Optimasi PLTS Sebagai Solusi Emisi Gas Rumah Kaca di Kabupaten Magelang

Pertumbuhan populasi dan perkembangan ekonomi global terus meningkatkan permintaan energi listrik setiap tahunnya. Kabupaten Magelang, sebagai salah satu wilayah dengan populasi yang terus meningkat, menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energi listrik yang ramah lingkungan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), emisi gas rumah kaca (GRK) di wilayah ini mencapai 63.516 ton CO2 ekuivalen. Untuk mengatasi tantangan ini, pengembangan sumber energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi solusi strategis.

Amini dkk. (2024) melakukan penelitian yang berfokus pada optimalisasi desain dan analisis kelayakan sistem PLTS. Dengan konsumsi listrik tahunan sebesar 7.152,33 kWh/bulan dan kapasitas daya terpasang 53.000 VA, kebutuhan listrik ini cukup signifikan. Pemanfaatan energi surya di Indonesia sangat berpotensial, mengingat intensitas radiasi matahari rata-rata mencapai 4,8 kWh/m²/hari. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak PVsyst untuk simulasi teknis dan HOMER Pro untuk analisis ekonomi. Adapun parameter optimasi dalam perancangan alat ini meliputi produksi energi tahunan, rasio kinerja, dan fraksi surya. Sementara itu, parameter kelayakan ekonomi meliputi Net Present Cost (NPC), Cost of Energy (COE), Payback Period (PP), dan Internal Rate of Return (IRR). Penelitian ini membandingkan empat solar sistem untuk mengetahui rancangan seperti apa yang dapat menghasilkan daya listrik terbesar dengan nilai ekonomi yang masih terjangkau. Empat solar sistem tersebut diantaranya On-grid Central Inverter, On-grid String Inverter, Hybrid Central Inverter, dan Hybrid String Inverter.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai ekonomi dan perbandingan nilai di setiap parameternya didapatkan Hybrid Central Inverter menunjukkan hasil terbaik dengan produksi energi tahunan sebesar 70,93 MWh dan fraksi surya sebesar 70,73%. Dari sisi ekonomi, konfigurasi ini mampu mengurangi NPC hingga 26,94% dibandingkan skenario dasar, dengan COE Rp 673,09/kWh. Payback Period sistem ini adalah 12,2 tahun, dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 6,5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem PLTS dapat berkontribusi secara signifikan untung mengurangi biaya energi dan emisi gas rumah kaca. Dengan efisiensi dan keuntungan ekonimi yang tinggi pembangunan PLTS ini dapat mencapai terwujudnya SDGs 7 dan 8 yaitu energi bersih dan terjangkau dan pekerjaan layak dan pertumbukan ekonomi.

Anggita Yashahila | Desember 2024

Daftar Pustaka :

Amini, K. N., Ridwan, M. K., & Wilopo, W. (2024). Optimization and Feasibility Analysis of Rooftop Solar Photovoltaic (PV) Power Generation System Design. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1381(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/1381/1/012021

Artikel lengkap dapat diakses melalui

https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85203179936&origin=resultslist&retries=1