Penulis: Muhammad Izam Syafaat
Geologi, Sampai Mati! — Merupakan jargon atau slogan yang kerap disyairkan oleh mahasiswa Teknik Geologi khususnya HMTG FT UGM. Pada bulan Juni – Juli tahun 2025, mahasiswa Teknik Geologi angkatan 2023 melaksanakan kuliah lapangan geologi. Momen kuliah lapangan geologi menjadi momen yang dipandang mengerikan oleh mahasiswa geologi. Mengapa demikian? Diawali dengan pemetaan di daerah Bayat, Klaten dan sekitarnya mahasiswa ditempa agar memiliki daya fisik dan pikiran yang kuat selama di lapangan. Selama kurang lebih 10 hari, kegiatan mahasiswa tidak jauh dari bangun pagi ketika subuh, dilanjutkan senam pagi, lalu sarapan, dan pengecekan alat sebelum akhirnya mahasiswa diberangkatkan ke lapangan. Para mahasiswa pasti memiliki kenangan pada kegiatan ini, mulai dari capek, senang, sedih, marah dirasakan oleh semua mahasiswa.

Pemetaan belum selesai begitu saja di Bayat, mahasiswa masih harus melanjutkannya ke kavling yang telah didapatkan dari hasil undian di Zona Rembang. Izam dan teman teman dari kelompok 20 yang terdiri dari Yuki, Abqori, Bene dan Laura mendapatkan lokasi penelitian di Desa Sale dan Sekitarnya. Bisa dibilang hoki, mereka mendapatkan lokasi basecamp atau pondokan ditengah” lokasi penelitian mereka sehingga mereka bisa sampai di lokasi penelitiannya masing-masing dengan cepat. Perangkat desa juga sangat tanggap dan baik menyambut kelompok 20, dibantu mengurus dan membersihkan tempat basecamp yang akan digunakan oleh Izam dan rekan-rekannya. Kelompok 20 melaksanakan pemetaan geologi dengan santai tetapi tidak lalai. Daerah pemetaan milik Izam memiliki banyak potensi geologi seperti contohnya pasir silika, biasanya pasir ini sering dimanfaatkan untuk bahan baku prosesor atau panel surya. Rutinitas kelompok 20 selalu sama setiap harinya, saat siang mereka fokus mencari data di lapangan, ketika malam tiba kadang mereka berdiskusi satu sama lain, atau malah refreshing keluar mencari makanan. Pernah ketika suatu malam Izam, Yuki dan Abqori melihat ke langit, mereka menjumpai langit yang cerah tidak berawan sama sekali, iseng-iseng mereka mendapatkan gambar diri mereka dengan bintang atau milkyway — objek antariksa yang susah dilihat ketika berada di kota. Singkat cerita, setelah 14 hari melakukan pemetaan, banyak cerita menarik yang didapatkan oleh mereka. Pertama, Izam yang selalu sarapan dengan nasi + telur dadar selama 14 hari nonstop, Yuki bertemu dengan burung cendrawasih katanya, Abqori terjebak sendirian di hutan karena motornya nyangkut di jalan lumpur, Bene menemukan singkapan batubara, dan Laura orang yang paling suka jalan kaki hampir 15 km setiap harinya.
Kisah singkat para Future Geologist yang dijalani oleh mahasiswa semester 5 pasti tidak akan dilupakan oleh mereka. Proses ini menjadi milestone bagi mereka untuk menggapai cita – cita yang diinginkan. Pesan penulis kepada mereka yang belum melaksanakan kuliah lapangan geologi adalah, “Jangan takut, dokumentasikan selalu momen-momen yang terjadi karena ini akan dikenang selamanya — Mapping Santai tetapi Tidak Lalai!”
Humas Departemen | Oktober 2025