1. Sari :
Sub-Cekungan Madura adalah bagian dari Cekungan Jawa Timur yang merupakan cekungan belakang busur, dinamai letak geografisnya yang berada di Selat Madura (Bransden & Matthews, 1992). Eksplorasi di daerah Selat Madura telah berjalan cukup lama dari tahun 1967 yang dilakukan oleh Citic Service sampai dengan sekarang dan merupakan salah satu bagian kontrak kerja lapangan gas bumi Region IV sampai dengan tahun 2032. Kondisi geologi dari cekungan ini sendiri secara regional cukup menarik untuk dibahas, ditambah dengan potensi sebagai salah satu cekungan penghasil hidrokarbon di Indonesia.
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, Sub-Cekungan Madura telah melewati beberapa fase tektonik. Dinamika dari struktur dan pembentukan Sub-Cekungan Madura inilah yang menjadi bahasan utama pada penelitian kali ini. Salah satu cara untuk memahami proses dan pembentukan cekungan tersebut adalah dengan pendekatan rekonstruksi palinspatik. Dengan melakukan rekonstruksi palinspatik, jenis, pola, orientasi, waktu, dan mekanisme pembentukan struktur serta sejarah pembentukan dari Sub-Cekungan Madura dapat diketahui.
Setelah dilakukan analisis dari rekonstruksi palinspatik yang diperoleh dari dua puluh dua (22) lintasan seismik 2D dan enam (6) sumur, didapatkan struktur geologi yang terdapat di Sub-Cekungan Madura memiliki trend dengan pola arah barat – timur, dengan jenis struktur berupa sesar turun, sesar naik, dan sesar – sesar hasil inversi. Sub-Cekungan Madura mengalami beberapa fase tektonik. Fase pertama yaitu fase syn-rift, di mana cekungan ini mengalami pemekaran sehingga membentuk ruang akomodasi untuk sedimen terendapkan. Pemekaran ini memiliki strain 0.32% sampai dengan 4.73%. Fase kedua adalah fase post-rift yang berlangsung dari Late Eocene sampai dengan Early Miocene dengan rentang strain 0.6-2.43%, memperlihatkan struktur – struktur sesar turun tidak terbentuk lagi. Pada umur Middle Miocene terjadi fase inversi dengan pemendekan 0.32-0.56% yang menyebabkan daerah Sub-Cekungan Madura bagian selatan dan utara mengalami pengangkatan yang diakomodasi oleh struktur Rembang-Madura-Kangen-Sakala (RMKS) dan Kendeng Fold Thrust Belt (KFTB), sedangkan pada Late Miocene pemendekannya mencapai 1.72-2.22%. Pada umur Early Pliocene, pemendekannya mulai berkurang dengan strain 0.08-0.51%, namun pengangkatan pada zona sesar RMKS masih terjadi hingga saat ini.
Kata kunci: Kendeng Fold Thrust Belt (KFTB), Rekonstruksi Palinspatik, Sub-Cekungan Madura, Zona Sesar RMKS
2. Link Meeting :
https://meet.google.com/cbh-ymjb-vuc
3. Waktu :
Jumat, 31 Desember 2021, pukul : 10.00 sd. 11.00 WIB
4. Keterangan
- Nama, Nim Mahasiswa : Cecilia Jatu Praba Datu, 17/410238/TK/45595
- Dosen Pembimbing Utama : Ir. Salahuddin, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM.
- Dosen Pembimbing Pendamping : Erick Prim Putra, S.T., M.T.
- Judul Kolokium : Rekonstruksi Palinspatik Sub-Cekungan Madura .
Catatan :
Peserta kolokium di luar civitas Departemen Teknik Geologi FT UGM, jika ingin mengikuti kolokium dimohon untuk meminta ijin terlebih dahulu.
Terima kasih.