1. Sari :
Pengukuran bidang diskontinuitas merupakan salah satu data penting untuk menentukan kinematika keruntuhan lereng. Pengukuran diskontinuitas dapat dilakukan dengan pengukuran kompas geologi, tetapi hanya terbatas pada daerah yang dapat dijangkau dan tidak membahayakan. Lokasi tebing penelitian terletak di barat dari Waduk Sermo, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo, D.I.Yogyakarta. Metode yang dapat membantu pengukuran bidang diskontinuitas yaitu teknik fotogramteri dan Structue from Motion. Metode ini menggunakan data mentah berupa foto singkapan yang diolah menjadi point cloud dalam perangkat lunak Agisoft Metashape untuk diolah menjadi model 3 dimensi. Model ini kemudian digunakan untuk melakukan pengukuran kedudukan bidang diskontinuitas secara digital dengan plug–in Compass dan FACETS dalam perangkat lunak CloudCompare.
Pengukuran dengan plug–in Compass dilakukan dengan tracing visual bidang diskontinuitas secara manual dan menghasilkan 511 pengukuran dengan konsentrasi kedudukan kelompok bidang diskontinuitas yaitu N220oE/31o dan N190oE/28o. Sedangkan FACETS melakukan pengukuran secara otomatis dengan algoritma Kd–Nearest 435 pengukuran dan memiliki kedudukan kelompok diskontinuitas pada N220oE/30o dan N188oE/27o. Data pengukuran bidang diskontinuitas divalidasi dengan pengukuran lapangan pada beberapa titik yang mudah dijangkau. Hasil pengukuran diskontinuitas dilakukan untuk menentukan model keruntuhan lereng pada lokasi penelitian dan potensi model terjadinya keruntuhan lereng yaitu tipe wedge sliding atau keruntuhan membaji dengan presentase 22,03% berdasarkan plug–in Compass dan 23,36% berdasarkan plug–in FACETS.