Dosen Teknik Geologi Ikut Ekspedisi ke Antartika

Departemen Teknik Geologi FT UGM kembali berbangga, pasalnya, geolog muda lulusan Kyushu University, Dr. Nugroho Imam Setiawan, yang saat ini terdaftar sebagai dosen aktif di Departemen Teknik Geologi FT UGM, lolos seleksi kesempatan langka untuk bergabung dalam ‘Japan Antartics Research Expedition (JARE)’ ke benua Antartika.

Misi yang akan dilaksanakan pada bulan November 2016 ini sebagian besar beranggotakan warga negara Jepang. Dr. Nugroho adalah satu-satunya anggota tim yang berasal dari Indonesia.

Tujuan ekspedisi ini, seperti yang telah diungkapkan oleh Dr. Nugroho kepada Kompas.com, Senin 14/03/2016 yang lalu adalah menguak dinamika Antartika pada masa lalu serta pengaruhnya dalam evolusi bumi.

Baru-baru ini, Dr. Nugroho mengikuti winter camp training dari tanggal 7 – 11 Maret 2016 di Jepang yang diprakarsai oleh National Institute of Polar Research (NIPR) yang merupakan organisasi resmi penyelenggara Japan Antarctic Research Expedition (JARE), didanai oleh pemerintah Jepang.

Ketika ditanya mengenai tujuan winter camp tersebut, Dr. Nugroho menyampaikan: “Tujuan dari training ini untuk mempersiapkan anggota tim ekspedisi agar mampu melakukan kegiatan riset di Antartika. Tim riset ke Antartika berasal dari berbagai disiplin keilmuan seperti: geografi, geologi, oceanografi biologi, geofisika, sedimentologi, astronomi, glasiologi, dan lain-lain. Masing-masing tim riset memiliki kurikulum training yang berbeda-beda. Benua Antartika merekam seluruh aktivitas bumi saat pertama kali terbentuk hingga kondisi saat ini dan juga dapat digunakan untuk memprediksi kondisi bumi yang akan datang. Atas dasar ilmu pengetahuan bumi itulah, ekspedisi Antartika dilaksanakan”

Mengenai kesan pesan saat terpilih, beliau menyampaikan: “Perasaan saya sangat bangga sekali karena dipercaya untuk bisa mengikuti ekspedisi ini dan membawa nama bangsa dan institusi saya. Selain itu saya juga merasa nervous dengan keadaan suhu yang ekstrim yang akan dihadapi di Antartika karena hanya sayalah yang berasal murni dari negara katulistiwa dengan suhu stabil tanpa pernah hidup lama pada kondisi minus 10 derajat celcius, apalagi dengan camping.”

Dr. Nugroho menyampaikan harapan bahwa setelah ekspedisi ini selesai dia bisa menghasilkan karya tulis untuk dipublikasikan dalam jurnal internasional. Untuk jangka panjangnya, dia berharap Indonesia bisa turut serta dalam kegiatan di Antartika secara rutin. (Humas/Wita)

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*