW. Mineral bijih yang ditemukan di daerah
penelitian diantaranya emas, pirit, galena, sfalerit, kalkopirit, arsenopirit, mineral
supergen yang ditemukan diantaranya kalkosit, kovelit, mineral oksida yang read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Bayu Aji Dwi Laksana

1.  Sari :

Daerah penelitian berada di Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Secara regional, daerah penelitian tersusun oleh Formasi Jampang dengan litologi berupa breksi vulkanik yang berselingan dengan lava dan tuff. Beberapa urat kuarsa juga dijumpai dengan orientasi dominan berarah barat laut – tenggara yang mengindikasikan keterdapatan mineralisasi di daerah penelitian.
Selain itu, di sekitar daerah penelitian juga terdapat perusahaan tambang emas PT. Golden dan PT. Wilton, dan perusahaan tambang timbal dan seng PT. Generasi Muda Bersatu, juga beberapa tambang emas warga. Penelitian ini berada di kawasan eksplorasi PT. Generasi Muda Bersatu dan bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi geologi, alterasi, mineralisasi, serta kontrol struktur terhadap
alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian. Penelitian dilakukan melalui pengambilan data primer berupa pemetaan di lapangan dengan luasan 3 x 3 km ditambah 1 x 1 km, dengan pengambilan sampel untuk analisis laboratorium meliputi 13 sampel petrografi, 12 sampel mikroskopi bijih, 5 sampel x-ray
diffraction (XRD), 30 sampel geokimia atomic absorption spectrophotometer (AAS), dan 2 sampel mikro x-ray flourescene (XRF). read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Aisyah Salsabilla Rositha

1.  Sari :

Salah satu potensi air baku yang cukup besar kapasitasnya adalah Mata Air Umbulan dengan kapasitas 4.000-5.000 L/detik yang terletak di Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan. Untuk lebih mengenali karakteristik daerah imbuhan air tanah Mata Air Umbulan pada kawasan Kompleks Gunung Api Bromo-Tengger, maka pada penelitian ini akan dikaji bagaimana karakteristik litologi dan hubungannya dengan sifat hidrolika batuan pada daerah ini.
Pengamatan geologi dilakukan dengan diambil beberapa sampel dari singkapan batuan, untuk analisis petrologi, petrografi, uji porositas, uji constant-head permeameter, falling-head permeameter, dan gas permeameter. Dilakukan juga pengamatan laju infiltrasi dengan melakukan pengujian menggunakan alat infiltrometer tipe turf-tec. Hasil uji laju infiltrasi diolah dengan model Kostiakov dengan software Microsoft Excel. Selain itu juga dilakukan pengelompokan HSG berdasarkan laju infiltrasi.
Dari hasil penelitian didapatkan pada daerah penelitian litologi terdiri atas andesit, basalt, skoria, tuf, crystal tuff, crystal-vitric tuff, lithic tuff, lapilli tuff, lapilli stone, dan breksi fluvial. Laju infiltrasi pada batuan piroklastik dipengaruhi oleh tingkat pelapukan batuan. Sementara secara umum faktor lain yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah sifat fisik tanahnya. Secara umum, pada batuan beku yang pejal
yaitu basalt dan andesit memiliki porositas dan konduktivitas hidrolika yang rendah. Sementara itu, pada batuan piroklastik memiliki porositas dan konduktivitas hidrolika yang tinggi.
Persebaran nilai sifat hidrolika batuan cenderung acak pada formasi Batuan Gunung Api Tengger (Qvt) dan Batuan Gunung Api Kuarter Tengah (Tengger) (Qpv(t)). Pada formasi Batuan Gunung Api Kuarter Bawah (Qp (g)), laju infiltrasi sangat tinggi, dengan porositas sedang dan konduktivitas hidrolika sangat rendah. Pada formasi Pasir Gunung Api Tengger (Qvs), laju infiltrasi sangat tinggi, dengan porositas tinggi dan konduktivitas hidrolika sedang. Sementara pada formasi Batuan Gunung Api Bromo (Qvb), laju infiltrasi tinggi, dengan porositas sedang dan konduktivitas hidrolika sedang. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Ar Rafyasta Islamy Marchiano

1.  Sari :

          Survei hidrografi merupakan salah satu kegiatan esensial yang dilakukan dalam proses instalasi benda atau teknologi dasar laut khususnya peletakan kabel fiber optik dasar laut. Survei hidrografi pada penelitian dilaksanakan di Kapal Riset Baruna Jaya IV di wilayah perairan Cilacap, Jawa Tengah. Akuisisi data SSS
dilakukan menggunakan towed fish jenis Edgetech 4200FS, akuisisi data SBP dilakukan menggunakan SBP mounted jenis Oretech 3010, dan pengambilan sampel sedimen menggunakan gravity corer model Kullenberg. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menyusun peta sebaran geomorfologi dasar laut dan tingkat bahaya dari kehadiran tiap morfologi dasar laut untuk melakukan penilaian terhadap jalur peletakan kabel fiber optik yang aman.

