Pernah Jadi Asisten Laboratorium Paleontologi di UGM, Wabup Nganjuk Tinjau Langsung Ekskavasi Fosil Gajah Purba

Sumber berita: https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/22/113755178/pernah-jadi-asisten-lab-paleontologi-ugm-wabup-nganjuk-tinjau-langsung

 

Wakil Bupati (Wabup) Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, secara langsung meninjau proses ekskavasi fosil Stegodon trigonochepalus atau gajah purba di Kawasan Hutan Tritik, Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim), Selasa (21/10/2025). Penemuan fosil yang nyaris utuh ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk. Untuk mencapai titik temuan fosil, Wabup yang akrab disapa Mas Handy ini harus menyusuri jalan sempit, berkelok dan menanjak.

Perjalanan semakin menantang, karena jalur tersebut berlumpur akibat hujan deras yang mengguyur Desa Tritik berjam-jam. Namun, sulitnya medan tidak menyurutkan niat Mas Handy untuk melihat langsung situs bersejarah ini. Dorongan kuat untuk meninjau lokasi ekskavasi tak lepas dari latar belakang pendidikannya. Diketahui, Mas Handy merupakan lulusan Program Sarjana (S1) Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dan pernah menjadi Asisten Laboratorium (Aslab) Paleontologi, ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui fosil. “Karena berkaitan dengan latar pendidikan, saya tergugah untuk datang langsung meninjau ekskavasi ini,” katanya.

Ekskavasi Selama 9 Hari

Mas Handy mengungkapkan, proses ekskavasi telah berlangsung selama sembilan hari, dimulai sejak Senin (13/10/2025), dan hari ini menjadi hari terakhir. Ekskavasi ini dilaksanakan oleh Tim Museum Geologi Bandung, didampingi Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Nganjuk, serta komunitas Kota Sejuk. “Fragmen-fragmen fosil dari Stegodon hampir semuanya sudah ditemukan. Diperkirakan sudah 70 persen kumpulan fosil Stegodon sudah ditemukan di Kawasan Hutan Tritik ini,” jelas Mas Handy dengan antusias.

Bagian tulang Stegodon yang terawetkan secara alami meliputi tulang rusuk, tulang panggul, gading, rahang, gigi dan tulang punggung. Penemuan ini, dapat dikatakan sebagai fosil Stegodon yang nyaris utuh secara individu. “Mudah-mudahan fosil Stegodon ini secara utuh dapat diselamatkan dan menjadi warisan berharga bagi ilmu pengetahuan,” paparnya. Dia berharap penemuan ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam penelitian Paleontologi.

Penemuan fosil gajah purba ini, diharapkan tidak hanya menjadi objek penelitian, tetapi juga potensi baru bagi pengembangan edukasi dan pariwisata di Kabupaten Nganjuk.