Penulis: Auvanda Ivan Muhammad
Kuliah lapangan merupakan salah satu kegiatan wajib dalam geologi, dan Desa Sekar menjadi lokasi istimewa bagi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mendalami ilmu ini. Desa yang terletak di bagian timur Zona Fisiografi Kendeng ini menjadi laboratorium alam yang memberikan pengalaman belajar secara langsung di lapangan. Selama kegiatan, mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat lokal yang menawarkan wawasan unik tentang hubungan antara geologi dengan apa yang telah terjadi di masa lampau.
Kegiatan ini dimulai dengan observasi langsung terhadap berbagai formasi batuan yang ada di Desa Sekar dan sekitarnya. Mahasiswa Teknik Geologi UGM dengan bimbingan dari dosen, mempelajari karakteristik fisik batuan, struktur geologi, serta proses pembentukannya. Selain itu, para peserta kuliah lapangan juga diajak melakukan pemetaan geologi untuk memahami tata letak dan hubungan antar lapisan batuan di wilayah tersebut. Di sela-sela kesibukan lapangan, Kelompok 11 Segomawut yang beranggotakan Auvanda Ivan Muhammad, Aldin Fauzidane, Armand Banu Melandri, Dayinta Sitaresmi Wibawa, dan Salma Elcanza Asfuri gemar berdiskusi mengenai temuan-temuan mereka, saling bertukar pendapat, dan melatih kemampuan analisis.
Tidak hanya berkutat dengan batuan, mahasiswa juga diberi kesempatan untuk berbincang dengan warga lokal. Dari interaksi ini, mereka memahami bagaimana geologi berperan dalam kehidupan masyarakat, seperti dalam pengelolaan sumber daya air dan pertanian. Kuliah lapangan tidak hanya memberikan pengetahuan kebumian, tetapi juga meninggalkan cerita yang berkesan. “Kalau boleh dibilang, kuliah lapangan ini tidak untuk diulang, tetapi hanya untuk dikenang,” ucap Dagma Nayotama, salah satu peserta kuliah lapangan Teknik Geologi UGM. Pengalaman ini menjadi momen berharga bagi mahasiswa untuk melihat langsung aplikasi ilmu geologi dalam kehidupan nyata.
Humas Departemen | Desember 2024