Penulis: Amelia Nur Wijayanti
Pemetaan Geologi Mandiri 2025 dilaksanakan pada bulan Juli lalu. Lokasi Pemetaan Geologi Mandiri 2025 ini sendiri terletak di sepanjang Zona Rembang. Setiap mahasiswa/mahasiswi pelaksana Pemetaan Geologi Mandiri 2025 memiliki Kavling masing-masing yang sudah diperoleh melalui undian sebelum dilaksanakannya Pemetaan Geologi Bayat. Zona Rembang sendiri merupakan wilayah antiklinorium yang berarah umum barat–timur. Secara fisiografi, kawasan ini berupa perbukitan yang memanjang dari daerah sekitar Semarang hingga mencapai Pulau Madura dan Kangean. Wilayah ini terbentuk akibat aktivitas tektonik pada akhir Kala Tersier. Lokasi Pemetaan Geologi Mandiri 2025 penulis yakni Kavling 81 dengan ukuran Kavling 4 x 5 km yang terletak di Kecamatan Singgahan dan Sekitarnya, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.
Kuliah lapangan geologi merupakan agenda wajib tahuhan bagi para siswa Teknik Geologi yang sedang menempuh semester 4, agenda ini merupakan pengaplikasian dari materi – materi geologi yang telah didapatkan pada semester sebelumnya, sehingga dapat membentuk diimplepentasikan dalam dunia pekerjaan. Kuliah lapangan ini di bagi menjadi dua bagian : yaitu kuliah lapangan Bayat dan kuliah lapangan mandiri. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas kuliah lapangan mandiri. Kuliah lapangan ini di mulai dengan pengundian kavling wilayah pemetaan, pada tahun 2025 ini, pemetaan mandiri dilaksanakan pada zona Rembang, selain pengundian kavling, dilakukan juga pengundian kelompok dan asisten kelompok yang akan membantu kita dalam mengolah data- data tentatif. Setelah didapatkan undian kavling, rangkaian selanjutnya adalah mengolah data tentatif dari kavling masing – masing dengan data sekunder berupa peta Geologi regional, artikel, maupun jurnal pada wilayah pemetaan masing – masing. Data – data tentatif ini dapat membantu kita dalam pemetaan mandiri.
Pada Pemetaan Geologi Mandiri 2025, saya mendapatkan kavling yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Blora, Pati, dan Rembang, Jawa Tengah. Wilayah ini memiliki lanskap yang didominasi oleh bentang lahan pertanian seperti ladang jagung, ladang tebu, serta area hutan jati. Selain itu, di dalam area kavling terdapat pula salah satu infrastruktur penting, berupa kawasan bendungan dengan nama Bendungan Randugunting, yang dibangun dengan tujuan sebagai irigasi dan pengendali banjir bagi masyarakat sekitar. Keberadaan bendungan ini menjadi salah satu elemen penting yang mempengaruhi tata guna lahan di sekitarnya dan juga sebagai objek wisata lokal.