Menapaki Perjalanan dari Bayat hingga Monggot dalam Kuliah Lapangan Geologi oleh Mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada

Penulis: Riza Edria Yogantara

Kuliah lapangan merupakan bagian penting dari pembelajaran di Program Studi Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, dirancang untuk mengaplikasikan teori yang dipelajari di kelas ke dalam praktik langsung di lapangan. Pada tahun 2024, kegiatan ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap kelompok di Bayat selama 10 hari dan tahap mandiri yang daerahnya dibagi secara merata pada Area Geologi Zona Kendeng. Tahap kelompok melibatkan pengenalan metode pengumpulan data geologi di bawah bimbingan dosen, sedangkan tahap mandiri berfokus pada penerapan keterampilan secara individu dalam area kavling masing- masing. Kegiatan ini mencakup observasi lapangan, pengambilan data geologi, analisis laboratorium, hingga penyusunan laporan, bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam memahami geologi permukaan secara sistematis dan menghasilkan interpretasi yang baik.

Kegiatan lapangan mahasiswa Teknik geologi UGM yang didampingi oleh asisten kelompok dan dibimbing oleh dosen pengajar

Selama empat hari pertama di Bayat, mahasiswa Teknik Geologi angkatan 2022 Universitas Gadjah Mada menjalani kegiatan intensif sebagai bagian dari kuliah lapangan. Bersama dosen dan asisten kelompok, mereka diajarkan kembali konsep-konsep lapangan yang telah dipelajari di kelas. Pada hari pertama, meskipun masih dalam tahap adaptasi, mahasiswa langsung menghadapi tantangan berupa tracking sejauh 7 km dengan lima stasiun titik amat untuk mengamati koordinat, morfologi, litologi, dan struktur geologi. Setelah hari yang melelahkan, mahasiswa melanjutkan dengan makan malam bersama, perkuliahan malam, penugasan, ujian harian, dan tes praktik. Mereka baru diizinkan beristirahat setelah semua kegiatan malam selesai, tetapi harus bersiap lagi pada pukul 4 pagi untuk mengikuti senam pagi sebelum memulai aktivitas lapangan di pukul 6 pagi.

Pada hari kelima hingga hari kedelapan, mahasiswa mulai memasuki tahap pemetaan kelompok di kavling-kavling kecil di Bayat. Dengan sistem buddy, kelompok yang terdiri dari dua hingga tiga orang ini melakukan pemetaan detail untuk mengamati karakteristik geologi pada kavling masing-masing. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan secara langsung teknik pemetaan, mulai dari analisis singkapan hingga pembuatan sketsa lapangan. Setiap malam, mereka tetap menjalani aktivitas seperti penugasan dan tes peraga, meskipun intensitasnya lebih ringan dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pagi harinya, rutinitas senam pagi tetap dilaksanakan untuk menjaga kebugaran sebelum memulai kegiatan di lapangan.

Setelah tiga hari pemetaan di kavling, mahasiswa melanjutkan dengan penyusunan poster hasil kerja kelompok. Poster ini berisi temuan geologi dari masing-masing kavling dan harus melewati penilaian dari dosen pembimbing. Mahasiswa mempresentasikan poster tersebut untuk mendapatkan evaluasi sebelum akhirnya disetujui. Sebagai bagian dari penutupan kegiatan di Bayat, seluruh poster yang telah selesai dan mendapat persetujuan dibakar bersama dalam sebuah acara malam yang meriah dan penuh makna. Momen ini menjadi simbol penyelesaian tugas sekaligus pengikat kebersamaan antar mahasiswa angkatan 2022 sebelum mereka melanjutkan tahap mandiri kuliah lapangan di lokasi lainnya.

Setelah menyelesaikan kuliah lapangan di Bayat, mahasiswa Teknik Geologi angkatan 2022 kembali ke Yogyakarta untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan tahap berikutnya, yaitu kuliah lapangan mandiri. Meskipun tahap ini memberi sedikit waktu untuk pemulihan, para mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk kembali ke lapangan. Mereka mulai mengurus perizinan ke pihak-pihak terkait, termasuk Camat dan Kepala Desa setempat, untuk memastikan bahwa kegiatan pemetaan di daerah kavling dapat berjalan lancar. Selain itu, mereka juga menyiapkan basecamp di area kavling masing-masing, yang akan menjadi tempat tinggal sementara selama pemetaan berlangsung. Persiapan ini membutuhkan koordinasi yang baik agar semuanya siap pada waktu yang ditentukan.

Setelah segala persiapan selesai dan mahasiswa mendapat izin yang diperlukan, mereka melanjutkan dengan pemetaan mandiri di kavling masing-masing. Meskipun sudah mendapatkan pengalaman sebelumnya di Bayat, tahap ini merupakan tantangan yang lebih besar karena mahasiswa harus mengatur semuanya sendiri, mulai dari logistik hingga pengambilan data geologi. Di sinilah mereka benar-benar diuji untuk menerapkan segala teori dan keterampilan yang telah dipelajari di kelas dan selama kuliah lapangan sebelumnya.

Salah satu peserta, Riza Edria Yogantara, mendapat tugas untuk memetakan kavling 100, yang sebagian besar terletak di Desa Monggot, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Kavling ini mencakup berbagai fitur geologi yang menarik, termasuk perbukitan dengan pola penyaluran sungai yang khas dan keberagaman litologi. Desa Monggot, yang merupakan kawasan dengan sejarah geologi yang kaya, memberikan tantangan tersendiri bagi Riza dan kelompoknya dalam memahami morfologi serta struktur geologi yang ada. Pengamatan dilakukan dengan cara sistematis di lapangan, mencatat segala hal yang ditemukan, mulai dari batuan yang ada hingga pola aliran sungai yang mengalir di kawasan tersebut.

Pemetaan di kavling 100 dilakukan dengan metode yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu pengamatan langsung di stasiun titik amat dan pengambilan data litologi, struktur geologi, serta morfologi daerah. Riza dan kelompoknya mengidentifikasi berbagai satuan batuan yang mendominasi daerah tersebut, termasuk batupasir, napal, dan batugamping yang menjadi ciri khas daerah ini. Selain itu, mereka juga mencatat keberadaan struktur geologi yang terbentuk akibat peristiwa tektonik di masa lalu, yang memberikan informasi penting mengenai sejarah geologi daerah tersebut. Dengan menggunakan alat-alat geologi, seperti kompas dan peta topografi, mereka memetakan setiap detail yang ada.

Setelah beberapa hari melakukan pemetaan, Riza dan kelompoknya mulai menyusun hasil temuan mereka dalam bentuk laporan dan poster yang akan dipresentasikan pada dosen pembimbing. Poster ini mencakup peta geologi kavling 100 beserta penjelasan mengenai stratigrafi, struktur geologi, serta analisis morfologi daerah. Setelah selesai dan mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, poster-poster tersebut akan dipresentasikan kepada seluruh kelompok, yang menjadi penutupan dari tahap pemetaan mandiri ini. Kegiatan ini tidak

hanya memberikan pengalaman berharga dalam hal teknis pemetaan, tetapi juga mengajarkan pentingnya kerjasama dan komunikasi antar anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama.

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024