Pos oleh :

Admin-DTGL

Seminar Kolokium Mahasiswa – Alfin Azka Syauqi

1. Sari :

Sector collapse merupakan longsoran pada tubuh gunung api yang menghasilkan morfologi torehan kaldera berbentuk tapal kuda dan perbukitan hummocky yang tersusun atas endapan debris avalanche. Studi mengenai morfometri, distribusi endapan, dan penjajaran perbukitan hummock diperlukan untuk mengetahui sumber endapan dan proses deposisi penyebaran endapan debris avalanche. Gunung Galunggung merupakan salah satu gunung api yang ada di Jawa yang memiliki torehan kaldera sebesar 7 km yang membuka ke arah tenggara (N135oE) dan perbukitan hummock yang menutupi area ±32 km2
. Pada pengamatan lapangan perbukitan hummock, endapan tersusun atas fasies blok lava dan fasies campuran. Fasies blok tersebar pada area yang dekat dengan sumber sedangkan fasies campuran tersebar secara merata. Pada pengamatan petrografi, blok lava dan fragment fasies campuran tersusun atas batuan andesit dan basal. Morfometri perbukitan hummock memiliki luas antara 500 – 380.000 m2 , rasio elongasi antara 1.3 – 3.9. Perbukitan hummock tersebar dari 0,5 – 20 km dari puncak Gunung Galunggung. Orientasi perbukitan hummock menyimpang dari arah aliran utama membentuk berbagai sudut. Orientasi perbukitan hummock dibagi menjadi parallel (0 – 45o) dan tegak lurus (45 – 90o). ukuran maksimal perbukitan hummock menurun seiring bertambahnya jarak dari sumber. Kesejajaran perbukitan hummock juga berubah dari tegak lurus ke parallel. Pola penyebaran endapan debris avalanche ini merupakan tipe aliran menyebar bebas. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Hanna Prajna Paramita

1. Sari :

Kompleks Gunung Api “HP” merupakan bagian dari rangkaian gunung api Kuarter di Pulau Jawa. Berdasarkan pemetaan di permukaan dan data analisis dari peneliti terdahulu, pembentukan kompleks gunung api ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu prakaldera, pembentukan kaldera, dan pasca-kaldera dengan produk vulkanisme yang tersusun dari lava, batuan piroklastik, dan vulkaniklastik dengan komposisi mineral berupa plagioklas, piroksen, hornblend, mineral opak, mineral oksida, gelas vulkanik, dan litik. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik batuan dan estimasi batas endapan pra, pembentuk, dan pasca-kaldera Kompleks Gunung Api “HP” berdasarkan data sumur pemboran “X”. Penelitian didahului dengan identifikasi karakteristik petrologi sampel cutting menggunakan metode analisis binokuler, petrografi, dan pendekatan stratigrafi untuk kemudian dijadikan sebagai dasar dalam penentuan batas dari tiap-tiap fase aktivitas vulkanisme di kompleks gunung api tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa endapan pra-kaldera tersusun
dari breksi tuf, tuf, dan lava andesit, sedangkan endapan pembentuk kaldera tersusun dari breksi tuf pada bagian bawah dan aliran tuf (ignimbrit) dengan pumis terakumualsi di lapisan teratas. Sementara itu, endapan pasca-kaldera tersusun dari lava andesit, tuf, dan breksi tuf dengan keterdapatan skoria pada lapisan terdangkal. Secara keseluruhan, komposisi mineralogi batuan sumur pemboran “X” tersusun dari plagioklas, orthopiroksen, klinopiroksen, hornblend, gelas vulkanik, litik batuan, mineral opak, dan mineral oksida. Tekstur yang dijumpai pada endapan pra-kaldera yaitu porfiritik, vitrovirik, trakitik, vesikuler, intersertal, sieve, dan zoning. Tekstur yang dijumpai pada ignimbrit pembentuk kaldera adalah trakitik dan vesikuler pada litik batuan, sieve pada kristal plagioklas, sferulit pada gelas vulkanik, dan jejak perlit pada pumis. Sementara itu, tekstur pada endapan pasca-kaldera terdiri dari porfiritik, vitrovirik, trakitik, vesikuler, glomeroporfiritik, dan sieve serta zoning pada plagioklas. Korelasi dengan kolom stratigrafi menunjukkan bahwa batas endapan pra dan pembentuk kaldera adalah sekitar 1517 mMD atau 64 mdpl, sedangkan batas endapan pembentuk dan pasca-kaldera adalah
sekitar 987 mMD atau 604 mdpl. Batas ini lebih dalam dari perkiraan kedalaman endapan berdasarkan data sayatan geologi regional. Namun, hal tersebut masih wajar karena pembuatan sayatan regional belum dikorelasi dengan struktur bawah permukaan yang mungkin terbentuk selama periode subsiden kaldera. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Cecilia Jatu Praba Datu