          Pengolahan dan analisis difokuskan pada data hasil rekaman side scan sonar (SSS) yang dilakukan menggunakan aplikasi SonarWiz 7. Pengolahan data rekaman SSS menghasilkan citra mosaik permukaan dasar laut yang digunakan untuk mengidentifikasi morfologi dasar laut berdasarkan gelapterang (rona) suatu
objek. Peta sebaran geomorfologi dasar laut kemudian disusun menggunakan aplikasi ArcGIS 10.4 berdasarkan sistem klasifikasi yang dikemukakan oleh British Geological Survey (BGS). Identifikasi potensi bahaya survei penanaman alat (burial assessment survey) yang dikemukakan oleh Rapp et al. (2010) digunakan sebagai dasar
pembuatan peta perubahan jalur instalasi kabel fiber optik bawah laut.

          Peta geomorfologi dasar laut KP 48 53 menunjukkan terdapat morfologi dasar laut yang umum dijumpai pada paparan benua, yaitu bedform berupa riak pasir (ripple) yang terbentuk melalui arus dasar laut dan indikasi morfologi yang terbentuk melalui aktivitas lepasan fluida (fluidescape feature), yaitu kawah letupan (pockmark). Morfologi dasar laut kategori bahaya 1 (riak pasir) memiliki potensi bahaya terendah sedangkan kategori bahaya 3 (kawah letupan) memiliki potensi bahaya tertinggi sehingga diperlukan adanya perubahan jalur kabel.


Kata kunci: Survei hidrografi, side scan sonar, jalur peletakan kabel fiber optik
read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Rismanda Yoga Pradipta

1. Sari :

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki potensi menarik. Salah satu upaya pemerintah Gunungkidul dalam memaksimalkan potensi wisata tersebut ialah dengan membuat jalan baru. Salah satunya Jalan Pantai Selatan Jawa di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang nantinya juga akan digunakan sebagai bagian dari Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) yang merupakan bagian dari proyek Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum-Pekerjaan Rakyat (PU-PR) dan diresmikan pada tahun 2019 sebagai Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS).  Pembuatan jalan baru di Pantai Selatan Jawa merupakan salah satu upaya pemerintah guna meningkatkan konektifitas Pulau Jawa bagian selatan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan dengan wilayah Pantai Utara (Pantura). Selain itu jalan tersebut juga merupakan akses menuju pantai-pantai wisata di daerah Gunungkidul, seperti Pantai Indrayanti, dan Pok Tunggal. Namun, proses pembuatan jalan baru tersebut dilakukan dengan memotong tebing dimana memiliki potensi terjadinya gerakan massa yang cukup rendah – tinggi. Maka dari itu diperlukan adanya studi mengenai kestabilan lereng di sepanjang jalan tersebut guna mencegah terjadinya gerakan massa atau tanah. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Risky Tri Nurani

1.  Sari :

            Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan batubara yang besar. Salah satu cekungan penghasil batubara adalah Cekungan Sumatera Selatan dengan formasi Muara Enim sebagai pembawa batubara. Formasi ini tersusun oleh materialmaterial vulkanik yang akan mempengaruhi komposisi penyusun batubara yang dapat berubah baik secara fisika maupun kimia, terutama pada komposisi maseral. Studi tentang komposisi maseral penyusun batubara yang terpengaruh material vulkanik ini bertujuan untuk mengetahui perubahan
komposisi maseral dan mineral penyusun batubara yang mungkin terjadi.
Penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk mengetahui karakteristik petrografi
organik batubara yang terpengaruh oleh material vulkanik.

