Pos oleh :

maya.kristine

Analisis Kualitas Air Tanah Pada Batuan Vulkanik

Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang paling banyak digunakan karena kualitasnya yang relatif lebih baik dibandingkan sumber air permukaan. Proses infiltrasi dan perkolasi yang dilalui air tanah melalui zona tak jenuh ke zona jenuh memberikan karakteristik kimia yang berbeda pada air tanah. Penggunaan air tanah terus meningkat setiap tahun, baik untuk kebutuhan domestik, industri, maupun pertanian, termasuk di Indonesia. Sayangnya, peningkatan penggunaan air tanah seringkali diikuti oleh ancaman pencemaran. Pencemaran ini dapat berasal dari aktivitas manusia seperti limbah domestik, aktivitas pertanian, dan intrusi air laut di daerah pesisir. read more

Menjelajahi Tumpang Pitu dan Kawah Ijen: Pengalaman Geologi Ekonomi Bersama SEG UGM-SC

Pada tanggal 18-20 Oktober 2024, SEG UGM-SC akan menyelenggarakan Workshop Internasional dan Fieldtrip. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman mendalam terkait pemahaman tentang deposit mineral ekonomi. Acara ini menggabungkan workshop dan fieldtrip ke area pertambangan emas PT Bumi Suksesindo di Desa Sumberagung, Banyuwangi serta Kawah Ijen di Jawa Timur.

Workshop internasional dilaksanakan 18 Oktober 2024 dengan pembicara ahli dari berbagai latar belakang:

  1. Prof. Adam C. Simon (University of Michigan) – Membahas proses pembentukan deposit logam.
  2. STJ Budi Santoso (CEO PT Geofix Indonesia) – Memberikan wawasan tentang tahapan eksplorasi mineral.
  3. Dudy Setyandhaka (General Manager PT Merdeka Copper Gold Tbk) – Mengenalkan eksplorasi dan produksi Cu-Au di Sunda Timur.

Tujuan utama dari diadakannya lokakarya ini adalah untuk memperkuat pengetahuan peserta tentang sistem hidrotermal magmatik, tahapan eksplorasi mineral, dan pengelolaan deposit logam mulia. Diskusi yang dilakukan meliputi aspek teoritis hingga aplikatifnya untuk mempersiapkan peserta untuk terjun ke dunia geologi ekonomi. read more

Minescape Training 2023: Membangun Keterampilan Geologi Masa Depan

Pada tanggal 21-24 November 2024 telah dilaksanakan kegiatan bertajuk “Minescape 2023 Fundamentals Training”. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dengan keterampilan digital yang relevan bagi dunia pertambangan saat ini.

Kegiatan yang diketuai oleh Muhammad Zeva Waliuddin dari Divisi Keprofesian Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (HMTG FT UGM) menghadirkan Bapak Puji Handoyo S.T sebagai narasumber berpengalaman dalam penguasaan software Minescape. Peserta kegiatan ini yaitu mahasiswa serta beberapa alumni Teknik Geologi UGM. read more

Mitigasi Bencana Merapi: Kolaborasi Teknik Geologi UGM dan Badan Geologi untuk Rekomendasi Area Relokasi

Departemen Teknik Geologi, melalui Lembaga Kerjasama Fakultas Teknik (LKFT UGM), mendapatkan kepercayaan untuk dapat bekerja sama dengan Badan Geologi dalam program mitigasi di Kawasan Gunungapi Merapi. Prof. Dr. Ir. Agung Harijoko, S.T., M.Eng., IPM., dosen profesor di bidang vulkanologi, menjadi team leader dalam kerja sama ini. Beliau juga dibantu oleh beberapa dosen beserta 2 mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai vulcanologist, remote sensing geologist, dan junior geologist.

