1. Sari :
Daerah penelitian terletak di Desa Kebonharjo dan Sekitarnya, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Daerah penelitian memiliki deret perbukitan dengan kemiringan lereng yang relatif curam, kondisi batuan yang lapuk, serta struktur geologi yang intensif sehingga rawan terjadinya gerakan longsor. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik geologi teknik, analisis kestabilan terutama pada area lereng, dan dilakukan perbandingan peta kerentanan longsor dengan Tangasa (2018) yang menggunakan metode AHP.
Data yang digunakan dalam penentuan karakteristik geologi teknik daerah penelitian, terdiri dari geomorfologi, batuan, struktur geologi, muka air tanah, tingkat pelapukan, dan kualitas massa batuan. Klasifikasi massa batuan Geological Strength Indeks (GSI) digunakan sebagai penentuan dalam kualitas massa batuan permukaan. Kriteria keruntuhan batuan Generalized Hoek–Brown dan metode kestabilan lereng digunakan berupa Limit Equilibrium Method (LEM). Metode penelitian yang digunakan, yaitu pemetaan geologi teknik tingkat pelapukan, kualitas massa batuan, dan tingkat kestabilan lereng dengan skala 1:25.000 khususnya pada area lereng serta pengujian sifat keteknikan pada sampel batuan untuk mengetahui sifat indeks dan kekuatan batuan. Hasil penelitian terdapat 3 (tiga) satuan geomorfologi, yaitu satuan perbukitan sisa gunungapi berlereng curam, perbukitan sisa gunungapi berlereng agak curam, dan perbukitan karst berlereng curam. Daerah penelitian tersusun oleh satuan breksi andesit dan batugamping. Terdapat struktur geologi berupa kekar gerus, sesar sinistral menurun, sesar dekstral menurun, sesar geser sinistral, dan sesar turun. Kedalaman muka air tanah pada area sekitar analisis lereng sekitar 1 – 5 m dengan elevasi 495 – 560 m. Tingkat kemiringan lereng daerah penelitian berupa datar, agak miring, miring, sangat curam, dan sebagian besar agak curam serta curam. Tingkat pelapukan batuan pada area lereng penelitian, yaitu breksi andesit lapuk sedang (30.4 – 169.8 MPa), breksi andesit lapuk tinggi (1.89 – 6.4 MPa), dan batugamping (75.5 MPa). Kualitas massa batuan terbagi menjadi 3 (tiga) zona dengan rentang nilai 21 – 35, 36 – 50, dan 51 – 65. Berdasarkan analisis kestabilan pada area lereng penelitian terbagi menjadi 3 (tiga) tingkat, yaitu zona lereng stabil, kritis, dan tidak stabil. Hasil perbandingan peta tingkat kestabilan lereng dengan penelitian sebelumnya menunjukkan perbedaan yang signifikan. Terdapat zona lereng stabil sebanyak 9 (sembilan) yang berada pada zona
kerentanan gerakan tanah sangat tinggi dan 6 (enam) pada zona kerentanan gerakan tanah sedang. Zona kritis sebanyak 2 (dua) yang berada pada zona kerentanan gerakan tanah tinggi. Zona tidak stabil sebanyak 5 (lima) pada zona kerentanan gerakan tanah sangat tinggi dan 1 (satu) pada kerentanan gerakan tanah tinggi.
Kata kunci: Generalized Hoek–Brown, Geological Strength Index (GSI), Karakteristik geologi teknik, Kestabilan lereng, Limit Equilibrium Methode (LEM).
2. Link :
https://meet.google.com/akr-esit-qye
3. Waktu :
Hari, Tanggal : Senin, 22 Agustus 2022
Pukul : 11.00 sd. 12.30 WIB
4. Keterangan :
- Nama, Nim Mahasiswa : Andre Dani Setiawan, 18/428748/TK/47250
- Dosen Pembimbing Utama : Ir. I Gde Budi Indrawan, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM.
- Dosen Pembimbing Pendamping : Dr.rer.nat. Ir. I Wayan Warmada, IPM.
- Judul Kolokium : Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Kesetimbangan Batas di Desa Kebonharjo dan Sekitarnya, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Catatan :
Peserta kolokium di luar civitas Departemen Teknik Geologi FT UGM, jika ingin mengikuti kolokium dimohon untuk meminta ijin terlebih dahulu.