Dalam hadis Abu Hurairah RA menyatakan bahwa terdapat ‘gunung emas’ yang tersingkap ketika Sungai Eufrat mengering dan menimbulkan peperangan. Hadis ini menjadi dikenal karena adanya ‘gunung emas’ dan menjadi sebuah pertanyaan apakah ‘gunung emas’ tersebut sungguh ada?
Sejarah dan Geologi
Sungai Eufrat merupakan sebuah sungai yang melewati negara Turki, Suriah, dan Irak serta menjadi saksi peradaban Mesopotamia, salah satu perintis peradaban di dunia. Sungai yang masih dalam satu sistem daerah aliran sungai (DAS) dengan Sungai Tigris ini, mendukung kesuburan pertanian dan perekonomian masyarakat Mesopotamia. Berdasarkan kacamata geologi, kawasan Timur Tengah terbentuk akibat adanya tumbukan lempeng Asia dan lempeng Afrika. Di sekeliling sungai ini juga dijumpai beberapa tinggian dengan jenis batuan yang berbeda dengan bagian lembah. Dosen Teknik Geologi UGM, Agus Hendratno, menjelaskan bahwa Sungai Eufrat memiliki air tanah yang melimpah sehingga pertanian di sekitarnya sangat subur. Seiring waktu, Nasa menyampaikan bahwa Sungai Eufrat mengalami penurunan debit air dari tahun 2003 yang dapat disebabkan oleh adanya sedimentasi dan perubahan iklim.
Tafsir Hadis pada Fenomena Keringnya Sungai Efrat
Peristiwa keringnya Sungai Eufrat ini kemudian mengingatkan pada sebuah hadis yang berkata “Hari Kiamat tidak akan terjadi sampai Sungai Eufrat (mengering lalu) menyingkapkan gunung emas…”. Hadis tentang Sungai Eufrat ini dapat dimaknai secara eksplisit ataupun implisit. Secara eksplisit, hadis tersebut menyatakan bahwa kekeringan yang dimaksud ialah pengeringan sungai hingga dasar sungai terlihat. Akan tetapi, secara implisit yaitu “mengeringnya” kondisi masyarakat sekitar sungai yang ditandai dengan adanya peperangan di Timur Tengah yang disebabkan oleh adanya eksploitasi sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi yang berlimpah di kawasan ini.
Makna Ilmiah dan Spiritual
Berdasarkan ilmu geologi, keterdapatan ‘gunung emas’ dapat diketahui berdasarkan adanya batuan vulkanik serta endapan bijih emas ataupun adanya endapan emas placer yang tercampur dengan material yang ada di sungai. Keterdapatan ‘gunung emas’ tersebut dapat memberikan makna lahiriyah ataupun batiniah. Agus menjelaskan bahwa secara lahiriyah ‘gunung emas’ dapat diartikan dengan gunungapi yang termineralisasi endapan emas atau terdapatnya endapan placer yang mengandung butiran emas. Secara batiniah, ‘gunung emas’ dimaksudkan untuk menggambarkan kejayaan Mesopotamia di masa lalu yang akan terulang kembali dengan melimpahnya sumberdaya migas di wilayah lembah Mesopotamia.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu misteri ‘gunung emas’ di Sungai Eufrat bukan hanya soal kemungkinan geologi, tetapi juga simbol konflik dan kekayaan yang dapat menjadi ujian bagi manusia. Oleh karena itu, kita diharapkan dapat lebih bijak dalam memanfaatkan sumberdaya alam di kawasan yang memiliki kelimpahan sumber daya alam, tetapi rawan konflik. (Dewi Indah Kusuma Sari/UGMAI)
Humas Departemen │ November 2024