Penulis: Masalie Rahman
15 Juli 2024, kelompok 28 melakukan perjalanan sakral yang menjadi titik puncak dalam kehidupan mahasiswa Teknik Geologi UGM. Perjalanan dengan motor dilakukan dari Yogyakarta pada pukul 08.00 dan sampai di rumah Pak Wo di Jombang pada pukul 18.00. Pak Wo, keluarga, dan warga desa menyambut kami dengan sangat ramah. Sesampainya di sana, kami beristirahat, bersih-bersih, dan makan bersama-sama.
Rute perjalanan Yogyakarta – Jombang
Keesokan harinya, kami bersama porter mulai melakukan pemetaan di kavling pemetaannya masing-masing. Meskipun menetap di Jombang, area pemetaan yang penulis dapat termasuk ke dalam Kabupaten Nganjuk. Area pemetaan ini meliputi sebagian dari Desa Ngepung, Desa Pinggir, Desa Bangle, dan Desa Sumber Kepuh. Keempat desa ini menjadi saksi bisu mengenai usaha keras penulis dalam mengambil data di lapangan dan usaha keras dalam menangani kerusakan motor.
Foto bersama kelompok pemetaan dan keluarga Pak Wo
Dari 21 hari menetap di Jombang, 10 hari digunakan untuk pengambilan data lapangan, 1 hari untuk reconnaissance bersama ibu dosen pembimbing lapangan, 2 hari untuk checking bersama dosen pembimbing lapangan, 3 hari untuk berlibur, dan 5 hari untuk men-service motor. Masalah motor dialami pada hari keberangkatan dengan bocornya ban depan karena tertancap paku, hari pertama dengan rem kaki yang posisinya bergeser, hari ke-3 dengan knalpot yang patah, hari ke-4 dengan tarikan gas yang tidak bisa berhenti, hari ke-5 ban bocor dua kali dalam 3 jam, hari ke-7 dengan casing rantai yang tersangkut di rantai, hari ke-13 dengan porsneling yang patah, checking day 1 dengan kick starter yang patah, checking day 2 dengan motor yang terbelah dua.
Dokumentasi dari beragam masalah motor yang dialami oleh penulis
Selain permasalahan motor yang dialami, pada daerah penelitian dijumpai banyak jenis batuan yang ditemui di sini. Di antaranya batulempung karbonatan, batugamping, batupasir karbonatan, batulempung, batupasir, batulanau, konglomerat, dan batupasir kerikilan. Batuan-batuan tersebut umum ditemukan di kaveling pemetaan, namun terdapat hal lain yang menurut penulis menjadi keunikan dari daerah ini. Di antara keunikannya yaitu terdapat wisata Curug Grojogan dan wisata mati Sendang Joblak.
Pemandangan wisata Curug Grojogan, urat kalsit-dolomit, dan Travertine
Wisata Curug Grojogan menyajikan pemandangan indah wisata air terjun berundak di antara hutan-hutan lebat yang batuannya merupakan jenis-jenis batuan karbonatan seperti batupasir karbonatan dan batugamping. Selain pemandangan indah, di sini ditemukan keberadaan travertine dan urat kalsit-aragonit. Hari itu air terjun tidak mengalir dengan deras karena musim kemarau.
Wisata Sendang Joblak merupakan wisata mati dari air terjun kecil berundak dengan mata air yang muncul. Sewaktu mendatangi tempat tersebut, belum memasukinya saja sudah terasa ada suasanya yang ganjil. Setelah bertanya kepada warga setempat, rupanya wisata tersebut sering digunakan untuk persembahan sesajen karena dipercaya merupakan tempat tinggal Hanoman.
Wisata mati Sendang Joblak yang penuh aura mistis
Pengalaman yang seru kurang dari sebulan itu sudah cukup bagiku. Kami harus mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan perkuliahan terberat di geologi, yaitu kehidupan sebagai mahasiswa semester 5.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024