Penulis: Mochamad Raffi Iftikhar
Kegiatan pemetaan geologi di Zona Rembang kali ini dimulai dari persiapan administrasi di kantor kecamatan, memastikan surat izin penelitian telah lengkap. Lokasi pemetaan berada di sebuah kecamatan yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dengan topografi dominan perbukitan landai hingga sedang. Akses jalan sebagian besar sudah diaspal, namun ada pula jalur tanah berbatu yang memaksa saya memilih sepeda motor sebagai transportasi utama selama survei. Kendaraan ini menjadi andalan karena mampu menjangkau jalan sempit di antara kebun, ladang, dan hutan jati.
Di lapangan, tantangan pertama yang saya hadapi adalah sulitnya menemukan singkapan batuan segar. Banyak lokasi sudah tertutup tanah pelapukan, vegetasi, atau bahkan bangunan. Akhirnya, saya harus masuk lebih dalam ke hutan jati untuk mencari singkapan yang masih alami. Perjalanan sendirian di tengah hutan membuat suasana terasa lengang dan sedikit mencekam, sehingga saya memilih memutar musik dari ponsel untuk menjaga semangat sekaligus mengusir rasa sepi. Sesekali terdengar suara daun kering yang terinjak atau bunyi ranting patah, membuat saya lebih waspada.
Selain hutan, ada hal lain yang cukup unik di daerah pemetaan ini: keberadaan banyak tempat pemakaman umum di berbagai titik. Letaknya sering berada di tepi jalan desa atau di sudut ladang, kadang tanpa pagar yang jelas. Melewati area seperti ini di siang hari saja sudah memunculkan rasa merinding, apalagi jika harus melintas saat sore menjelang malam. Namun, masyarakat setempat tampak sudah terbiasa, bahkan ramah menyapa ketika saya berhenti untuk bertanya arah atau informasi singkapan.
Untungnya, suasana tegang di lapangan bisa terobati saat jam istirahat. Daerah pemetaan ini memiliki banyak pilihan kuliner lokal yang menggoda, mulai dari warung sederhana hingga rumah makan khas Rembang. Sepulang dari hutan, saya sering mampir untuk menikmati soto, nasi tahu, atau lontong tuyuhan, sambil mencatat hasil pengamatan di buku lapangan. Kombinasi antara tantangan teknis, suasana pedesaan yang khas, dan interaksi dengan warga membuat kegiatan pemetaan ini menjadi pengalaman yang melelahkan sekaligus berkesan.
Humas Departemen | Oktober 2025