Penulis: Deril Shalom Pratama Sitohang
Wonosegoro merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Jika ditinjau dari segi geologinya, Wonosegoro memiliki keunikan khususnya pada strukturnya. Dikarenakan keunikannya ini, Wonosegoro menjadi salah satu lokasi pemetaan geologi mandiri bagi mahasiswa Teknik Geologi UGM angkatan 2022. Mahasiswa yang kebetulan mendapatkan lokasi pemetaan ini salah satunya adalah Deril Shalom Pratama Sitohang dengan NIM: 22/494910/TK/54336.
Pemetaan dilakukan selama kurang lebih 1 bulan. Seperti pemetaan pada umumnya, pengambilan data berupa litologi, geomorfologi, struktur, dan aspek geologi lainnya. Pemetaan geologi ini kemudian menghasilkan sebuah peta geologi, peta pola penyaluran, peta aspek geomorfologi, kolom stratigrafi, dan analisis struktur dari daerah pemetaan. Peta-peta ini kemudian disatukan dalam 1 poster berukuran A0.
Begitu banyak pengalaman dan cerita yang dialami oleh mapper selama pemetaan berlangsung. Sesuai dengan judul artikel ini, terdapat banyak deformasi yang terjadi dan tersingkap pada daerah pemetaan ini. Patahan dan lipatan merupakan ‘makanan’ sehari-hari yang dijumpai oleh mapper. Sesar dan lipatan yang ditemukan ini kemudian menjadi ajang mapper untuk dilatih mental dan pikirannya dalam menghadapi singkapan-singkapan yang ada.
Fitur geologi lokal yang ada pada kaveling ini direpresentasikan melalui singkapan-singkapan yang ada di daerah ini. Singkapan yang bisa dikatakan baik menjadi sebuah fitur geologi lokal dapat ditemukan pada dinding-dinding sungai, Kali Kidang, yang mengalir dan seolah-olah membelah 2 kavling ini.
Pola penyaluran yang berkembang pada daerah penelitian yaitu trellis, dan sub dendritik. Pola penyaluran ini diinterpretasikan dikontrol dengan kehadiran struktur patahan. Satuan geomorfologi terbagi menjadi satuan punggungan aliran lava Repaking, satuan perbukitan zona sesar dan lipatan Repaking, dan satuan denudasional sesar dan lipatan Repaking. Daerah Wonosegoro memiliki beberapa satuan batuan yaitu dari yang tertua adalah mudstone sisipan sandstone (N16-N17), perselingan mudstone – sandstone (N17-N19) yang menjari dengan mudstone sisipan packstone (N18-N19), dan lava andesit (Holosen). Satuan batuan tersebut termasuk ke dalam Formasi Kerek dan Formasi Kalibeng. Struktur yang dapat dijumpai pada daerah ini yaitu sesar geser sinistral dan dekstral, serta lipatan berupa antiklin dan sinklin. Berdasarkan analisis struktur pada kekar gerus, diketahui bahwa arah gaya utama yang mengontrol struktur yang berkembang di daerah tersebut yaitu timur laut – barat daya.
Sebagai seorang geologist, interpretasi merupakan hal yang umum dilakukan. Dengan mengetahui bagaimana aspek geologi seperti litologi, geomorfologi, struktur, dll, kita dapat mengetahui bagaimana sejarah pembentukan daerah ini. Oleh karena itu, kegiatan pemetaan ini dapat berkontribusi dengan menjelaskan bagaimana sejarah geologi dari hal lokal yang ada.
Dengan menganalisis aspek geologi yang ada, didapatkan bagaimana daerah ini dapat terbentuk. Selain itu, dikarenakan pemetaan ini juga mengetahui bagaimana persebaran litologi yang ada, hal ini kemudian dapat menjadi dasar pertimbangan mengetahui potensi dari kavling ini. Potensi yang dimaksud adalah bagaimana potensi jika dilakukan konstruksi pada daerah ini, potensi sumber daya alam yang dapat terbentuk (akan berkaitan dengan pembentukan hidrokarbon), dan masih banyak lagi.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024