Kegiatan kerjasama ini dilakukan dalam rangka pembuatan rekomendasi area relokasi bagi masyarakat yang bermukim di area rawan bencana Gunungapi Merapi. Gunung Merapi, yang dikenal dengan salah satu gunungapi yang sangat aktif di Indonesia, menjadi salah satu kawasan gunungapi yang menjadi fokus utama bagi Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) untuk penyusunan evaluasi geologi lingkungan untuk pengembangan wilayah di lokasi kawasan rawan bencana gunungapi sangat aktif. Letusan Merapi terakhir terjadi pada Oktober 2010 dengan letusan mencapai VEI 4, menjadi letusan erupsi terbesar dalam 80 tahun terakhir. Erupsi ini menimbulkan banyak korban dan kerusakan infrastruktur yang sangat parah. Hal ini menjadi latar belakang dan urgensi dalam pelaksanaan upaya mitigasi bencana letusan Gunungapi Merapi serta penyusunan pedoman teknis evaluasi geologi lingkungan di kawasan rawan bencana Gunungapi Merapi. read more

Mengurangi efek pencemaran solar dengan Bioremediasi

Aktivitas manusia seperti eksplorasi, pengolahan, transportasi, dan penyimpanan bahan bakar fosil seringkali menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah satu kasus utamanya adalah pencemaran solar yang mengandung hidrokarbon toksik seperti alifatik dan aromatik. Hidrokarbon ini bersifat toksik dan dapat mengganggu ekosistem dengan menyebabkan mutasi genetik serta kematian organisme. Peningkatan insiden pencemaran ini menuntut solusi yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Bioremediasi merupakan salah satu metode yang menjanjikan untuk mengatasi pencemaran hidrokarbon. Metode ini melibatkan mikroorganisme seperti bakteri yang mampu memanfaatkan hidrokarbon sebagai sumber karbon dan energi. Salah satu mikroorganisme yang efektif adalah Pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini memiliki enzim alkana hidroksilase yang dihasilkan oleh gen alkB. Enzim ini memecah rantai alkana menjadi molekul sederhana yang lebih mudah terurai. Untuk meningkatkan efisiensi, bioremediasi sering dilakukan menggunakan bioreaktor kolom yang memungkinkan pengendalian faktor lingkungan seperti pH, suhu, dan aerasi. read more

Potensi Likuefaksi dan Implikasinya : Pembangunan Jalan Tol Sleman, Yogyakarta

Indonesia terletak di wilayah yang sangat rentan terhadap aktivitas seismik karena posisinya di pertemuan empat lempeng tektonik utama: Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan Laut Filipina. Aktivitas seismik ini menghasilkan gempa bumi yang sering terjadi, termasuk gempa yang mematikan seperti Gempa Bantul pada tahun 2006 yang menyebabkan ribuan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur signifikan di Yogyakarta dan sekitarnya. Salah satu fenomena yang menyertai gempa bumi adalah likuefaksi, yaitu kondisi di mana tanah jenuh kehilangan kekuatannya akibat getaran seismik, yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur. Kabupaten Sleman, yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu wilayah rawan gempa karena kedekatannya dengan Sesar Opak, sesar aktif yang bergerak sekitar 5 mm per tahun. Pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol, menghadapi tantangan besar dalam memastikan keamanan konstruksi terhadap potensi likuefaksi. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi mendalam mengenai potensi likuefaksi dan dampaknya terhadap infrastruktur di wilayah ini. read more

Mengurai Penyebab Banjir: Pendekatan Multiparameter untuk Mitigasi Risiko

Banjir adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Dampaknya yang besar, baik secara ekonomi maupun sosial, menjadikan banjir sebagai isu kritis yang memerlukan perhatian serius. Setiap tahun, banjir melanda Luwu Utara, menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, lahan pertanian, dan pemukiman, serta mengancam keselamatan jiwa masyarakat setempat. Wilayah Luwu Utara mencakup tiga daerah aliran sungai (DAS) utama, yaitu Rongkong, Balease, dan Amas Sang An. Dengan karakteristik geografis dan hidrologis yang beragam, penyebab banjir di wilayah ini bersifat kompleks dan multidimensional. Faktor-faktor seperti intensitas curah hujan, penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, dan kerapatan drainase saling berinteraksi menjadi penyebab banjir. Penelitian mengenai banjir di Luwu Utara dilakukan oleh Hendrayana dkk. (2024) dengan tujuan untuk mengidentifikasi parameter-parameter utama penyebab banjir di Luwu Utara dengan menggunakan pendekatan multiparameter. read more

