Arsip:

SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak

Kisah Dibalik Pemetaan Geologi di Area Perhutani Daerah Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

 Penulis: Aisyah Dewi Khodijah

Daerah Perhutani ini berada di Desa Karanganyar dan sekitarnya, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Sebelumnya telah dilakukan pemetaan di daerah ini, tetapi dalam skala regional. Hal tersebut menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan pemetaan geologi dengan skala yang lebih detail yaitu skala 1:25.000 di daerah Karanganyar, Bangkleyan, dan sekitarnya, Kecamatan Karanganyar dan Jati, Kabupaten Ngawi dan Blora, Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. read more

Korelasi Hidrogeologi dan Hidrokimia dengan Rencana Pembangunan Terowongan

Setiap kegiatan pembangunan infrastruktur memiliki dampak yang negatif bagi lingkungan yang sulit untuk dihindari. Hal tersebut dapat terjadi apabila rencana pembangunan tidak memadai, sehingga memicu munculnya permasalahan lingkungan. Salah satunya yaitu, kontaminasi sumber daya air akibat adanya pembangunan terowongan. Dampak lain dari pembangunan terowongan yang perlu diperhatikan yaitu ketersediaan air berkurang, menurunnya kualitas air, dan kegagalan sistem infrastruktur air. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan studi lebih lanjut mengenai kondisi hidrogeologi pada daerah pembangunan sebagai kunci untuk mengetahui jenis batuan yang akan mempengaruhi laju air tanah. read more

Solusi Menghadapi Krisis Air di Musim Kemarau : Pemetaan Air Bawah Tanah dengan Metode GPI

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer setiap manusia. Kebutuhan terhadap air bersih menjadi tantangan yang serius dalam mencapai pembangunan keberlanjutan khususnya di beberapa daerah yang sulit mengakses air bersih. Peristiwa krisis air bersih sangat sering terjadi umumnya pada musim kemarau, hal ini berdampak signifikan di beberapa sektor seperti agrikultur, peternakan, kesehatan masyarakat, dan industri lainnya. Suatu upaya untuk menangani masalah krisis air salah satunya yaitu melakukan pemetaan air bawah permukaan untuk mengetahui letak cadangan sumber daya air. melalui pemetaan tersebut diharapkan kegiatan eksplorasi air bawah permukaan dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pemetaan air bawah permukaan dapat dilakukan dengan mengetahui kondisi geologi suatu daerah untuk menentukan apakah di daerah tersebut terdapat akuifer yang berpotensi menyimpan air bawah permukaan. read more

Apakah Air Tanah Dapat Menyongkong Kebutuhan Air Bersih di Sektor Pariwisata Gili Air?

Gili Air merupakan salah satu pulau kecil yang berada di barat laut Pulau Lombok. Perekonomian di pulau ini sangat dipengaruhi oleh kegiatan pariwisata. Berdasarkan data dinas pariwisata, mulai tahun 2017 terjadi peningkatan wisatawan yang cukup signifikan hingga mencapai 220 ribu wisatawan dalam setahun. Hal ini memicu banyaknya pembangunan penginapan yang mengakibatkan peningkatan jumlah sumur gali. Peningkatan jumlah sumur gali dapat berdampak pada kuantitas air tanah, dimana pulau yang lebih kecil relatif memiliki kapasitas air tanah yang lebih sedikit dibandingkan dengan pulau yang besar. Kapasitas air tanah sangat berkorelasi dengan kondisi akuifer. Gili Air memiliki akuifer yang homogen, air tanah pada pulau ini hadir sebagai freshwater lens (FWL) yang berada di atas air laut karena perbedaan densitas. Zona FWL dengan zona air laut terpisahkan oleh zona transisi yang tersusun oleh batu gamping. read more

Menelusuri Hutan Ngawi dan Sungai Bengawan Solo: Potret Pencemaran dalam Pemetaan Geologi Mandiri

Penulis: Amira Putri Rahma

Pada bulan Juli 2024, mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada angkatan 2022 melaksanakan pemetaan geologi mandiri yang termasuk kedalam rangkaian kegiatan Kuliah Lapangan 2024. Pemetaan dilakukan pada daerah paling barat, Semarang, Jawa Tengah hingga daerah paling timur, Jombang, Jawa Timur yang termasuk ke dalam Zona Fisiografi Kendeng. Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mempraktekkan teori dasar geologi.