          Penelitian ini dilakukan pada batubara Formasi Muara Enim yang berada di Kecamatan Tanjung Agung, Provinsi Sumatera Selatan dan termasuk ke dalam wilayah kerja PT. Sriwijaya Bara Priharum. Analisis pada batubara yang terpengaruh abu vulkanik ini dilakukan pada 30 sampel yang berada tepat di lapisan atas dan lapisan bawah lapisan tuff, serta 3 sampel tuff. Metode analisis yang digunakan adalah petrografi organik pada sayatan poles batubara. Selain itu, digunakan pula metode petrografi sayatan tipis untuk mengetahui komposisi
mineral pada material tuff. Untuk identifikasi mineral pada sampel batubara dan tuff secara lebih detail digunakan metode analisis XRD bulk powder.

           Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui komposisi maseral penyusun batubara di lokasi penelitian didominasi oleh maseral huminite dan liptinite. Pada batubara yang berada di bagian bawah lapisan tuff, disusun oleh maseral yang berbentuk detritus atau hancuran material pembentuk batubara seperti subgrup maseral detrohuminite (kelimpahan 26,00% vol38,73% vol), sporinite (kelimpahan 2,55% vol6,55% vol), liptodertrinite (kelimpahan 3,27% vol8,00% vol), dan inertodetrinite (kelimpahan 0,36% vol1,82% vol). Kelompok maseral tersebut menandakan adanya input air yang mengandung nutrient ke dalam lingkungan gambut akibat diendapkannya lapisan piroklastik. Pada batubara yang berada di bagian atas lapisan tuff, maseral yang menyusun
mengalami preservasi yang cukup baik ditandai oleh maseral subgrup telohuminite (kelimpahan 26,18% vol42,73% vol), didukung oleh maseral fusinite (kelimpahan 0,55% vol2,55% vol), inertodetrinite (kelimpahan 0,36% vol2,55% vol). Mineral penyusun tuff didominasi oleh mineral lempung, kuarsa, kfeldspar, dan plagioklas. Pada mineral penyusun batubara didominasi oleh kuara, mineral lempung, serta szomolnokit, apatit, anatase, dan boehmit dalam jumlah minor


Kata kunci: batubara, maseral, petrografi organik, lapisan piroklastik, Formasi Muara Enim
read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Rusma Raudhatin Fikrilah

1.  Sari :

        Kecamatan Saptosari merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang termasuk dalam bentang alam karst Gunung Sewu. Selain bukit bukit kerucut karst, sinkhole sangat umum dijumpai terutama pada batugamping yang telah lapuk dan tertutup oleh endapan tanah. Dropout dan suffosion sinkhole merupakan tipe sinkhole yang berasosiasi dengan endapan atau soil cover. Proses pembentukan sinkhole tipe tersebut cukup membahayakan karena mengakibatkan tanah ambles yang terjadi secara cepat, serta umumnya berada pada area yang digunakan untuk aktivitas manusia seperti sawah dan ladang. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan zona kerentanan amblesan tanah akibat dari keberadaan dropout dan suffosion sinkholeUntuk mencapai tujuan tersebut, observasi lapangan, analisis laboratorium dan evaluasi data sekunder dilakukan untuk mengumpulkan data geomorfologi, litologi tematik, kelurusan struktur geologi, dan keberadaan sinkhole atau kejadian amblesan tanah yang sudah ada. Dalam menentukan parameter yang paling
berpengaruh, digunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang hasilnya menunjukkan bahwa parameter litologi atau endapan lebih berperan dibandingkan dengan parameter jarak terhadap kelurusan struktur geologi dan parameter geomorfologi (kelerengan). Hasil bobot dari proses AHP ini kemudian digunakan untuk membuat peta kerentanan amblesan dengan metode weightedoverlay. Berdasarkan proses tersebut, daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga zona tingkat bahaya amblesan tanah tipe dropout dan suffosion sinkhole, yaitu (1) zona tingkat tinggi dengan probabilitas amblesan sebesar 92% per km2, (2) zona tingkat sedang dengan probabilitas amblesan sebesar 4.7% per km2, dan (3) zona tingkat rendah tidak memiliki potensi amblesan tanah. Tanah yang mengalami amblesan dicirikan dengan persentase butiran halus >50%, nilai Cu > 20, tipe tanah CH MH, dan memiliki plastisitas tinggi. Dengan adanya peta kerentanan amblesan tanah ini, diharapkan perencanaan wilayah dan pembangunan konstruksi teknik di daerah penelitian dapat memperhatikan zonazona bahaya amblesan yang ada, sehingga dampak kerugian yang terjadi akibat amblesan tanah dapat terminimalisir.
read more