Dari Bayat ke Blora: Menjelajah Geologi dan Pelajaran Berharga di Lapangan

 Penulis: Nadine Filzah Al-Phasa

Bagi mahasiswa Teknik Geologi, libur panjang adalah kemewahan yang jarang dirasakan. Tahun 2024 pun tak berbeda—justru lebih menantang yaitu kegiatan pemetaan mandiri. Kegiatan ini bukan sekadar tugas, tetapi merupakan ujian nyata untuk mengasah keterampilan lapangan dan analisis geologi. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan wajib bagi mahasiswa pada tahun kedua dalam melengkapi masa studinya.

Pemetaan Geologi 2024 sendiri terdiri dari dua kegiatan, yaitu Pemetaan Bayat yang dilaksanakan pada 2 Juli 2024 hingga 12 Juli 2024 dan Pemetaan Mandiri yang dilaksanakan pada 15 Juli 2024 hingga 9 Agustus 2024. Pemetaan Bayat sendiri dilaksanakan untuk mengenalkan dan meng-upgrade kita terhadap mekanisme kerja di lapangan nantinya.

10 Hari di Bayat merupakan pengalaman yang tentunya tidak terlupakan. Setiap harinya kami belajar mulai dari pagi hingga pagi lagi. Kegiatan kami setiap harinya meliputi pergi ke lapangan mulai pagi hari hingga sore. Setelah itu, dilanjutkan pematerian dan penyusunan laporan berdasarkan data lapangan yang didapatkan saat pemetaan.

Setelah menyelesaikan kegiatan pemetaan di bayat, saya dan kelompok saya yaitu ‘Barakallah’ mempersiapkan untuk melakukan kegiatan pemetaan mandiri, dimana dilaksanakan pada Desa Nglebak dan Sekitarnya, pada perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kavling saya sendiri terletak pada sekitar Sungai Bengawan Solo, yang dimana menjadi pusat dari daerah kunci saya untuk pemetaan. Sungai Bengawan solo sendiri memiliki ciri khas yang unik, walaupun mungkin tidak terlalu terlihat bahwa adanya suatu struktur yang mengontrol tetapi setelah mengambil data secara keseluruhan, bahwa sungai tersebut memiliki pola lapisan batuan yang berulang dan terpotong menandakan pengaruh struktur geologi yang sangat intensif, salah satunya adalah Sesar Turun Kalangan dan Antiklin Kalangan.

Akibat ilmu yang didapatkan selama di Bayat, kami lebih mengerti apa yang harus dilakukan setelah sampai untuk melakukan pemetaan mandiri. Saya sendiri dibantu oleh porter saya, yaitu Athaya, mempersiapkan untuk ‘menjelajah’ sebagian Kabupaten Blora dan sekitarnya. Awal-awal pemetaan mungkin apa yang didapatkan terkesan kurang atau tidak cukup untuk awal pemetaan, misalnya data geologi yang kurang banyak atau singkapan yang sulit dicari dan kurang representatif.

Tapi lama kelamaan, saya mulai merasa terbiasa untuk ke lapangan setiap harinya, mengambil data sebaik mungkin. Salah satu yang membuat saya lebih semangat untuk ke lapangan adalah mendengar cerita oleh teman-teman kelompok saat pulang dari pemetaan. Terkadang ada cerita lucu seperti disengat tawon, bagian mesin motor yang patah, dan kejadian jatuh dari motor yang rasanya berulang kali saya dengar setiap harinya. Malam harinya, kami sekelompok juga kerap mendiskusikan apa yang didapatkan selama di lapangan, apakah data tersebut saling berkorelasi.

Kegiatan pemetaan mandiri geologi ini telah menjadi pengalaman yang penuh makna, tidak hanya memperdalam pemahaman kami tentang geologi lapangan. Saya ingin mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan yang maha Esa, dan kepada orang tua yang selalu mendukung, menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan arahan, kepada rekan-rekan kelompok Barakallah yang selalu bekerja sama dengan penuh dedikasi, dan kepada masyarakat desa Kalangan yang telah menerima kami dengan tangan terbuka. Semoga pengalaman ini dapat menjadi bekal yang bermanfaat untuk mengaplikasikan ilmu geologi secara nyata di masa depan.

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024