Menjadi Seorang Geologist: Pemetaan Geologi Mandiri 2024 oleh Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada

Penulis: Desyan Amadio Putra

Pemetaan Geologi, salah satu mata kuliah wajib yang perlu ditempuh oleh mahasiswa semester 5 yang sedang menempuh pendidikan di Program Studi Teknik Geologi, sebuah lanjutan dari mata kuliah Metode Geologi Lapangan dan Kuliah Lapangan Geologi yang sudah ditempuh pada semester sebelumnya. Beberapa orang mengatakan bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai seorang geologist apabila ia sudah melakukan pemetaan geologi. Segala ilmu yang sudah dipelajari pada semester 1 hingga 4 seperti Petrologi, Geologi Struktur, Geomorfologi, Stratigrafi, dan berbagai ilmu lainnya akan diaplikasikan secara langsung pada kegiatan ini. Output dari kegiatan ini adalah suatu hal yang akan terus dikenang oleh mereka yang menjalani proses pemetaan geologi ini.

Kisah ini dimulai pada tanggal 16 Juli 2024, pada hari itu Desyan bersama keempat temannya dari kelompok 19 “PK4L”,  yaitu Akbar, Amira, Elang, dan Dewi, beserta dengan tiga porter yaitu Andrew, Affe, dan Dhimas akan memulai perjalanan mereka menuju Ngawi. Kavling pemetaan mandiri mereka berlokasi di Ngawi, tepatnya di sekitar Desa Bangunrejo, Kecamatan Karanganyar, perjalanan ditempuh selama sekitar 3 jam dari Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Ketika sampai, mereka disambut oleh Mbah Sawi, seorang nenek yang bersedia menyediakan tempat tinggalnya sebagai basecamp dari kelompok 19. Kemudian kegiatan selanjutnya adalah kerja bakti membersihkan dan merapikan basecamp yang akan mereka tinggali selama satu bulan ke depan, setelah itu mereka berangkat menuju rumah kepala desa, Pak Sutrisno, yang sebelumnya sudah membantu mencarikan tempat tinggal bagi mereka.

Singkat cerita, dimulailah kegiatan lapangan yang selama ini dinanti-nanti, masing – masing dari mereka berpencar untuk memetakan kavling mereka. Desyan bersama dengan porternya, Andrew, dengan semangat mengelilingi kavling mereka, yaitu kavling 28. Hari demi hari, STA demi STA, data demi data, mereka kumpulkan selama kurang lebih tiga minggu. Dengan mengendarakan motor N-Max. hampir seluruh jalan sudah mereka lewati, bahkan hampir seluruh area pada kavling 28 sudah mereka cover. Kavling ini memiliki persebaran satuan batuan yang bisa dibilang cukup bervariasi, mereka menemukan napal, batupasir karbonatan, batugamping, batupasir, konglomerat, breksi, bahkan mereka menemukan sebuah endapan abu yang kemungkinan berasal dari Gunung Lawu yang setempat. Saat di lapangan, Desyan sebagai Mapper hanya bisa pusing selagi menjaga semangatnya ketika menemukan batuan – batuan yang bervariasi, ia selalu mengingat ucapan dari Prof. Heru selaku dosen pembimbingnya, “Kalian ini ibaratnya sedang naik sepeda, di lapangan tidak perlu pusing, ambil data sebanyaknya dan selengkapnya, pusingnya nanti saja di pondokan”. Kata – kata tersebut menjadi prinsip yang dipegang oleh Desyan selama proses pengambilan data lapangan.

Tak hanya batuan, Desyan juga menemukan dua mata air yang berada di kavlingnya, mata air ini berada pada satuan batugamping pada kavling 28. Kedua mata air ini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mengairi ladang mereka, yang menjadi mata pencaharian mereka, kebetulan saat itu sedang musim panen jagung. Walaupun Desyan menemukan dua mata air pada kavlingnya, tetapi beberapa warga yang ia temui tetap mengatakan bahwa daerah ini terkadang masih mengalami kekeringan. Hal ini mungkin terjadi akibat pengaruh iklim yang sangat panas di Zona Kendeng, zona fisiografi di mana Pemetaan Geologi Mandiri 2024 dilaksanakan.

Ini merupakan cerita singkat dari proses menjadi seorang Geologist yang dijalani seorang mahasiswa semester 5 yang menempuh pendidikan di dalam Program Studi Teknik Geologi. Proses ini merupakan pengalaman yang tidak akan dilupakan oleh penulis, dan juga tidak akan diulang oleh penulis. Karena proses ini begitu istimewa, sehingga kenangannya cukup sekali seumur hidup saja. Proses yang bisa dibilang singkat walaupun terasa lama ini akan terus dikenang, menjadi sebuah stepping stone dalam perjalanan penulis menjadi seorang Geologist. Segala keringat dan jam tidur yang jauh dari cukup, terasa kecil apabila dibandingkan dengan cita – cita dari penulis. (Desyan Amadio Putra, 2024)

Gambar 1. Peta Lintasan Kavling 28

Gambar 2. Mata air Sendang Putri, Desa Pandean

 

Gambar 3. Kelompok 19 dan porter bersama dengan Prof. Heru

Dewi Indah Kusuma Sari