Penulis: Fathika Azzahra Putri Wardoyo
Pada Juli 2024, mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada angkatan 2022 melaksanakan pemetaan geologi mandiri pada Zona Kendeng. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam menerapkan ilmu-ilmu geologi yang telah dipelajari secara langsung di lapangan. Setiap peserta mendapatkan kavling berukuran 4×5 meter dengan nomor yang berbeda-beda. Salah satu kavling pemetaan geologi mandiri bernomor 60 yang berlokasi di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Singkapan napal pada kavling 60 (Dokumen pribadi)
Pada kavling 60, napal menjadi “penguasa” dengan dominasi hampir 80% dari keseluruhan litologi yang ditemukan. Karakteristik napal di sini sangat khas, berwarna putih cerah dengan tekstur yang rapuh dan cenderung kering karena kemampuannya yang buruk dalam menyimpan air. Menariknya, ketika melakukan pemetaan di siang hari, saya menyadari bahwa singkapan napal yang memantulkan cahaya matahari dengan sangat baik dapat membuat kulit terlihat lebih cerah seketika. Fenomena ini tidak hanya mengingatkan saya untuk selalu memakai pelindung matahari, tetapi juga memberikan pengalaman unik yang sulit dilupakan selama pemetaan geologi mandiri berlangsung.
Kenampakan kebun kayu putih pada kavling 60 (Dokumen pribadi)
Meski tanah napal dikenal kurang subur dan kering, pohon kayu putih menjadi pemandangan yang mendominasi tata guna lahan di kavling ini. Pohon-pohon kecil yang terlihat sederhana ini ternyata sangat tangguh, mampu beradaptasi dengan lingkungan yang minim kelembaban. Keberadaan kayu putih di atas tanah napal yang kering memberikan pelajaran menarik tentang hubungan antara geologi dan ekologi. Pohon-pohon ini seolah menjadi simbol kehidupan yang terus bertahan di tengah kondisi yang menantang, menghadirkan harmoni alami di tengah dominasi napal yang serba putih.
Keunikan interaksi antara napal yang mendominasi kavling dengan keberadaan pohon kayu putih memberikan wawasan mendalam tentang hubungan erat antara geologi dan ekosistem di sekitarnya. Tanah yang tampak tidak ramah sekalipun dapat mendukung kehidupan, menunjukkan adaptasi luar biasa dari flora seperti kayu putih. Pengalaman di kavling ini tidak hanya memperkaya pemahaman geologi, tetapi juga memberikan perspektif baru tentang potensi pemanfaatan lahan marginal secara berkelanjutan. Kavling 60 menjadi pengingat bahwa di balik setiap singkapan batuan, selalu ada cerita yang menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kekayaan alam yang menakjubkan.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024