Melangkah di Balik Peta: Kisah Kakak Beradik Menemukan Sisi Lain Pemetaan

Penulis: Clearesta Dian Maria Banurea

Ini adalah sebuah cerita rakyat daerah Grobogan, cerita ini mengenai kakak beradik yang berkelana memecahkan teka teki, mencari setiap kepingan dari teka teki yang bahkan mereka tidak mengetahui dimana letak kepingan tersebut. Dimulai dari matahari terbit, hingga matahari berada di sebelah barat, begitulah keseharian mereka. Mencari dan terus mencari, mendaki gunung, melewati lembah, menyebrangi sungai, berusaha tetap gigih dan tidak patah semangat. Ya, saling mendukung adalah kuncinya. Sesekali mereka bertemu dengan warga sekitar, berbincang mengenai kerasnya menjalani kehidupan di daerah. Mencari kayu sebagai sumber mata pencaharian, kemudian dijadikan arang, maupun perabotan. Menaiki bukit dengan tujuan mengumpulkan kayu dan turun dengan memikul kayu di pundaknya. Sudah biasa katanya, demi memenuhi kebutuhan pokok dan menyekolahkan anak-anak, dengan harapan tamat SMA sudah dapat mencari penghasilan dan membantu orang tua. Setelah berbincang, kakak beradik tersebut melanjutkan pencariannya. Walau terkadang ada saja hambatan, “lumpur hisap”, dan panasnya terik matahari yang membakar kulit contohnya, tidak menjadi penghambat mereka, justru mereka menganggap hal tersebut lelucon. Di saat menghadapi masalah, terkadang kita perlu untuk meninggalkan pikiran yang membuat lemah dan berpegang teguh pada pikiran yang memberikan kekuatan.

Waktu berlalu begitu cepat dan mereka mulai merasa sangat haus. Matahari semakin terik, dan mereka tidak membawa cukup air untuk perjalanan, namun apa boleh buat? Mereka masih harus melanjutkan perjalanannya! Saat mereka hampir putus asa, tiba tiba seorang bapak-bapak datang menghampiri mereka. Bapak itu tampak bijaksana dan ramah. “Kalian tampak lelah, ini bapak ada es dawet” ujar bapak itu lalu memberikan es dawet. Sambil meminum es dawet tersebut, bapak itu sambil bercerita. Memanen jagung adalah mata pencahariannya. Setiap hari bolak-balik ke ladang untuk menanam jagung, dan hasil panen itu kemudian digiling dan dijual sebagai sumber penghasilan. Selain itu, untuk mendukung berbagai faktor kehidupan, nikah muda masih menjadi solusi yang tepat. “Hidup itu keras, sekolah yang baik ya, zaman sekarang sekolah harus tinggi tinggi supaya bisa sukses, seperti pejabat-pejabat disana” pesan bapak itu kepada kami. Matahari mulai bergerak ke arah barat, kakak beradik tersebut masih harus mencari jalan untuk kembali. Bapak itu memang baik, kakak beradik itu tidak pulang dengan tangan kosong, namun bapak itu memberikan buah tangan hasil panen pisang. Kakak beradik itu sangat berterima kasih, dan tidak akan melupakan nasihat yang disampaikan.

Melanjutkan dalam pencahariannya, kakak beradik masih tetap menyemangati. Namun, tanpa mereka sadari, mereka berjalan terlalu jauh dan mulai kehilangan arah. Jalan yang mereka lalui tidak ada di peta. Lagi-lagi mereka bertemu orang baik, betapa beruntungnya! Dengan penuh harapan, mereka menghampiri bapak-bapak sedang bertani. Bapak itu menunjukkan kepada mereka arah jalan menuju jalan utama. Tanpa basa basi, mereka berterima kasih dan melanjutkan perjalanan pulang. Matahari mulai terbenam, mereka merasa takut dan bingung, lagi-lagi mereka kehilangan arah. Tidak satupun dari mereka tahu arah jalan pulang, bahkan google maps tidak dapat mendeteksi jalan yang dapat dilalui. Mereka mulai berdebat tentang arah mana yang harus diambil, keduanya berpegang teguh terhadap pendapatnya masing- masing. Di saat sedang mengalami kesusahan, selalu saja ada hal baik yang akan datang. Di tengah-tengah perdebatan, tiba tiba terdengar suara bapak bapak “Apa yang kalian lakukan disini? kalian tersesat ya? kalian mau pergi ke arah mana?”. Serentak adik kakak itu menjawab “padas ke Kedung Jati pak”. Bapak itu kaget, karena betapa jauhnya perjalanan mereka hingga sampai ke tengah hutan itu “disini sudah jarang orang lewat”. Bapak itu kemudian mengantar mereka kembali keluar dari hutan, mereka sangat lega dan berterima kasih kepada bapak itu. Terkadang kita harus selalu bekerja sama dan mendengarkan satu sama lain. Kakak beradik itu akhirnya kembali dengan selamat. Terima kasih untuk orang-orang baik yang sudah menolong kami ☺️

Dokumentasi Pemetaan Mandiri

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024