Penulis: Haidar Pramudito
Pemetaan Geologi Mandiri 2025 kembali menjadi ajang pembuktian kemampuan mahasiswa Departemen Teknik Geologi dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di kelas. Salah satu cerita lapangan datang dari kavling kami di kelompok 4, Kavling nomor 77, yang membentang di dua kabupaten di Jawa Tengah, tepatnya Kabupaten Pati dan Kabupaten Grobogan. Selama hampir tiga minggu, tim berjuang di bawah terik matahari, melewati jalan sempit hingga jalur trekking, demi mengungkap rahasia geologi Miosen di wilayah ini.
Lokasi Pemetaan
Kavling 77 mencakup lima desa yang tersebar di dua kabupaten:
– Desa Tompegunung, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati
– Desa Beketel, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati
– Desa Durensawit, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati
– Desa Sedayu, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan
– Desa Lebengjumuk, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan
Bentang alamnya yang bervariasi—mulai dari perbukitan, persawahan, hingga area pemukiman—menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mengamati berbagai kondisi geologi dalam satu wilayah penelitian.
Aktivitas Pemetaan
Dilaksanakan pada 1–20 Juli 2025, pemetaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi persebaran batuan dan struktur geologi di wilayah kavling. Kegiatan lapangan meliputi:
– Eksplorasi dan identifikasi singkapan batuan
– Pengambilan sampel dengan palu geologi
– Pemisahan sampel berdasarkan litologi
– Pengayakan untuk mendapatkan fraksi ukuran tertentu
– Pembuatan sayatan tipis (thin section) untuk analisis petrografi
– Analisis paleontologi untuk mengetahui umur dan lingkungan pengendapan
Medan lapangan tidak selalu ramah. Sebagian jalur masih berupa tanah dan kerikil, ada pula jalan sawah selebar satu motor. Meski begitu, akses menuju titik pengamatan sebagian besar dapat ditempuh dengan baik. Beberapa lokasi harus dijangkau dengan trekking hingga ±2 km. Cuaca cerah mendominasi, hanya beberapa hari saja hujan turun, memungkinkan kegiatan berlangsung lancar.
Fitur Geologi Lokal
Formasi Bulu – Jejak Karbonat Miosen
Formasi ini didominasi batugamping floatstone, packstone, dan grainstone (klasifikasi Embry & Klovan, 1975). Di beberapa titik, ditemukan batugamping kristalin dengan kenampakan kristal yang jelas—menandakan adanya proses rekristalisasi.
Formasi Ngrayong – Sedimen Halus dengan Sentuhan Karbonat
Litologi utamanya adalah batulanau (klasifikasi Wentworth, 1922) dan batulanau karbonatan. Kandungan karbonat tersebut dibuktikan melalui fizz test dengan HCl encer, yang menghasilkan gelembung gas.
Struktur Geologi
Struktur utama di kavling ini adalah Sesar Geser Dekstral Sedayu berorientasi SE–NW, terletak di barat daya wilayah. Struktur minor meliputi kekar yang banyak dijumpai pada singkapan di sungai selatan, serta bidang perlapisan (strike–dip) dengan orientasi bervariasi.
Fenomena Geologi Unik
Satu-satunya fenomena mencolok adalah air terjun lokal yang belum dikenal luas di luar warga setempat. Meski skala dan debitnya kecil, lokasinya yang alami memberi potensi pengembangan wisata.
Potensi dan Manfaat bagi Masyarakat
Air terjun lokal menjadi daya tarik yang berpotensi dikembangkan, meskipun kondisi akses jalannya saat ini masih memerlukan perbaikan signifikan. Dengan infrastruktur yang memadai, kawasan ini dapat menjadi tujuan wisata alam dan geologi yang menarik, sekaligus mendorong pertumbuhan UMKM setempat. Dari perspektif geologi regional, keberadaan batugamping Formasi Bulu di wilayah ini memberikan data penting mengenai persebaran karbonat di Cekungan Jawa Utara. Informasi ini bermanfaat untuk kajian sejarah geologi sekaligus potensi sumber daya.
Penutup
Kegiatan Pemetaan Geologi Mandiri 2025 di Kavling 77 bukan hanya tentang mengukur jurus dan kemiringan, atau mengidentifikasi jenis batuan di bawah terik matahari. Ini adalah perjalanan memahami bagaimana bentang alam, batuan, dan masyarakat saling terhubung. Temuan dari lapangan memberi gambaran jelas tentang kondisi geologi Miosen di wilayah ini, sekaligus membuka peluang untuk pengembangan potensi lokal yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
Humas Departemen | Oktober 2025