Dumoga, salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi Utara, telah ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Sulawesi Utara tahun 2014 hingga 2034. Dalam upaya pengembangan sektor pertanian tersebut, air tanah menjadi sumber utama dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan irigasi. Namun, untuk memastikan keberlanjutan penggunaan air tersebut diperlukan kajian yang mendalam mengenai potensi dan kualitas air tanah di Dumoga.
Mahasiswa magister dan dosen Teknik Geologi UGM, Kalo dan Prof. Wahyu Wilopo, melakukan penelitian untuk mengetahui potensi dan kualitas air tanah di Dumoga ini. Penelitian tersebut dilakukan dengan melakukan observasi geologi, pemetaan mata air, survei geolistrik, dan pengukuran sifat fisik dan kimia air tanah. Parameter yang digunakan dalam pengukuran sifat fisik dan kimia yaitu suhu, pH, total padatan terlarut (TDS), dan konduktivitas (EC).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Dumoga memiliki potensi sumber daya air tanah yang besar. Selain itu, diketahui pula bahwa akuifer di kawasan tersebut tersusun atas pasir dan pasir lempungan. Arah aliran air tanah mengarah ke Sungai Dumoga dengan kedalaman air tanah berkisar antara 0,2 hingga 10 meter dari permukaan.
Meskipun memiliki potensi air tanah yang tinggi, tidak semua lokasi di Dumoga layak untuk dijadikan irigasi. Beberapa lokasi di barat daya dan timur Dumoga memiliki kualitas air tanah yang kurang memenuhi standar irigasi karena tingginya nilai EC, pH yang tidak seimbang, dan suhu air yang kurang ideal sebagai sumber irigasi.
Dumoga memiliki peluang yang besar untuk mendukung program pemerintah sebagai kawasan pangan berkelanjutan. Namun, penggunaan air tanah yang tidak memenuhi standar harus dihindari untuk mencegah kerusakan tanaman dan penurunan hasil panen.
Artikel lengkap dapat diakses melalui https://www.scopus.com/record/display.url?eid=2-s2.0-85189338471&origin=resultslist
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024