Penulis : Akmal Kurniawan
(Sebuah Catatan Kegiatan)
Bulan Juli 2025, kami mahasiswa Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada terjun ke lapangan— kaveling area seluas 4 x 5 km persegi—yang merupakan bagian dari Zona Antiklinorium Rembang dan tersebar dari Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, hingga Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur guna melaksanakan kegiatan Pemetaan Geologi. Saya dan empat teman saya, kami berlima tergabung dalam satu kelompok, mendapatkan kaveling pemetaan yang paling timur, di Kabupaten Tuban, yakni dari Kecamatan Singgahan hingga Soko. Daerah ini yang dicirikan dengan perbukitan terjal-landai di bagian tengah lalu bertransisi menjadi dataran di bagian utara dan selatan. Selama kegiatan pemetaan, kami bertempat di rumah warga yang biasa digunakan untuk kegiatan KKN, terletak di tengah-tengah dari lima kaveling kami.


Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM kembali menyelenggarakan International Conference on Geological Engineering and Geosciences (ICGoES) 2025. Tahun ini merupakan tahun kelima Departemen Teknik Geologi menyelenggarakan konferensi internasional tersebut dan dikoordinatori oleh Dr.Eng. Ir. Lucas Donny Setijadji, S.T., M.Sc., IPU.

Pemetaan Geologi merupakan kegiatan wajib bagi kami, mahasiswa angkatan 2023. Kali ini dengan daerah pengamatan di Kecamatan Todanan dan sekitarnya, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Interpretasi awal dilakukan dari awal semester 4 hingga puncaknya untuk turun langsung ke lapangan pada bulan Juli 2025. Dimulai dari interpretasi melalui citra satelit, penyusunan poster tentatif, hingga survei akomodasi selama kegiatan pemetaan dilakukan sebagai persiapan awal.
Dalam kegiatan Pemetaan Geologi Mandiri 2025 di Zona Rembang ini, saya mendapatkan kavling yang terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Rembang dan Blora, yang mencakup beberapa desa seperti Kalinanas, Logede, Ronggomulyo, Mlatirejo, Krikilan, hingga Ngiyono. Kondisi lapangan di daerah ini memberikan tantangan tersendiri. Hampir seluruh permukaan wilayah berupa ladang dan sawah, sehingga singkapan yang terbuka sangat terbatas dan sering kali tertutup tanah pelapukan atau vegetasi. Karena itu, saya lebih banyak memfokuskan pencarian singkapan di sepanjang alur sungai, di mana proses erosi alami membantu membuka bagian batuan segar yang dapat diamati. Aktivitas sehari-hari di lapangan pada dasarnya sama seperti pemetaan geologi pada umumnya, yaitu mencari singkapan batuan, mencatat kondisi geologi secara detail, melakukan pengukuran orientasi struktur, serta mengambil dokumentasi dan sampel batuan. Biasanya, saya berangkat ke lapangan sekitar pukul sembilan pagi dan kembali ke pondokan pada sore hari. Pondokan yang saya tempati berada di daerah Kalinanas, yang terletak di tengah-tengah kavling kelompok. Di dekat daerah ini, terdapat sebuah bendungan besar yang bernama Bendungan Randugunting. Saya dan kelompok sering mengunjungi bendungan ini di sore hari karena memiliki suasana yang tenang, sehingga menjadi tempat yang tepat untuk beristirahat sejenak, berbincang, atau sekedar menikmati pemandangan setelah seharian di lapangan.