1.  Sari :

Sub-Cekungan Madura adalah bagian dari Cekungan Jawa Timur yang merupakan cekungan belakang busur, dinamai letak geografisnya yang berada di Selat Madura (Bransden & Matthews, 1992). Eksplorasi di daerah Selat Madura telah berjalan cukup lama dari tahun 1967 yang dilakukan oleh Citic Service sampai dengan sekarang dan merupakan salah satu bagian kontrak kerja lapangan gas bumi Region IV sampai dengan tahun 2032. Kondisi geologi dari cekungan ini sendiri secara regional cukup menarik untuk dibahas, ditambah dengan potensi sebagai salah satu cekungan penghasil hidrokarbon di Indonesia. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Fiqra Auvan

1.  Sari :

Pembangunan terowongan 1 Jalan Tol Ruas Sigli ± Banda Aceh merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera yang akan menghubungkan Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan Kabupaten Pidie. Lokasi pembangunan terowongan 1 secara administrasi berada di Gampong Pulo Hagu, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik geologi teknik meliputi batuan dan tanah, geomorfologi, struktur geologi dan kondisi air tanah serta untuk mengetahui kondisi kestabilan lereng portal inlet dan outlet terowongan. Pengambilan data lapangan permukaan dilakukan dengan melakukan pemetaan geologi teknik menggunakan peta dengan skala 1:12.500. Pengujian laboratorium yang dilakukan berupa pengujian sifat fisik, sifat indeks dan sifat mekanika batuan dan tanah. Hasil dari pengujian laboratorium lalu digunakan untuk menganalisis kondisi tingkat pelapukan batuan, penilaian kualitas massa batuan permukaan berdasarkan GSI, dan kondisi tingkat kestabilan lereng portal inlet dan outlet terowongan
dengan metode kesetimbangan batas.
Litologi daerah penelitian tersusun oleh batupasir karbonatan, batulanau karbonatan dan batupasir dengan tingkat pelapukan lapuk tinggi dan lapuk sedang. Kualitas massa batuan ditentukan berdasarkan klasifikasi Geological Strength Index (GSI) dan kemudian didapatkan tiga kelas kualitas massa batuan yaitu kualitas sangat buruk (nilai GSI <= 20), kualitas buruk (nilai GSI 25-40) dan
kualitas sedang (nilai GSI 45-50). Kondisi kestabilan lereng ditentukan menggunakan analisis kesetimbangan batas dengan metode Bishop’s Simplified dengan kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb dan Generalized Hoek-Brown. Pemodelan dilakukan pada lereng portal inlet dan outlet terowongan. Hasil analisis berupa nilai faktor keamanan (FK) pada masing-masing sayatan, pada lereng portal inlet terowongan sebesar 4,728 secara keseluruhan dan pada salah satu segmen sebesar 2,574 serta pada lereng portal outlet terowongan sebesar 3,191 secara keseluruhan dan pada salah satu segmen sebesar 1,692. Berdasarkan hasil dari analisis kestabilan lereng tersebut dapat diketahui bahwa tingkat
kestabilan lereng portal inlet dan outlet terowongan berada pada kondisi aman dan stabil, baik secara keseluruhan maupun persegmen. read more

Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada bersama dengan AUN/SEED-Net menyelenggarakan The 13th Regional Conference on Geological and Georesource Engineering 2021

Regional Conference on Geological and Geo-Resource Engineering (RC-GeoE) merupakan sarana bagi para peneliti, akademisi, praktisi, dan komunitas terkait untuk saling berdiskusi dan bertukar gagasan terbaru mereka tentang bidang teknik geologi, teknik geo-sumber daya dan geosains melalui penelitian dan konferensi. Acara puncak berupa konferensi diselenggarakan pada tanggal 20 – 21 Desember 2021 melalui media daring.

Acara tersebut diawali dengan pengumpulan paper pada bulan November lalu dengan topik penelitian berupa rekayasa geologi dan geo-sumber daya dan bidang penelitian terkait termasuk geologi dan geosiensi terapan, geofisika, geokimia, geologi teknik, teknik geo-lingkungan. Terdapat 47 paper yang berpartisipasi pada Regional Conference tersebut. read more

Tim Expearth Raih Juara 2 Case Study Competition, Asia Geoscience Conference and Exhibition

Tim Expearth yang terdiri dari Aurellia Anindita Rizky (Teknik Geologi  2020), Radista Saga (Teknik Geologi 2020), dan Saeful Ghofar Z. P (Geofisika 2019), meraih Juara 2 pada kompetisi Asia Geoscience Conference and Exhibition bidang Case Study Competition yang diselenggarakan oleh AAPG & EAGE Universiti Teknologi Petronas, Malaysia pada 14 November 2021 – 16 Desember 2021.

