Penulis: Bella Natasha Dwina Hutapea
Pemetaan Geologi Mandiri tahun 2025 menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa Departemen Teknik Geologi untuk mengasah keterampilan kerja lapangan sekaligus memahami karakter geologi daerah secara langsung. Kegiatan ini saya lakukan di Zona Rembang, tepatnya di kavling 128 yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati. Lokasi ini berada pada bagian sayap utara suatu antiklin, dengan morfologi khas berupa kuesta, homoklin, dan hogback yang membentuk deretan bukit memanjang. Lanskapnya menampilkan perbedaan lereng yang mencolok antara sisi yang curam dan sisi yang landai, memberikan gambaran yang jelas tentang hubungan antara struktur geologi dan bentuk lahan. Medan seperti ini menjadi tantangan tersendiri, karena jalur lintasan lapangan harus menyesuaikan kemiringan bukit dan akses menuju singkapan batuan yang terkadang tersembunyi di antara vegetasi lebat.

Pemetaan dilakukan secara individu berdasarkan kavling undian yang telah diperoleh sebelumnya, dengan luas masing-masing 4 × 5 km. Kegiatan pemetaan mandiri ini berlokasi di Desa Ketringan–Jlodro dan sekitarnya, Kecamatan Jiken–Kenduruan, Kabupaten Blora–Tuban, Provinsi Jawa Tengah–Jawa Timur. Wilayah ini termasuk dalam Zona Rembang yang didominasi oleh batuan sedimen berumur Tersier. Kegiatan pemetaan berlangsung hampir satu bulan, yaitu dari tanggal 30 Juni hingga 26 Juli 2025. Selama kegiatan lapangan, mahasiswa melakukan berbagai aktivitas seperti mengidentifikasi persebaran batuan, menentukan jenis serta kontak antar batuan yang terdapat di daerah tersebut, dan menafsirkan batas penyebaran jenis batuan di lapangan. Selain itu, mahasiswa juga berusaha menemukan struktur geologi yang berkembang di lokasi pemetaan, seperti patahan maupun lipatan. Seluruh data yang diperoleh kemudian diolah dan disusun menjadi sebuah peta akhir yang disebut Peta Geologi. Selain itu, karena kegiatan pemetaan dilakukan di sekitar pemukiman warga, para mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik bersama masyarakat desa. Warga menyambut kami, para mahasiswa, dengan senyuman hangat saat melintas di jalanan desa. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri karena mempermudah kami dalam mencari akses menuju lokasi titik pemetaan.

Dengan cakupan wilayah sekitar 20 km² atau setara 5 x 4 kilometer, setiap mahasiswa mendapatkan lokasi pemetaan yang berbeda. Saya berkesempatan melakukan pemetaan di Kabupaten Pati, tepatnya di Kecamatan Sukolilo. Wilayah ini memiliki karakteristik geologi yang menarik, antara lain keberadaan struktur sesar dextral dan sinistral, serta sistem kekar yang mempengaruhi kondisi batuan. Litologinya terdiri dari empat satuan batuan, sedangkan geomorfologinya terbagi menjadi tiga satuan bentuk lahan. Kondisi geologi ini memberikan tantangan tersendiri dalam proses pengamatan dan interpretasi di lapangan.