Penulis: Muhammad Zeva Waliudin
Pendahuluan
Pemetaan geologi adalah metode untuk memahami karakteristik geologi suatu wilayah, yang meliputi litologi, geomorfologi, struktur geologi, serta potensi sumber daya alam. Dalam konteks ini, mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada melaksanakan pemetaan geologi mandiri di Desa Jatirunggo dan sekitarnya, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Aktivitas ini bertujuan untuk menghasilkan peta geologi dan peta-peta pendukung lainnya sebagai dasar interpretasi proses geologi yang terjadi.
Lokasi penelitian mencakup wilayah seluas 20 km² dengan koordinat 110°14’54,75″-110°39’3″ BT dan 7°3’57”-7°30’00” LS. Secara fisiografis, daerah ini berada di Zona Kendeng, yang dikenal sebagai area dengan tingkat deformasi tektonik tinggi dan sejarah geologi yang panjang, mulai dari Miosen hingga Holosen.
Aktivitas Pemetaan di Daerah Jatirunggo
Proses pemetaan dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari persiapan hingga analisis data. Tahapan utama meliputi:
- Interpretasi Awal Menggunakan Data DEM
Data Digital Elevation Model (DEM) digunakan untuk menyusun peta topografi, geomorfologi, dan pola penyaluran awal. Tahap ini membantu dalam memahami karakteristik morfologi wilayah dan membagi satuan geomorfologi awal berdasarkan rona citra dan pola kontur.
- Pengumpulan Data Lapangan (Surface Mapping)
Pemetaan permukaan dilakukan dengan metode systematic mapping. Observasi dilakukan di Stasiun Titik Amat (STA) untuk deskripsi singkapan, pengamatan struktur geologi, serta pengambilan sampel batuan. Pengamatan lintasan juga dilakukan untuk memastikan hubungan antar singkapan dan keterkaitan litologi.
- Analisis Laboratorium
Data lapangan dilengkapi dengan analisis petrografi dan paleontologi. Analisis petrografi membantu memahami komposisi mineral dan tekstur batuan, sedangkan analisis mikropaleontologi digunakan untuk menentukan umur dan lingkungan pengendapan batuan berdasarkan fosil planktonik dan bentonik.
- Penyusunan Peta Geologi dan Interpretasi
Data dari lapangan dan laboratorium diintegrasikan untuk menghasilkan peta geologi, geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi. Interpretasi ini memberikan gambaran proses geologi yang terjadi di masa lalu hingga kini.
Fitur Geologi Lokal
Daerah Jatirunggo memiliki karakteristik geologi yang khas dan kompleks, mencakup geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi.
- Geomorfologi
Wilayah pemetaan terbagi menjadi tiga satuan geomorfologi utama berdasarkan aspek morfografi, morfometri, dan morfogenesa:
-
- Punggungan Hogback Polosiri
Terletak di bagian timur laut, satuan ini memiliki ketinggian antara 282–330 m dengan kelerengan 14˚–20˚. Litologinya berupa batupasir karbonatan dan napal. Pola penyaluran subdendritik berkembang di area ini.
-
- Dataran Antar-Perbukitan Jatirunggo
Terletak di bagian barat laut, satuan ini memiliki ketinggian 280–305 m dengan kelerengan 8˚–13˚. Litologi dominannya adalah batupasir karbonatan dan endapan aluvium, dengan pola penyaluran dendritik.
-
- Punggungan Aliran Lava Kandangan
Terletak di bagian tenggara, satuan ini memiliki ketinggian 280–498 m dengan kelerengan 21˚–55˚. Litologi dominannya adalah breksi vulkanik.
- Stratigrafi
Stratigrafi daerah pemetaan terdiri dari empat satuan utama yang memiliki hubungan tidak selaras, yaitu:
- Napal Sisipan Batupasir Karbonatan
Termasuk Formasi Kerek berumur Miosen Akhir, diendapkan dalam lingkungan channeled-middle fan. Fosil planktonik seperti Globigerinoides conglobatus dan fosil bentonik seperti Bathysiphon sp. ditemukan di satuan ini.
-
- Batupasir Karbonatan Sisipan Napal
Termasuk Formasi Kerek berumur Miosen Akhir, memiliki asosiasi litologi yang menjari dengan satuan napal sebelumnya. Fosil planktonik seperti Globigerinoides ruber dan fosil bentonik seperti Lenticulina inornata ditemukan di sini.
-
- Breksi Vulkanik
Berasal dari aktivitas vulkanik Gunung Ungaran pada Pleistosen Awal. Satuan ini memiliki resistensi tinggi terhadap erosi.
-
- Endapan Aluvium
Merupakan hasil erosi dan sedimentasi pada Holosen, tersusun dari pasir hingga kerakal.
- Struktur Geologi
Struktur utama yang berkembang meliputi sesar geser sinistral dan sesar turun, dengan orientasi gaya utama NE-SW dan NW-SE. Struktur ini menunjukkan aktivitas tektonik signifikan pada masa lalu, yang membentuk pola lipatan dan sesar di wilayah tersebut.
Kontribusi Pemetaan terhadap Kebutuhan Lokal
Hasil pemetaan geologi ini memberikan kontribusi signifikan dalam beberapa aspek:
- Pemanfaatan Sumber Daya Alam
- Potensi bahan galian tipe C seperti pasir dan batu, yang banyak terdapat di satuan breksi vulkanik dan aluvium, dapat mendukung sektor konstruksi lokal.
- Daerah dengan tanah yang subur, terutama pada satuan dataran antar-perbukitan, cocok untuk perkebunan dan persawahan.
- Mitigasi Bencana Geologi
Identifikasi potensi bahaya geologi, seperti gerakan massa tipe rockfall dan rockslide, memungkinkan langkah mitigasi untuk melindungi infrastruktur dan penduduk setempat.
- Perencanaan Infrastruktur dan Lingkungan
Informasi mengenai struktur geologi, litologi, dan morfologi sangat penting dalam perencanaan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan. Selain itu, pemahaman lingkungan pengendapan dan sejarah geologi membantu pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Pemetaan geologi di daerah Jatirunggo memberikan pemahaman menyeluruh mengenai karakteristik geologi lokal. Fitur geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi yang teridentifikasi tidak hanya bermanfaat untuk keperluan akademis, tetapi juga memiliki aplikasi praktis untuk pengelolaan sumber daya alam, mitigasi bencana, dan perencanaan pembangunan wilayah.
Sebagai kegiatan akademis, pemetaan ini melatih mahasiswa untuk mengintegrasikan teori geologi dengan praktik lapangan. Hasilnya menjadi pijakan penting bagi penelitian lanjutan dan pengembangan wilayah secara berkelanjutan.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024