Mencegah Kegagalan Konstruksi : Mengetahui Potensi Likuefaksi

Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia, seperti Jalan Tol Trans-Jawa, merupakan salah satu proyek strategis nasional yang bertujuan memperkuat konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Jalan tol ini menghubungkan berbagai kota besar di Pulau Jawa, termasuk Semarang dan Yogyakarta, yang memiliki peran penting dalam sektor pariwisata dan perdagangan. Namun, konstruksi jalan tol di wilayah ini menghadapi tantangan geoteknik yang signifikan, terutama terkait potensi likuefaksi akibat aktivitas seismik. Kecamatan Seyegan, yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menjadi salah satu wilayah yang rawan likuefaksi. Wilayah ini dipengaruhi oleh keberadaan Sesar Opak, yang tercatat menyebabkan gempa bumi besar pada tahun 2006 dengan magnitudo 6,3 Mw. Kejadian ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan fenomena likuefaksi di beberapa lokasi. Likuefaksi terjadi ketika tanah berbutir halus dan jenuh kehilangan kekuatan akibat gempa bumi, yang dapat mengakibatkan deformasi tanah, penurunan vertikal, serta kerusakan pada struktur di atasnya. Untuk mencegah hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai potensi likuefaksi untuk mencegal kegagalan konstruksi yang dilakukan oleh Setiadi dkk. (2024). read more

Optimalisasi Laju Infiltrasi Tanah di Kecamatan Gunungpati, Semarang

Kecamatan Gunungpati, yang terletak di bagian selatan Kota Semarang, merupakan kawasan strategis yang berperan sebagai daerah penyangga untuk menjaga keseimbangan ekosistem perkotaan. Namun, pesatnya urbanisasi di Semarang telah memengaruhi kondisi lingkungan di Gunungpati. Kebijakan ekspansi kota ke wilayah selatan menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau, meningkatnya zona kedap air, dan menurunnya area resapan air. Dampaknya adalah meningkatnya risiko banjir, dengan tiga kejadian banjir tercatat di Gunungpati antara tahun 2018 hingga 2022. Proses infiltrasi tanah, yang mencerminkan kemampuan tanah untuk menyerap air, menjadi faktor kunci dalam mitigasi banjir. Laju infiltrasi tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti penggunaan lahan dan kemiringan tanah. Perubahan pola penggunaan lahan, termasuk meningkatnya area permukiman dan aktivitas pertanian, serta variasi topografi, dapat mengurangi efektivitas infiltrasi. read more

Analisis Kerentanan Air Tanah Dengan Metode DRASTIC

Air tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk menunjang kebutuhan air bersih masyarakat. Di wilayah Kecamatan Limboto Barat dan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Indonesia, air tanah dangkal menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan domestik dan pertanian. Namun, aktivitas manusia seperti peningkatan penggunaan pupuk di sektor pertanian, pertumbuhan populasi, dan pengembangan wilayah pemukiman telah meningkatkan ancaman pencemaran air tanah. Dalam kondisi ini, pencemaran air tanah dapat terjadi akibat infiltrasi polutan seperti nitrat yang berasal dari limbah domestik dan penggunaan pupuk berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran sebagai langkah awal dalam upaya mitigasi risiko dan perencanaan pengelolaan sumber daya air tanah. Konsep kerentanan air tanah menjelaskan sejauh mana kondisi bawah permukaan tanah mampu melindungi akuifer dari pencemaran. Identifikasi kerentanan air tanah juga memberikan informasi penting untuk penentuan lokasi pembangunan kawasan industri, tempat pembuangan akhir, serta sebagai dasar pemantauan kualitas air tanah. read more