Menembus Batas: Kisah Mahasiswa Geologi dalam Pemetaan Geologi

Penulis: Ignatius Prana Dipa

Pemetaan geologi adalah salah satu momen paling berharga bagi mahasiswa Teknik Geologi UGM. Di sinilah mereka menantang diri untuk mengungkap cerita bumi, mempelajari jenis batuan, mengurai struktur geologi, dan menelusuri jejak sejarah alam suatu wilayah. Pada tahun 2024, para mahasiswa ini melangkah ke Zona Fisiografi Kendeng, membawa semangat dan ketelitian dengan skala 1:25.000. Tujuan mereka jelas yaitu menghasilkan peta geologi yang tidak hanya akurat, tetapi juga mampu menggambarkan rahasia tersembunyi dari tanah yang mereka pijak.

Pemetaan geologi merupakan langkah penting dalam memahami sejarah panjang bumi pada suatu wilayah. Proses ini melibatkan pengumpulan data terkait distribusi batuan, struktur geologi, geomorfologi, dan dinamika proses geologi yang membentuk lanskap. Di Desa Ngluyu, Losari, dan Lengkong, yang mencakup area seluas 4 x 5 km, peneliti menghadapi tantangan untuk menggali jejak-jejak masa lalu bumi.

Dimulai dengan persiapan matang berupa pengurusan perizinan, pengumpulan data sekunder, dan survei awal (reconnaissance), kegiatan ini berlanjut ke pemetaan intensif selama tiga minggu. Secara fisiografis, wilayah ini terletak di Zona Kendeng bagian timur (Van Bemmelen, 1949) dan memiliki geomorfologi yang khas berupa dataran denudasional Ngluyu dan Losari, serta pola aliran sungai paralel, dendritik, dan sub-dendritik.

Batuan yang ditemukan dalam wilayah ini adalah rekaman zaman yang kaya: batunapal dengan sisipan batupasir karbonatan, batugamping koral, batugamping klastika, hingga breksi dengan sisipan batupasir tufan. Struktur geologi yang mendominasi meliputi kelurusan yang diperkirakan sebagai sesar turun.

Sejarah geologi daerah ini membentang sejak Miosen Akhir hingga Pleistosen. Pada Miosen Akhir/Pliosen Awal (N20), endapan batunapal sisipan batupasir karbonatan mulai terbentuk dalam lingkungan batial tengah, diikuti dengan peristiwa uplift pada Pliosen Tengah. Pada Pliosen Tengah hingga Akhir, lingkungan neritik atas hingga tengah menjadi saksi tumbuhnya batugamping koral dan terjadinya pengendapan batugamping klastika. Pliosen Akhir menandai momen penting dengan munculnya sesar turun yang arah gayanya dominan NE-SW, diikuti oleh pengendapan tidak selaras breksi andesit dan batupasir tufan pada Pleistosen dalam lingkungan terestrial.

Jejak-jejak ini, tersusun dalam lapisan waktu yang kompleks, tidak hanya mencerminkan perjalanan panjang geologi, tetapi juga mengisahkan dinamika bumi yang tak henti bergerak, menciptakan dan membentuk ulang lanskapnya.

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024