Penulis : Embun Bening Al Fiddatun Nisa
Pada Juli 2025, penulis bersama rekan-rekan mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada angkatan 2023 melaksanakan Pemetaan Geologi Mandiri di Zona Rembang. Kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan teori geologi yang telah dipelajari di ruang kuliah secara langsung di lapangan, sekaligus melatih kemampuan observasi, analisis, dan pemetaan geologi pada kondisi sebenarnya.
Penulis mendapatkan kavling penelitian bernomor 97 yang terletak di Desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Wilayah ini tidak hanya menyimpan potensi geologi yang beragam, tetapi juga memiliki daya tarik alam berupa sumber mata air panas di kawasan Wana Wisata Prataan. Lokasi ini menjadi salah satu titik penting dalam kajian karena memadukan aspek geologi, potensi wisata, dan pemanfaatan sumber daya alam.
Sekitar 80% area penelitian berada di dalam kawasan hutan yang dikelola oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan, Perhutani. Mengingat tingginya porsi wilayah berhutan, penulis dan tim melakukan pertemuan dengan pihak KPH untuk memperoleh pendampingan dan pengawasan lapangan. Koordinasi ini memastikan kegiatan penelitian dapat berjalan aman, sesuai prosedur, serta tetap memperhatikan prinsip pelestarian ekosistem hutan.
Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa litologi di area penelitian antara lain batugamping dan batupasir kuarsa yang termasuk ke dalam Formasi Ngrayong. Selain itu, dijumpai pula Formasi Bulu, Wonocolo, Ledok, dan Mundu yang tersusun secara stratigrafi di lokasi penelitian. Perbedaan sifat fisik dan komposisi dari masing-masing formasi berpengaruh langsung terhadap dinamika pergerakan air panas di bawah permukaan. Formasi karbonat seperti batugamping memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup tinggi, memungkinkan air meresap dan mengalir melalui rekahan. Sebaliknya, lapisan lempungan pada formasi tertentu berperan sebagai penghalang alami yang menahan air, sehingga mendorongnya keluar ke permukaan melalui zona patahan atau retakan.
Proses pemetaan dilakukan secara sistematis, meliputi pengukuran orientasi perlapisan menggunakan kompas geologi, pendeskripsian singkapan batuan secara rinci, pengambilan sampel untuk analisis laboratorium, serta pencatatan titik koordinat menggunakan GPS. Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk menyusun peta geologi detail yang memuat informasi litologi, struktur geologi, dan fitur-fitur geologi lainnya.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman akademik yang mendalam bagi mahasiswa, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian SDG 15: Ekosistem Daratan, melalui upaya menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selain itu, keberadaan mata air panas yang berpotensi dimanfaatkan untuk wisata kesehatan sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Wana Wisata Prataan menjadi contoh nyata bahwa ilmu geologi dapat mengintegrasikan pelestarian lingkungan, pengembangan pariwisata, dan peningkatan kesehatan masyarakat secara harmonis.

Humas Departemen | September 2025