Penemuan Gua Freatik Planjan: Potensi Wisata dan Tantangan Pembangunan Proyek JJLS (Jalur Jalan Lintas Selatan)

Salah satu dosen Teknik Geologi UGM, Saptono Budi Samodra, menjadi bagian dari tim peneliti yang mengkaji terkait gua yang ditemukan di Planjan, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Gua yang terletak di sekitar lokasi pembangunan JJLS (Jalur Jalan Lintas Selatan) itu dikategorikan sebagai gua freatik. Gua jenis ini merupakan gua yang berada setempat-setempat dan harus dilindungi. Berdasarkan pernyataan dosen yang berada di Laboratorium Geofisika Eksplorasi UGM pada 14 November 2024 tersebut, di sepanjang bawah lintasan JJLS tidak ditemukan adanya rongga besar sehingga tidak membahayakan pembangunan infrastruktur tersebut. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil penelitian menggunakan metode georadar dan geolistrik yang dilakukan pada atas gua dan di badan jalan yang terletak di sebelah gua.

Gua freatik yang ditemukan memiliki luas 497,57 meter persegi dengan panjang 35,55 meter dan lebar 22,86 meter. Gua ini menjadi wajib dilindungi karena memiliki ornamen aktif. Meskipun begitu, gua ini tidak memiliki terusan rongga di area bawah badan jalan proyek JJLS sehingga pembangunan dapat dilanjutkan.

Dalam pembangunan proyek JJLS ini perlu diberikan jarak aman minimal 2 meter dari dinding terluar gua. Hal tersebut dilakukan karena keterdapatan bagian kecil lorong gua yang mengarah ke luar tebing menuju area rencana bagu JJLS dengan dimensi lebar 5 meter, tinggi 0,4 meter, dan panjang 6 meter ke arah tenggara dengan sudut kemiringan 45 derajat.

Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi UGM, Eko Haryono, berpendapat bahwa gua karst tersebut memiliki ornamen gua terbaik di Kabupaten Gunung Kidul karena memiliki ornamen stalaktit dan stalagmit lengkap dan aktif. Oleh karena itu, gua freatik Planjan ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata bersifat terbatas dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur daya dukung gua.

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024

 Sumber:

https://www.tempo.co/sains/peneliti-ugm-gua-di-gunungkidul-jenis-freatik-perlu-buffer-dari-pembangunan-jalan–1168483