Pada Kamis, 14 November 2024, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kuliah tamu yang menghadirkan dua narasumber, Lutfian Rusdi Daryono dan Muhammad Akmal Putera dari NITTOC Construction Co., Ltd. Jepang. Acara ini berlangsung di Ruang Sidang 2.1 dengan topik menarik berjudul “Synthetic Carbonate for Construction Material”.
Kuliah dimulai dengan pembahasan potensi bencana alam yang dapat memengaruhi konstruksi, beserta penyebabnya. Lutfian dan Akmal juga memperkenalkan profil NITTOC Construction Co., Ltd., yang memiliki fokus utama di bidang perlindungan lereng, grouting bendungan, perbaikan, dan pemeliharaan konstruksi serta bidang lainnya—erat kaitannya dengan rekayasa geoteknik. Dalam sesi ini, Lutfian menyoroti teknologi perbaikan tanah (soil improvement) serta otomatisasi dan efisiensi dalam dunia konstruksi modern.
Pembahasan berlanjut ke inti materi, yaitu synthetic carbonate yang dibuat menggunakan teknologi Microbial Induced Carbonate Precipitation (MICP). Teknologi bioteknologi ini menjadi solusi inovatif untuk masalah konstruksi, seperti penyumbatan pipa, korosi, dan kayu yang rentan keropos. Selain itu, diperkenalkan pula biosemen sebagai solusi penetrasi ke porositas rendah. Teknologi ini tidak hanya menawarkan solusi praktis, tetapi juga membuka jalan baru dalam mengintegrasikan bioteknologi dengan konstruksi.
Pada bagian akhir, Akmal memaparkan konsep zero emission target dan menjelaskan pentingnya analisis risiko (risk analysis) dalam proyek konstruksi. Ia juga memperkenalkan aplikasi perangkat lunak berbasis image analysis untuk memaksimalkan efisiensi kerja, dengan contoh penggunaan pada material bambu.
Kuliah ini semakin menarik dengan adanya contoh kasus nyata dan studi lapangan yang memperkuat setiap poin yang disampaikan oleh kedua narasumber. Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana peserta didorong untuk menyampaikan pandangan mereka dan mendiskusikan potensi penerapan teknologi ini di berbagai lokasi.
Kuliah tamu ini tidak hanya membuka wawasan baru, tetapi juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara teknologi, sumber daya alam, dan ilmu pengetahuan untuk masa depan konstruksi yang lebih berkelanjutan. (Sumber: Tesalonika Novelita K. P.)
Humas Departemen │ Desember 2024