Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah) selain dikenal sebagai tujuan wisata dan sebagai penghasil sayur-mayur merupakan daerah yang kaya akan energi panas bumi. Energi panas bumi diubah menjadi listrik pada pembangkit listrik tenaga panas bumi yang terletak di tengah-tengah perkebunan warga.
Lapangan Panas Bumi Dieng yang dioperasikan oleh PT Geo Dipa Energi (Persero) saat ini memasok energi listrik sebesar 60 MW ke dalam jaringan Jawa – Bali. Di Dieng air panas bumi (brine) yang telah diekstraksi energinya diinjeksikan kembali ke dalam reservoar sistem panas bumi. Brine di Dieng mengandung silika dalam konsentrasi yang tinggi beserta zat-zat lain sebagai produk sampingan panas bumi. Silika membentuk endapan yang selama ini dianggap sebagai limbah.
Beberapa peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang tergabung dalam Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik UGM yaitu Dr. Pri Utami (ahli geologi panas bumi), Dr. Ronny Martien (ahli nanobioteknologi), Dr. Wiratni (ahli teknik bioproses), dan Dr. Ngadisih (ahli konservasi tanah dan air) bersama peneliti dari PT Geo Dipa Energi (Herdian, S.T.) menemukan bahwa endapan silika dan unsur-unsur penyertanya bermanfaat bagi tanaman karena meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan terhadap serangan hama. Mereka memproses silika dan unsur-unsur bermanfaat lainnya dengan teknologi nano-partikulat menjadi booster cair yang ramah lingkungan yang siap diaplikasikan pada perkebunan di Dieng. Booster itu dinamai “Sulasih-Sulanjana”, seperti nama dewa dewi penyubur dan penjaga tanaman. Hal ini karena penelitian ini mengakar pada kearifan lokal yang tersirat dalam tembang pengiring tari “Lengger” mengenai upaya mengelola sumber daya dengan tetap menjaga kelestarian alam.
Pada tanggal 5 Juli 2024 bertepatan dengan HUT ke 22 PT Geo Dipa Energi (Persero) dilakukan panen perdana pada demplot tanaman kentang. Panen dilaksanakan di salah satu lahan petani mitra yang berada di dusun Krajan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur (Banjarnegara). Panen dipimpin oleh Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Dr. Selo, dan dilaksanakan bersama Dirut PT Geo Dipa Energi (Persero) Yudistian Yunis, Camat Batur Aji Piluroso, Kepala-kepala Desa, para petani mitra di seluruh kecamatan Batur, dan tokoh-tokoh masyarakat. Perhelatan panen perdana tersebut sarat nuansa budaya lokal, dengan menampilkan tarian Lengger yang diiringi dengan tembang-tembang penuh nasehat, tentang sinergi antar berbagai kepentingan dalam mencapai kesejahteraan dan keselarasan bersama alam. Dalam acara Panen Perdana itu juga dilakukan edukasi mengenai sinergi antara pengembangan energi panas bumi dan upaya memajukan sektor pertanian yang berkelanjutan melalui Wayang Cinema “Sulasih-Sulanjan” besutan Dr. Citra Aryandari, anggota Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik UGM yang berasal dari Institut Seni Indonesia (Yogyakarta). Apa dan bagaimana booster “Sulasih-Sulanjana” kemudian dijelaskan secara komprehensif oleh para peneliti melalui paparan singkat yang dilanjutkan dengan diskusi bersama para hadirin.
Dekan Fakultas Teknik dan Dirut PT Geo Dipa mengapresiasi inovasi oleh tim peneliti, di mana pembuatan pupuk dan booster alami dari “limbah” panas bumi merupakan terobosan dalam pelestarian lingkungan. Booster tersebut dapat membantu mengurangi secara signifikan penggunaan pupuk kandang yang menimbulkan bau busuk dan merusak mikrobiologi tanah, serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimiawi. Ke depan booster Sulasih-Sulanjana akan diaplikasikan pada berbagai tanaman hortikultura di dataran Tinggi Dieng.
Energi panas bumi itu sendiri merupakan energi terbarukan khas Indonesia sebagai negara yang terletak pada cincin api Pasifik. Booster dari produk samping panas bumi yang notabene adalah bahan alam asli Indonesia dan dibuat oleh putra-putri Indonesia diharapkan menjadi suatu produk unggulan yang mencerminkan sinergi antara sektor energi dengan sektor pertanian.
Sumber : Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik UGM
Humas Departemen │Juli 2024