Penulis: Lovetta Kiendra Octora
Kuliah Lapangan Geologi adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Studi Teknik Geologi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Mata kuliah ini merupakan bentuk implementasi teori yang telah dipelajari di kelas ke dalam praktek lapangan, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengasah keterampilan selama berkuliah di Teknik Geologi mereka langsung di lokasi yang relevan dengan ilmu yang dipelajari. Kuliah Lapangan Geologi terbagi dalam dua bagian penting: Kuliah Lapangan Bayat dan Kuliah Lapangan Mandiri.
Kegiatan pertama dalam rangkaian kuliah lapangan ini adalah Kuliah Lapangan Bayat. Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 hari di Kampus Lapangan Geologi Bayat, sebuah lokasi yang telah menjadi pusat kegiatan pendidikan lapangan bagi mahasiswa Teknik Geologi UGM. Selama berada di Bayat, mahasiswa tidak hanya melakukan kegiatan perkuliahan dan diskusi, tetapi juga tinggal, mengerjakan tugas, dan beristirahat di kampus tersebut.
Kegiatan di Bayat sangat intensif dan penuh tantangan. Mahasiswa harus bekerja hampir sepanjang hari, dengan durasi sekitar 20 jam per hari. Pagi dimulai dengan bangun pukul 4.00 pagi untuk persiapan, dilanjutkan dengan perjalanan ke lokasi lapangan pada pukul 7.00. Di lapangan, mereka melakukan pengamatan geologi, pengambilan data, dan kegiatan praktikum lainnya yang berhubungan dengan geomorfologi, geologi struktur, dan litologi. Pukul 17.00, mereka kembali ke kampus untuk melanjutkan perkuliahan dan menyelesaikan tugas yang diberikan, yang seringkali berlangsung hingga tengah malam.
Proses yang melelahkan ini bukan hanya untuk menambah keterampilan praktis mahasiswa, tetapi juga untuk melatih mereka dalam bekerja secara kolaboratif, mengelola waktu, serta menyelesaikan tugas dalam tekanan waktu yang ketat. Semua rangkaian kegiatan diakhiri dengan pembuatan poster ilmiah yang merangkum hasil observasi dan analisis dari kegiatan lapangan tersebut. Penutupan kuliah lapangan ini dilaksanakan dengan upacara simbolis berupa pembakaran poster sebagai tanda bahwa tugas telah selesai.
Setelah selesai dengan kegiatan Kuliah Lapangan Bayat, mahasiswa melanjutkan tahap berikutnya, yaitu Kuliah Lapangan Mandiri. Berbeda dengan Kuliah Lapangan Bayat yang terstruktur dan terpusat, kegiatan Kuliah Lapangan Mandiri memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan geologi mereka dalam lingkungan yang lebih terbuka dan mandiri. Kuliah lapangan ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan, dengan penulis sebagai salah satu peserta yang melaksanakan kegiatan di Kavling 68, Desa Getas, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora.
Selama kuliah lapangan mandiri ini, penulis bersama dengan empat anggota kelompok 9 melakukan pengambilan data geologi langsung di lapangan. Prosesnya dimulai dengan kegiatan reconnaissance, yaitu survei awal untuk mengenali kondisi geologi daerah tersebut. Setelah itu, dilakukan checking oleh dosen pembimbing, yang bertugas memastikan bahwa data yang diambil sesuai dengan metode pemetaan yang benar dan akurat. Kegiatan ini menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri dalam merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis hasil kerja mereka, dengan pengawasan dari dosen yang lebih terbatas.
Kuliah lapangan mandiri ini menantang mahasiswa untuk berpikir kritis, bekerja sama dalam kelompok, dan mengatasi masalah lapangan secara langsung. Selain itu, mahasiswa juga dihadapkan pada tantangan praktis terkait pengambilan data lapangan, analisis, dan pelaporan yang harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kuliah Lapangan Geologi adalah pengalaman yang tidak hanya memberikan pemahaman lebih dalam mengenai teori geologi, tetapi juga mengajarkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan lapangan secara langsung. Melalui dua tahap kuliah lapangan yang intensif ini, mahasiswa belajar untuk bekerja dalam tim, mengelola waktu, dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka pelajari selama perkuliahan. Dari Kuliah Lapangan Bayat hingga Kuliah Lapangan Mandiri, kegiatan ini membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia profesional, sekaligus membentuk mereka menjadi geologist yang siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan.
Kegiatan pemetaan geologi yang dilakukan di Kavling 68, Desa Getas, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, tidak hanya berfokus pada pemahaman ilmiah terkait kondisi geologi kawasan tersebut, tetapi juga memiliki potensi kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan dan keberlanjutan aktivitas lokal. Terdapat dua kegiatan utama di wilayah tersebut yang dapat diuntungkan dari hasil pemetaan geologi, yakni penambangan minyak yang dikelola oleh warga setempat dan perkebunan sawah dan jagung di tanah subur.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024