“Libur Semester Genap? Kami Pemetaan Dong!”: Kisah Mahasiswa Teknik Geologi UGM Menaklukkan Bayat dan Zona Kendeng

Penulis: Salman Al Farizi

Bulan Juli hingga Agustus 2024 merupakan bulan libur akademik bagi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun, bagi Mahasiswa Teknik Geologi UGM yang telah menginjak tahun kedua akhirnya bukan menjadi bulan yang dinantikan. Kami masih memiliki kewajiban akademik untuk mengikuti rangkaian Kuliah Lapangan Geologi dan Pemetaan Mandiri Geologi.

Pada tanggal 2 Juli – 12 Juli 2024 kami melakukan Kuliah Lapangan Geologi berlokasi di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Selama 10 hari, kami satu angkatan, belajar hal yang paling penting dalam berkuliah di Teknik Geologi yaitu teknik pemetaan. Di Bayat, kami diajarkan untuk mengaplikasikan seluruh materi yang didapatkan selama 2 tahun berkuliah mulai dari bentang alam, batuan, patahan, dan lain lain.

Dari kuliah lapangan ini kami akhirnya pertama kali merasakan yang namanya “kenangan indah yang tak ingin diulang kembali”. Hal ini dikarenakan pada saat itu kami didorong secara fisik dan mental untuk menyelesaikan tugas dan mengaplikasikan setiap detail pemahaman kami dari pagi subuh hingga tengah malam selama 10 hari.

Namun, bukan berarti setelah kuliah lapangan ini kami pulang kampung dan bertemu keluarga bercanda ria karena tugas akademik selanjutnya yaitu Pemetaan Geologi Mandiri hadir. Pemetaan ini dilakukan di tempat yang tersebar secara merata dari Provinsi Jawa Tengah hingga Jawa Timur bagian utara. Saya sendiri mendapatkan wilayah Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah untuk dipetakan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengaplikasian ilmu yang telah didapatkan melalui kuliah lapangan secara mandiri. Bersama dengan temanku sendiri, Gibrannulhaq, kami bersama memetakan area ini dalam waktu 2 minggu.

Hal yang menarik dalam perjalanan pemetaan mandiri adalah dimana kami menemukan struktur batuan sedimen yang begitu jelas dan tegas serta struktur geologi yang kompleks berupa lipatan dan juga patahan. Rekonstruksi dari setiap struktur inilah yang akhirnya menjadi penyebab ‘pusing tujuh kelilingnya’ kami. Namun, setelah menyelesaikan laporan dari pemetaan dari bulan Agustus – November aku menyadari bahwa apa yang aku lakukan ini memanglah hal yang harus dikuasai oleh seorang geologist.

 

Beberapa dokumentasi struktur geologi yang dijumpai di kavling pemetaan

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024