Area pemetaan geologi mandiri berukuran 4×5 m dengan nomor kavling berbeda-beda untuk setiap peserta KL (Kuliah Lapangan). Dari pembagian nomor kavling, kelompok 19 mendapatkan kavling yang berada pada daerah perbatasan Sragen, Jawa Tengah dan Ngawi, Jawa Timur dengan nomor kavling 123, 23, 80, 122, dan 28. read more

Pemetaan Geologi di Zona Kendeng: Kavling Penuh Hutan dan Ladang dengan Seepage Minyaknya

Penulis: Alvanza Daniswara Haryadi

Pada Departemen Teknik Geologi yang berada pada Fakultas Teknik ini setiap tahunnya pada libur Semester Genap selalu mengadakan sebuah kegiatan yang bernama Pemetaan Geologi. Pemetaan Geologi ini sendiri merupakan puncak kegiatan dari jurusan Teknik Geologi. Para mahasiswa S1 akan disebar secara merata pada zona fisiografi yang ditetapkan pada tahun tersebut. Nantinya para mahasiswa akan mendapatkan sebuah daerah yang ditentukan menggunakan undian secara acak untuk kavlingnya masing-masing. read more

Mengeringnya Sungai Eufrat dan Misteri Gunung Emas: Tinjauan Ilmiah dan Teologis

Dalam hadis Abu Hurairah RA menyatakan bahwa terdapat ‘gunung emas’ yang tersingkap ketika Sungai Eufrat mengering dan menimbulkan peperangan. Hadis ini menjadi dikenal karena adanya ‘gunung emas’ dan menjadi sebuah pertanyaan apakah ‘gunung emas’ tersebut sungguh ada?

Sejarah dan Geologi

Sungai Eufrat merupakan sebuah sungai yang melewati negara Turki, Suriah, dan Irak serta menjadi saksi peradaban Mesopotamia, salah satu perintis peradaban di dunia. Sungai yang masih dalam satu sistem daerah aliran sungai (DAS) dengan Sungai Tigris ini, mendukung kesuburan pertanian dan perekonomian masyarakat Mesopotamia. Berdasarkan kacamata geologi, kawasan Timur Tengah terbentuk akibat adanya tumbukan lempeng Asia dan lempeng Afrika. Di sekeliling sungai ini juga dijumpai beberapa tinggian dengan jenis batuan yang berbeda dengan bagian lembah. Dosen Teknik Geologi UGM, Agus Hendratno, menjelaskan bahwa Sungai Eufrat memiliki air tanah yang melimpah sehingga pertanian di sekitarnya sangat subur. Seiring waktu, Nasa menyampaikan bahwa Sungai Eufrat mengalami penurunan debit air dari tahun 2003 yang dapat disebabkan oleh adanya sedimentasi dan perubahan iklim. read more

Peran Dosen Teknik Geologi UGM dalam Penyelamatan Mata Air di Kawasan Dieng

 Pada tanggal 17 Oktober 2024 lalu telah diselenggarakan Kongres Mata Air ke-IX di Desa Igirmranak, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Kongres ini dilaksanakan dengan mengangkat isu pelestarian air sebagai sumber kehidupan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang menekankan pentingnya air bagi setiap orang. Kegiatan ini melibatkan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, NGO, dan masyarakat di kawasan Dieng. Hal ini dilakukan karena menimbang terjadinya penurunan debit air yang signifikan untuk kepentingan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik yang signifikan. Seperti halnya yang terjadi pada Telaga Merdada yang terletak di Desa Karangtengah, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, salah satu obyek wisata alam di Dieng, yang mengalami kekeringan karena air disedot oleh petani dari Desa Karangtengah, Bakal, Buntu, dan Dieng Kulon untuk mengairi perkebunan mereka. read more