Eksplorasi Geologi di Kavling 49: Pengalaman dan Kontribusi

Penulis: Kuswadi Rafly Firmansyah

 Pemetaan geologi merupakan langkah fundamental untuk memahami struktur dan sejarah bumi pada suatu wilayah. Pada kesempatan ini, saya berkesempatan terlibat dalam pemetaan geologi di Kavling 49 yang terletak di daerah Bobol, Rejuno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Pengalaman lapangan menjadi tantangan tersendiri, mulai dari mengidentifikasi singkapan batuan hingga menggunakan peralatan seperti kompas geologi dan palu. Dalam perjalanan menuju lokasi yang berbukit, kami menyusuri jalan yang curam, membawa peralatan lengkap, dan harus teliti mencatat setiap data di tengah kondisi alam yang bervariasi. Pengalaman ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya pemetaan geologi untuk memahami potensi sumber daya alam dan mitigasi bencana.

Salah satu aspek menarik dari penelitian ini adalah keberadaan Goa Lowo Ngronan, bagian dari satuan Perbukitan Karst Ngronan. Goa ini menjadi sorotan karena karakteristiknya yang terbentuk melalui proses karstifikasi intensif. Proses ini melibatkan pelarutan batuan karbonat oleh air tanah, menciptakan rongga-rongga yang unik. Selain itu, morfologi goa ini

dihiasi oleh stalaktit dan stalagmit yang menambah daya tarik visual sekaligus menyimpan informasi geologi masa lalu. Goa Lowo Ngronan menjadi bukti bagaimana interaksi antara air dan batuan dapat membentuk lanskap yang menarik sekaligus mencerminkan proses geologi yang kompleks.

Morfologi kawasan pemetaan secara keseluruhan dibagi menjadi empat satuan utama, yaitu perbukitan antiklin, lembah antiklin, dataran denudasional, dan perbukitan karst. Setiap satuan memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, perbukitan antiklin menunjukkan bagaimana struktur lipatan akibat gaya tektonik dapat memengaruhi pola aliran sungai dan membentuk bentang alam. Sementara itu, dataran denudasional mencerminkan proses erosi yang intensif, sedangkan perbukitan karst mencerminkan bagaimana batuan karbonat dapat membentuk fitur unik seperti goa dan bukit terisolasi.

Dokumen ini memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan pengetahuan geologi, khususnya terkait Zona Kendeng. Dengan stratigrafi yang menunjukkan batuan dari Miosen hingga Pleistosen, penelitian ini memperkaya literatur geologi mengenai sejarah geologi kawasan tersebut. Informasi ini bermanfaat untuk pengembangan teori tentang proses sedimentasi, vulkanisme, dan tektonik di wilayah Jawa Timur.

Dari sisi pemanfaatan sumber daya, penelitian ini mengidentifikasi potensi tambang bahan galian C, seperti batugamping dan batupasir, yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Analisis potensi ini juga membantu dalam perencanaan tata ruang dan pemanfaatan lahan di kawasan tersebut. Selain itu, identifikasi risiko seperti longsor dan jatuhan batuan memberikan panduan penting untuk mitigasi bencana, melindungi masyarakat sekitar dari ancaman geologi.

Dalam konteks geowisata, dokumentasi mengenai Goa Lowo Ngronan dan lanskap karst lainnya menjadi daya tarik tersendiri. Kawasan ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata edukatif, di mana pengunjung dapat belajar tentang geologi sambil menikmati keindahan alam. Melalui pemetaan ini, keindahan alam Kavling 49 tidak hanya dapat dilihat, tetapi juga dipahami dalam konteks proses geologi yang membentuknya, sehingga memberikan apresiasi lebih dalam terhadap keajaiban alam.

Pemetaan geologi di Kavling 49 ini tidak hanya memberikan pengalaman lapangan yang berharga tetapi juga memperkuat pemahaman kami tentang proses geologi yang kompleks. Kami menyadari bahwa keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari bimbingan Bapak Rahmadi Hidayat, S.T., M.Eng., Ph.D., yang dengan sabar memberikan arahan dan ilmunya selama proses penelitian. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman kelompok “Asoy Geboy” yang senantiasa bekerja sama dengan baik, serta porter yang membantu kami membawa perlengkapan selama pemetaan. Dukungan dan kerjasama ini menjadi kunci utama dalam menyelesaikan tugas dengan lancar dan menghasilkan laporan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi bidang geologi Indonesia.

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024