Pemetaan Geologi Mandiri 2024: Sisi Lain Desa Jatilawang

Penulis: Muhammad Dyota Mahardhika

Teknik Geologi merupakan rumpun keilmuan yang berkembang dari bidang keteknikan yang membutuhkan penerapan ilmu geologi dalam memecahkan permasalahan rekayasa keteknikan (Turner, 2004). Sementara itu, geologi adalah ilmu yang mempelajari planet bumi, mencakup material penyusunnya, perubahan fisika dan kimia yang terjadi, sejarah perkembangan planet dan kehidupannya (Thompson dan Turk, 2007). Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat aspek yang harus dikuasai oleh mahasiswa Teknik Geologi yaitu pemetaan geologi. Pemetaan geologi merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Teknik Geologi Program Studi Sarjana Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Mata kuliah ini terdiri dari Kuliah Lapangan Geologi Bayat dan Pemetaan Geologi Mandiri 2024. Kuliah Lapangan Geologi 2024 (KLG 2024) merupakan kuliah lapangan yang dilakukan di sekitar Stasiun Lapangan Geologi Bayat dengan produk akhirnya berupa pemetaan geologi kelompok dengan kavling di sekitar Bayat, Klaten. Sementara itu, Pemetaan Geologi Mandiri 2024 dilakukan di Zona Kendeng dengan hasil akhir peta geologi.

Berdasarkan zona fisiografis, Desa Jatilawang, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah termasuk ke dalam Zona Fisiografis Kendeng. Wilayah ini masih berupa pedesaan asri dan berkontur pegunungan sehingga memberikan suasana yang menyejukkan ketika melakukan pemetaan geologi di kavling. Selain dari kondisi desa, masyarakatnya pun selalu memberikan respon yang interaktif. Kegiatan pemetaan yang dilakukan di sekitar rumah penduduk membuat interaksi dengan warga desa menjadi cukup intens. Interaksi yang baik dengan warga sekitar membuat kegiatan pemetaan menjadi lebih nyaman. Salah satu keuntungan yang diperoleh ketika memiliki komunikasi yang bagus dengan warga desa yaitu kemudahan dalam mencari akses menuju lokasi atau titik pemetaan.

Keadaan Desa Jatilawang

Tahapan pemetaan diawali dengan tahap pra-pemetaan yaitu analisis menggunakan DEM (Digital Elevation Model) untuk membuat peta tentatif. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan pemetaan yang dilakukan selama 24 hari termasuk pengambilan sampel batuan dan identifikasi singkapan. Lalu, tahapan analisis yang dilakukan pada sampel dilakukan di laboratorium DTGL UGM. Satuan batuan yang dapat dijumpai pada kavling ini yaitu satuan perselingan sandy micrite – micritic mudrock (Miosen Tengah-Miosen Akhir), perselingan muddy micrite – sandy micrite (Miosen Akhir – Pliosen),  perselingan tuffaceous sandstone – tuffaceous mudstone (Pliosen), dan endapan pasir – bongkah (Holosen). Sedangkan struktur geologi yang berkembang yaitu sinklin, antiklin, sesar naik, sesar geser dekstral, sesar geser sinistral, dan kekar. Berdasarkan analisis struktur, diketahui bahwa daerah penelitian dikontrol oleh struktur berarah gaya utama barat laut – tenggara.  

Desa Jatilawang menjadi gambaran besar mengenai kurangnya aksesibilitas di wilayah tersebut. Akses jalan di sekitar ini masih tergolong buruk, jalan-jalan di desa ini memiliki kondisi yang memprihatinkan. Bukan aspal, melainkan masih menggunakan bahan beton yang tidak selalu dalam kondisi baik. Buruknya kualitas jalan kemungkinan disebabkan oleh litologi yang terdiri dari batulanau hingga batulempung yang memiliki kemampuan swelling ketika terkena air, kemudian akan menyusut ketika kering. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kondisi infrastruktur jalan di atasnya. Selain itu, diketahui di sekitar Desa Jatilawang juga terdapat peternakan ayam dengan skala yang besar, sehingga operasional peternakan ini membutuhkan mobilitas yang tinggi, seperti penggunaan truk tangki air dan truk pengangkut bahan pakan. Mobilitas truk yang melewati jalan di sekitar desa akan memberikan beban yang berlebihan bagi jalan yang akan berdampak kepada kerusakan jalan itu sendiri. Selanjutnya, kerusakan jalan ini juga menunjukkan ketidakmerataan pembangunan pemerintah. Padahal sudah seharusnya pemerintah memberikan akses jalan yang baik bagi seluruh warga negara, tidak terkecuali bagi masyarakat Desa Jatilawang dan sekitarnya. Hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah supaya seluruh warga negara mendapat akses jalan yang layak.

Dengan segala potensi dan tantangan yang dimiliki, Desa Jatilawang mencerminkan pentingnya peran sinergi antara geologi, teknik, dan kebijakan pembangunan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kondisi aksesibilitas yang memprihatinkan di wilayah ini menuntut perhatian lebih dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya memadai tetapi juga adil dan merata. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas infrastruktur tidak hanya akan mempermudah kegiatan aktivitas ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat secara keseluruhan.

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024