Kompetisi bertaraf internasional ini merupakan lomba studi kasus untuk memecahkan permasalahan akibat terjadinya perubahan iklim melalui studi geologi dan geo-engineering. Pada kompetisi tersebut, Tim Expearth membawa ide yang mereka beri judul Advanced Approach for Climate Mitigation through Tackling Permafrost Thawing Catastrophic: New Opportunities for Geoscience Role in Climate Issues. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Muhammad Fahran Fauzan Tandipanga

1.  Sari :

Lapangan panas bumi sektor Lahendong terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Lapangan panas bumi ini merupakan bagian dari wilayah kerja panas bumi (WKP) Lahendong yang terdiri dari sektor Lahendong dan Tompaso. Kapasitas total terpasang WKP Lahendong saat ini adalah 120 MW dengan total 46 sumur panas bumi yang diperkirakan dapat dikembangkan lebih lanjut. Pada tahap pengembangan, penyusunan model geologi bawah permukaan secara tiga dimensional perlu dilakukan untuk memberikan pemahaman geologi yang lebih baik, salah satunya adalah persebaran struktur geologi, stratigrafi, dan struktur panas. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan Sembilan sumur panas bumi, yaitu LHD1, LHD3, LHD4, LHD5, LHD6, LHD7, LHD8, LHD10, dan LHD13 yang dianggap mewakili kondisi geologi bawah permukaan di sektor Lahendong. Pemodelan tiga dimensional dilakukan dengan pendekatan eksplisit dan implisit menggunakan perangkat lunak Leapfrog Geothermal™. read more

Seminar Kolokium Mahasiswa – Alse Nabilah

1.  Sari :

Logam tanah jarang (LTJ), galium (Ga), dan vanadium (V) dikelompokkan sebagai Critical Raw Materials seiring dengan aplikasinya sebagai logam penting dalam teknologi tinggi. Oleh karena itu, diperlukan eksplorasi bauksit yang mengandung unsur-unsur tersebut karena kebutuhan bahan teknologi yang semakin meningkat. Di Indonesia banyak ditemukan endapan bauksit laterit dengan beberapa unit pengolahan bauksit domestik, seperti di Tayan yang terus menerus menghasilkan red mud yang menimbulkan masalah baru pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi LTJ, Ga, dan V melalui mineralogi dan geokimia pada 2 profil bauksit laterit dengan batuan dasar granodiorit dan kuarsa-diorit yang diambil dari IUP Tayan PT. Aneka Tambang, washed bauxite, residu bauksit, dan red mud sebagai limbah sisa proses Bayer oleh PT. Indonesia Chemical Alumina. Kajian ini dilakukan melalui petrografi, mineralogi (XRD), dan geokimia (XRF dan ICP-MS). Bauksit laterit Tayan terdiri dari 3 zona utama: (1) latosol, di mana sebagian besar unsur tercuci dan membentuk zona yang didominasi kuarsa, (2) bauksit, di mana Al terakumulasi dalam mineral gibsit melalui pengayaan residual, (3) kong, yang didominasi mineral lempung. Dijumpai bahwa LTJ dan Sc terakumulasi dengan konsentrasi tertinggi di zona kong sedangkan Ga dan V sebagian besar terakumulasi di zona bauksit. Pada profil bauksit laterit, LTJ dan Sc yang diadsorpsi oleh mineral lempung melalui lateritisasi, ditemukan berasosiasi dengan SiO2 dan TiO2. LTJ dan Sc juga dijumpai berasosiasi dengan Fe2O3 pada sampel bauksit yang berasal dari batuan induk granodiorit. Kemunculan Ga dan V lebih banyak menjadi substitusi unsur lain yang memiliki geokimia serupa: Ga cenderung berasosiasi dengan Al2O3, sedangkan V dijumpai berasosiasi dengan Fe2O3. Pada bauksit yang berasal dari granodiorit juga dijumpai adanya asosiasi V dengan TiO2. Sedangkan pada bauksit yang berasal dari diorit kuarsa dijumpai adanya asosiasi Ga dengan Fe2O3 serta asosiasi V dengan Al2O3. Proses pencucian crude bauxite menghasilkan konsentrasi REE dan Ga yang lebih tinggi pada washed bauxite,
sedangkan Sc dan V lebih tinggi pada residunya. Reaksi kimia intensif menggunakan NaOH dan pengolahan suhu tinggi dalam ekstraksi alumina pada proses Bayer menghasilkan red mud yang didominasi mineral dengan kandungan besi. Pada sampel red mud ditemukan bahwa LTJ, Sc, Ga, dan V yang secara keseluruhan mengalami pengayaan masing-masing sebesar 1,545 – 5,735, 12,254, 2,913, dan 9,466. Hal ini dapat dijadikan sebagai studi awal untuk unsur-unsur minor, seperti LTJ, Ga, dan V, yang berpotensi sebagai produk sampingan yang ekonomis dari penambangan dan ekstraksi bauksit. Oleh karena itu, studi perilaku unsur perlu dilakukan sebelum dilakukannya eksplorasi dan ekstraksi lanjutan pada bauksit dan red mud untuk memenuhi permintaan global akan material teknologi tinggi. read more