Penulis: Rafael Jalaputra Ariyanto
Pemetaan Geologi 2025 merupakan salah satu rangakaian kegiatan akademik yang wajib diikuti oleh Mahasiswa Teknik Geologi 2023. Kegiatan ini berlangsung dari akhir bulan Juni hingga Juli yang dibagi menjadi dua tahap, yakni Kuliah Lapangan Bayat dan Kuliah Lapangan Mandiri. Kuliah Lapangan Bayat yang dilaksanakan di Kampus Bayat, Klaten ditujukan kepada mahasiswa agar dapat mempersiapkan fisik, mental, dan bekal lainnya yang dibutuhkan pada saat Kuliah Lapangan Mandiri nantinya di kavling masing – masing.
Kelompok kami yang bernama Gado-Gado beranggotakan Fauzan, Alya, Dinda, dan saya sendiri mendapatkan daerah pemetaan mandiri yang berada di perbatasan Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati. Kali ini, Saya mendapatkan kavling mandiri yang berada di Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Daerah tersebut mencangkup dari Desa Kalinanas, Desa Gaplokan, hingga ke Desa Ngiyono. Pada tahap ini, terukir sejumlah pengalaman yang menarik dan berkesan. Hampir setiap hari ketika memulai pemetaan, muncul banyak pengalaman diluar ekspetasi yang dialami, salah satunya banyak warga yang dijumpai mengatakan “dalan ting mriko tasih apik Mas, tasih saged dilewati Mas, mbeto motor nggih saged.” Ketika ditanya tentang kondisi jalan didaerah tersebut. Namun, kenyataan berkata lain, standar jalan bagi warga di daerah tersebut memang berbeda dengan standar jalan yang biasanya. Tak hanya jalan berbatu, jalan tanah dengan kubangan airnya maupun yang masih tertutup oleh rumput ilalang merupakan hal yang umum di daerah tersebut. Hal tersebut menyebakan motor saya jatuh maupun selip dalam kubangan lumpur yang menggenang di jalan. Medan yang didominasi oleh hutan juga menjadi tantangan saat melakukan pemetaan, seperti ular, maupun kalejengking (dan harimau?? (kata warga si..).
Setiap hari, saya menyusui kavling dan mengambil data – data lapangan seperti litologi , struktur geologi, dan sampel batuan untuk dianalisis dilaboratorium. Pemetaan ini lebih sering dilakukan disepanjang aliran sungai karena daerah tersebut merupakan dataran tinggi dan perbukitan. Geomorfologi daerah tersebut didominasi oleh morfologi perbukitan structural. Litologi yang umum ditemui di daerah tersebut berupa batupasir, batugamping, batulempung karbonatan, dan batupasir karbonatan. Struktur yang dijumpai di daerah tersebut yaitu Antiklin, Sinklin, Sesar, dan Kekar.
Nah, begitulah kegiatan pemetaan mandiri yang saya lakukan, banyak pengalaman berkesan yang saya dapatkan, walaupun banyak pengalaman pahit seperti dihadang anjing di hutan, jatuh dari motor, dan lain lain. Namun, hal tersebut lah yang membuat kegiatan ini berkesan. Selain itu kegiatan ini juga bermanfaat bagi warga sekitar, seperti pengembangan situs geologi lokal seperti air tejun, dan lain lain. Tak hanya itu, kita juga diajarkan untuk berbaur dengan masyarakat setempat, entah itu warga biasa maupun para perangkat desa dan kecamatan yang telah mengizinkan kami dan memfasislitasi kami untuk melakukan pemetaan di daerah tersebut.
Humas Departemen | Oktober 2025