Kenangan Kelompok 9 Berkunjung ke Museum Trinil Ngawi

Penulis: Caesar Ahmad Syadan

Kuliah Lapangan Geologi merupakan kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa S1 Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada sebagai bagian dari mata kuliah wajib yang bertujuan untuk melatih keterampilan pemetaan geologi. Mata kuliah ini merupakan unsur penting dalam pendidikan geologi, dengan tujuan agar mahasiswa mampu melaksanakan kerja lapangan secara mandiri dan memperoleh pemahaman mendalam mengenai kondisi geologi di wilayah yang diteliti. Kegiatan kuliah lapangan ini meliputi pemetaan di kawasan Bayat.

Di Zona Pegunungan Kendeng, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, tepatnya di Kecamatan Pitu dan Ngancar, mengalir sebuah sungai besar bernama Bengawan Solo. Sungai ini terletak tidak jauh dari Museum Trinil yang dikenal sebagai salah satu situs arkeologi paling terkenal di dunia. Museum ini terkenal dengan penemuan fosil manusia purba, termasuk fosil Homo erectus yang pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada akhir abad ke-19. Di sekitar museum ini, fosil-fosil diambil dari pinggirnya

Lokasi pengambilan fosil Museum Trinil (dokumentasi pribadi)

Setelah mengunjungi Museum Trinil, rombongan saya tertarik menjelajahi area koleksi fosil yang ada di sekitar museum. Kami memulai perjalanan dengan menyusuri sungai yang letaknya dekat museum. Saat berjalan di sekitar lokasi pengumpulan fosil, kami menemukan bahwa di sepanjang sungai ini terdapat litologi breksi dan sedimen, yang kami duga sebagai tempat terperangkapnya fosil-fosil tersebut pada batuan breksi. Di lokasi tersebut, kami juga melihat bekas lokasi penggalian fosil yang kini terisi air. Kami memutuskan untuk mencarinya

Namun, setelah beberapa jam melakukan pencarian, kami kesulitan menemukan fosil tersebut karena masih belum familiar dengan bentuk fosil di lokasi tersebut. Kami akhirnya memutuskan untuk pindah dan menyeberangi sungai. Sesampainya di seberang, kami kembali melanjutkan pencarian. Kami menyadari bahwa fosil di sini cukup sulit ditemukan karena ukurannya yang kecil dan cenderung terlihat seperti pecahan batuan. Namun di antara pecahan breksi tersebut, kami menemukan bentuk yang aneh: pecahan lebih berbentuk kotak dan lonjong dengan bahan yang berbeda dari pecahan lainnya. Kami senang karena akhirnya berhasil menemukan fosil yang kami yakini berasal darinya

.

Interpretasi fosil pada fragmen batuan breksi (dokumentasi pribadi)

Setelah menemukan beberapa fosil, kami kembali dan menikmati makan bersama sambil menikmati pemandangan matahari terbenam. Keindahan Sungai Bengawan Solo mempunyai potensi besar untuk dijadikan objek geowisata yang menarik bagi wisatawan. Kawasan ini dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata dengan menggunakan perahu menuju lokasi ekstraksi fosil di sekitar Museum Ngawi. Perkembangan tersebut dapat meningkatkan popularitas museum serta memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.

Foto dosen pembimbing sebelum keberangkatan (dokumentasi pribadi)

 ~Terimakasih kepada Pak Lucas Donny selaku dosen yang membimbing dan teman-teman kelompok 9 Kadang Kiding yang memberi kenangan indah pada pemetaan mandiri kali ini~

Caesar Ahmad Sya’dan

 

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024