Pada tanggal 17 November 2024, Program Studi Sarjana Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan fieldtrip Geologi Dasar II. Kegiatan ini berlangsung di singkapan Formasi Kabuh di Desa Dayu dan Museum Dayu, yang terletak di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Acara ini diikuti oleh 141 peserta, yang dipandu oleh dosen pengampu Ir. Gayatri Indah Marliyani, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM, dan Ir. Salahuddin, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM.
Tujuan utama dari fieldtrip ini adalah untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam stratigrafi dan geokronologi, serta memperkenalkan mereka pada litologi batuan sedimen yang membentuk Zona Kendeng. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk mempelajari fosil di Museum Dayu, yang memperkaya pemahaman mereka tentang sejarah geologi dan warisan budaya.
Peserta berangkat dari Departemen Teknik Geologi dan menuju ke STA 1, di mana mereka mengamati singkapan Formasi Kabuh. Di lokasi ini, mahasiswa melakukan pengamatan stratigrafi, membuat sketsa litologi, dan memberikan deskripsi rinci tentang temuan mereka. Pengalaman praktis ini sangat penting untuk mengembangkan keterampilan lapangan dalam geologi.
Di STA 1, mahasiswa juga mencatat profil vertikal dari singkapan batuan sedimen, yang penting untuk memahami sejarah geologi daerah tersebut. Setelah menyelesaikan pengamatan dan pendeskripsian, kelompok tersebut melanjutkan perjalanan ke Museum Dayu untuk eksplorasi lebih lanjut. Museum ini berfungsi sebagai sumber daya yang berharga bagi mahasiswa untuk mempelajari berbagai formasi geologi dan artefak manusia purba yang ditemukan di Sangiran.
Selama kunjungan mereka ke museum, mahasiswa mempelajari metode penanggalan absolut dan relatif, yang sangat penting untuk memahami garis waktu peristiwa geologis. Pengetahuan ini sangat penting bagi mahasiswa yang mengejar karir di bidang geologi, karena memungkinkan mereka untuk mengontekstualisasikan temuan mereka dalam kerangka sejarah yang lebih luas.
Fieldtrip ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan untuk menjelaskan stratigrafi dan prosedur melakukan pengamatan di suatu singkapan. Selain itu, mahasiswa diharapkan dapat lebih mengenal formasi-formasi yang membentuk daerah Sangiran, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan geologi mereka.
Dengan terlibat dalam fieldtrip ini, mahasiswa didorong untuk menjadi lebih mahir dalam pengamatan lapangan, terutama dalam membedakan litologi sedimen, yang bisa menjadi cukup menantang. Pengalaman ini juga bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana formasi geologi tersusun, menekankan pentingnya stratigrafi dalam studi geologi.
Kolaborasi antara Teknik Geologi dan Museum Dayu mencerminkan pentingnya kemitraan masyarakat sipil dalam pendidikan. Kemitraan semacam ini tidak hanya meningkatkan pengalaman belajar bagi mahasiswa tetapi juga mempromosikan pelestarian warisan budaya dan pengetahuan geologi.
Sebagai kesimpulan, fieldtrip ke Museum Dayu dan singkapan Formasi Kabuh memberikan kesempatan yang tak ternilai bagi mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan teoretis mereka dalam pengaturan praktis. Ini memperkuat pentingnya pendidikan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam bidang pendidikan berkualitas, pelestarian warisan budaya, dan membangun kemitraan untuk pembangunan berkelanjutan. (Humas Departemen/UGMAI)
Sumber: Peserta Fieldtrip
Humas Departemen │ November 2024